61 mengidentifikasi faktor penentu di masa depan, 2 menentukan tujuan strategis
dan kepentingan pelaku utama, serta 3 mendefinisikan dan mendeskripsikan evolusi kemungkinan masa depan. Selanjutnya secara lebih eksplisit adalah
penjelasan mengenai tahapan dalam pembangunan skenario yang diungkapkan oleh Godet
et al. 1999.
2.7.3 Analytical Hierarchy Process
Analytical Hierarchy Process AHP ditujukan untuk membuat suatu
model permasalahan yang tidak mempunyai struktur, biasanya ditetapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang terukur, masalah yang memerlukan
pendapat judgement
maupun pada situasi yang kompleks atau tidak terkerangka, pada situasi dimana data, informasi statistik sangat minim atau tidak
sama sekali dan hanya bersifat kualitatif yang didasari oleh persepsi, pengalaman atau intuisi. AHP ini juga banyak digunakan pada pengambilan
keputusan untuk banyak kriteria, perencanaan, alokasi sumberdaya, dan penentuan prioritas dari strategi-strategi yang dimiliki pemain dalam situasi
konflik Saaty, 1993. AHP merupakan analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan
dengan pendekatan sistem, dimana pengambil keputusan berusaha memahami suatu kondisi sistem dan membantu melakukan prediksi dalam mengambil
keputusan Saaty, 1993. Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional
dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok-kelompoknya,
kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki. Penggunaan AHP dimasudkan untuk proses penelusuran permasalahan
untuk membantu pengambilan keputusan memilih strategi terbaik dengan cara: 1 mengamati dan meneliti ulang tujuan dan alternatif strategi atau cara
bertindak untuk mencapai tujuan, dalam hal ini kebijakan yang baik, 2 membandingkan secara kuantitatif dari segi biayaekonomis, manfaat dan resiko
dari tiap alternatif, 3 memilih alternatif terbaik untuk diimplementasikan, dan 4 membuat strategi secara optimal, dengan cara menentukan prioritas kegiatan
Saaty, 1993. Kelebihan AHP dibandingkan dengan yang lainnya adalah: 1 struktur
yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada sub-
62 sub kriteria yang paling dalam, 2 memperhitungkan validitas sampai dengan
batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan, dan 3 memperhitungkan daya tahan
output analisis
sensitivitas pengambilan keputusan. Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi-obyek dan multi-kriteria yang berdasar
pada pertimbangan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif.
Model ini memerlukan konsekuensi pendapat dari stakeholder
untuk memberikan dukungan kebijakannya, sebagai salah satu bentuk akuntabilitas
dalam kebijakan publik. Untuk itu akan lebih optimal survei aspirasinya bila dilakukan pada para pakar, tokoh organisasi LSM atau organisasi profesi yang
terkait dalam pengembangan kawasan dan lingkungan hidup seperti Walhi, IAP, WWF dan atau pejabat tertentu yang terkait dengan obyek penelitian
prominent person
. Dalam konteks ini pemberian peran pada masyarakat non-pemerintah terkait untuk memberikan bobot pemilihan prioritas kebijakan dapat
diakomodasikan. Dalam survei
stakeholder tidaklah berarti dapat menampung seluruh
komponen masyarakat. Karena sifatnya pemilihan kebijakan strategis maka hanya masyarakat terpilih yang mewakilinya representatif. Oleh karena itu,
kalau mungkin dikatakan kelemahannya adalah tidak bisa optimal digunakan untuk menjaring pendapat dari seluruh komponen masyarakat, karena akan
terlalu bias terhadap variabelkriteria yang telah diuji diduga sebelumnya.
2.7.4 Focus Group Discussion