92
4.5 Teknologi Pertanian
Dari keragaan komoditi tanaman pangan yang telah dikembangkan di kawasan Kaliorang terlihat bahwa kawasan ini merupakan kawasan sentra
produksi padi sawah dan ubi kayu. Hal tersebut terlihat dari luas tanam maupun produksi padi sawah dan ubi kayu di kawasan ini menyumbang lebih dari 50
luasan dan produksi kabupaten Kutai Timur. Selain dua komoditi tersebut, persentase luas dan produksi terhadap Kabupaten Kutai Timur sangat kecil.
Namun demikian tingkat produktivitas komoditi di wilayah kawasan Sangsaka sama atau sedikit lebih tinggi di banding produktivitas yang dicapai rata-rata di
Kabupaten Kutai Timur. Padi sawah sebagai besar berkembang di Kecamatan Kaliorang, sedang ubi kayu kebanyakan dikembangkan di Kecamatan Sandaran.
Wilayah Kecamatan Kaliorang merupakan daerah sentra produksi tanaman pangan di Kabupaten Kutai Timur. Hal terlihat bahwa produksi padi di
kecamatan ini merupakan hampir 50 dari total produksi di seluruh wilayah Kabupaten Kutai Timur. Keragaan produksi tanaman pangan di Kecamatan
Kaliorang menunjukkan masih kecilnya pengembangan pertanian di wilayah ini. Dari luas lahan pekarangan 885 ha dan lahan usaha I 2.655 ha pada saat
pembukaan unit transmigrasi ditambah desa asli Kaliorang dan Selangkau hanya berkembang lahan sawah 1.292 ha dan lahan kering sekitar 400 ha.
Pengembangan tanaman pangan selain padi di wilayah ini masih sangat rendah. Rendahnya pengembangan komoditi pertanian di wilayah ini karena
belum berkembangnya pasar komoditi serta lahan yang tersedia. Sebagian besar lahan yang ada mengalami kerusakan
top soil karena salah dalam
pembukaan lahan awal. Rata-rata produktivitas tanaman pangan di wilayah ini juga masih rendah,
kecuali padi. Tanaman padi sawah dan padi gogo tanpa pemupukan dan pengendalian hama serta penyakit dapat menghasilkan masing-masing 3,3
tonha dan 2,4 tonha. Lahan sawah irigasi dengan menggunakan teknologi produksi input tinggi biasanya dapat mencapai 6-7 tonha dan produksi padi
gogo berkisar 2 – 3 tonha. Pengembangan komoditi tanaman pangan tersebut dapat dipacu dengan tersedianya pasar hasil pertanian dan biaya transportasi
yang memadai dengan harga hasil komoditi tersebut. Komoditi kakao dan kelapa merupakan komoditi yang cukup menonjol
bila dibandingkan dengan kecamatan lain di kabupaten Kutai Timur. Luas pertanaman kelapa kelapa hibrida mencapai 5.497 ha namun hampir
93 separuhnya rusak karena gagal dalam pengembangannya. Lahan bekas
pengembangan kelapa hibrida tersebut saat ini umumnya terlantar dan berupa padang alang-alang. Tanaman kakao cukup cepat berkembang di wilayah ini.
Penyebaran pertanaman kakao hampir menyebar merata di tiga kecamatan di kawasan Kaliorang. Total luas pengembangan telah mencapai 2.067 ha yang
kebanyakan di tumpang sarikan dengan tanaman pisang sebagai tanaman pelindung. Pengembangan tanaman perkebunan di kawasan Kaliorang sangat
potensial dan akan mendukung secara lestari terhadap pengembangan kawasan agropolitan Sangsaka.
4.6 Aksesibilitas Kawasan