29
hendaknya memperhatikan karakteristik anak usia sekolah dasar, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.
Karakteristik siswa SD yang telah disebutkan menuntut guru untuk melaksanakan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan
siswa berpindah atau bergerak, memungkinkan anak bekerja dalam kelompok, dan memungkinkan anak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.
Penggunaan metode Cooperative Script dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa SD yang telah uraikan di atas. Hal ini karena metode
Cooperative Script memungkinkan siswa siswa bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, dan melibatkan siswa secara langsung dalam proses
pembelajaran. Metode Cooperative Script menyediakan kesempatan kepada siswa bekerjasama dengan siswa lain untuk memecahkan suatu masalah dalam
pembelajaran. Metode Cooperative Script juga memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga dapat mengembangkan keterampilan berdiskusi.
2.2.8 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Pendidikan sekolah dasar merupakan momentum awal bagi seorang anak untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan yang dimiliki. Salah satu
keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki adalah keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa merupakan modal penting bagi seseorang untuk
berinteraksi dan berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Santosa 2011: 1.2 mengemukakan bahwa bahasa dalam bahasa inggrisnya
disebut language yang berasal dari bahasa latin yang artinya “lidah”. Secara
universal pengertian bahasa adalah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya
30
ujaran. Bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yakni sistematis, mana suka, ujar, manusiawi, dan komunikatif. Bahasa
merupakan sarana untuk mengemukakan segala sesuatu yang ada di dalam diri seseorang. Bahasa merupakan salah satu alat pergaulan dan komunikasi. Menurut
Santosa, 2011: 5.19, bahasa terdiri atas simbol-simbol seperti huruf-huruf yang disusun menjadi kata-kata yang mengandung arti tertentu. Kata-kata kemudian
disusun menjadi kalimat-kalimat mempunyai pengertian dan makna yang jelas, lengkap, utuh, dan sempurna. Pembelajaran berbahasa di SD dimulai dari kalimat-
kalimat minim, kalimat inti, kalimat sederhana, kalimat tunggal di kelas rendah, kemudian meningkat mempelajari kalimat luas, kalimat majemuk, kalimat
transformasi sampai anak merangkai kalimat menjadi wacana sederhana Susanto 2013: 242, mengemukakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia
terutama di sekolah dasar tidak terpisahkan dari empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Susanto 2013: 245,
mengemukakan bahwa tujuan pelajaran bahasa Indonesia di SD antara lain bertujuan agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kepribadian,
memperluas wawasan
kehidupan, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Santosa 2008: 5.18, menyatakan bahwa pembelajaran bahasa adalah
proses memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa dalam arti luas adalah
kemampuan mengorganisasikan pemikiran, keinginan, ide, pendapat, atau gagasan dalam bahasa lisan maupun tulis.
31
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar bertujuan agar siswa mampu
menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan serta meningkatkan kemampuan berbahasa baik lisan
maupun tulisan. Kemampuan berbahasa lisan meliputi kemampuan berbicara dan menyimak, sedangkan kemampuan berbahasa tulis meliputi kemampuan
membaca dan menulis. Kemapuan berbahasa tersebut diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi dan berkomuniaksi dengan
orang lain baik secara lisan maupun secara tertulis.
2.2.9 Membaca intensif