46
2.4 Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang dibuat oleh peneliti. Berdasarkan kerangka berpikir, peneliti merumuskan
hipotesis tindakan yaitu metode Cooperative Script diduga dapat meningkatkan hasil belajar membaca intensif pada siswa kelas III SDN Lebakgowah 03
Kabupaten Tegal.
47
BAB 3 METODE PENELITIAN
Pada bagian ini, peneliti akan mengemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini. Metode penelitian ini terdiri dari beberapa sub
bagian yang meliputi rancangan penelitian, subjek penelitian, faktor yang diteliti tempat dan waktu penelitian, prosedur penelitian tindakan kelas PTK
kolaboratif, siklus penelitian, data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan indikator keberhasilan. Uraian selengkapnya
sebagai berikut.
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitan ini merupakan suatu Penelitian Tindakan Kelas PTK atau Classroom Action Research CAR. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan pada suatu kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada subyek penelitian di kelas tersebut. Bentuk penelitian yang
dilaksanakan oleh peneliti adalah PTK kolaboratif. Trianto 2011:39 mengemukakan bahwa PTK kolaboratif melibatkan beberapa pihak, yaitu guru,
kepala sekolah, dosen LPTK, dan orang lain yang terlibat dalam satu tim untuk melakukan penelitian. Sependapat dengan Trianto 2011, Saminanto 2010: 7
menyatakan bahwa PTK kolaboratif boleh dilakukan antara peneliti dengan guru. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam suatu rangkaian siklus yang terdiri
dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
48
Arikunto 2012: 16 menyatakan bahwa rangkaian siklus penelitian tindakan kelas dapat dibaca pada bagan di bawah ini:
Bagan 3.1 Rangakain Siklus PTK
Penelitian tindakan kelas PTK kolaboratif ini dilakukan dalam dua siklus. Pelaksanaan penelitian ini, dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat
tahap. Tahap pertama yaitu mengidentifikasi dan menganalisis masalah untuk menyusun rencana tindakan. Tahap selanjutnya peneliti melaksanakan rencana
tindakan yang telah disusun dan dilanjutkan dengan observasi pada waktu pelaksanaan tindakan berlangsung. Tahap terakhir pada siklus I yaitu refleksi.
Menurut Arikunto 2012: 133 refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis reflective mengenai perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru.
Pada siklus II, langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah menemukan Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS I Pengamatan
Perencanaan Refleksi
Pelaksanaan SIKLUS II
Pengamatan ?
49
kekurangan atau hambatan pada siklus I dan menentukan tindakan untuk mengatasi kekurangan atau hambatan tersebut.
Siklus II merupakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I. kegiatan yang dilakukan pada siklus II sama seperti kegiatan yang dilakukan pada
siklus I. Perbedaannya yaitu sudah dilakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan hambatan dan kegagalan yang dijumpai di siklus I. Perbaikan ditujukan untuk
memperbaiki hambatan dan kegagalan yang ditemukan pada siklus I, agar hasil penelitian pada siklus II mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.
3.2 Subjek Penelitian