75 Untuk menguji tingkat kepercayaan nilai indeks masing-masing dimensi
digunakan analisis Monte Carlo. Analisis Monte Carlo sangat membantu dalam analisis keberlanjutan pembangunan kawasan untuk melihat pengaruh
kesalahan pembuatan skor pada setiap atribut yang disebabkan oleh kesalahan prosedur atau pemahaman terhadap atribut, variasi pemberian skor karena
perbedaan opini atau penilaian oleh peneliti yang berbeda, stabilitas proses analisis MDS, kesalahan memasukan data atau ada data yang hilang, dan nilai
stress yang terlalu tinggi.
Perbedaan nilai indeks keberlanjutan antara hasil analisis metode MDS dengan analisis Monte Carlo mengindikasikan hal-hal sebagai berikut: 1 variasi
kesalahan dalam pembuatan skor setiap atribut; 2 variasi pemberian skor akibat perbedaan opini; 3 kestabilan proses analisis yang dilakukan secara berulang-
ulang; dan 4 kesalahan pemasukan data dan data yang hilang.
3.4.2 Analisis Kebutuhan Stakeholder
Pengembangan kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi Kaliorang secara berkelanjutan dilakukan dengan pendekatan partisipatif. Pendekatan
partisipatif merupakan strategi dalam paradigma pembangunan yang bertumpu pada masyarakat dan
stakeholder . Strategi ini menyadari pentingnya kapasitas
staekholder untuk meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal, melalui
kesanggupan untuk melakukan kontrol internal atas sumberdaya material dan non-material yang penting melalui peran kendali pelakasanaan kebijakan.
Wawancara mendalam dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan
stakeholder berkaitan dengan pengembangan kawasan transmigrasi
Kaliorang. Informasi yang diperoleh berkaitan dengan, keterlibatan, kepentingan, pengetahuan, dan kebutuhan terhadap pembangunan kawasan transmigrasi.
Wawancara dilakukan terhadap masyarakat pada tiga kecamatan terpilih, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha. Dalam melakukan wawancara
digunakan pedoman wawancara berupa perangkat pertanyaan yang diajukan kepada responden.
Hasil analisis kebutuhan stakeholder
berupa faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam pembangunan kawasan transmigrasi berkelanjutan di
lahan kering dan merupakan masukan dalam penentuan faktor kunci keberlanjutan pembangunan kawasan.
76
3.4.3 Analisis prospektif
Penentuan faktor
kunci keberlanjutan
pembangunan kawasan
transmigrasi di lahan kering dilakukan dengan analisis prospektif. Pada tahap ini dilakukan seluruh faktor penting dengan menggunakan kriteria faktor pengungkit
berdasarkan hasil analisis MDS. Data yang digunakan dalam analisis prospektif adalah pendapat pakar dan
stakeholder yang terlibat dengan pembangunan
kawasan transmigrasi lahan kering dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan wawancara serta secara
langsung dan melalui diskusi. Analisis prospektif dilaksanakan dengan metode kuesioner dan FGD
melalui tahapan: menjelaskan tujuan studi, identifikasi faktor-faktor, dan analisis pengaruh
dan ketergantungan
antar faktor.
Analisis pengaruh
dan ketergantungan seluruh faktor melihat pengaruh timbal balik dengan
menggunakan matriks dan menggambarkan pengaruh dan ketergantungan dari masing-masing faktor pada empat kuadran utama. Tingkat pengaruh dan
ketergantungan antar faktor di dalam sistem disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11 Tingkat pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam sistem Godet
et al., 1999
Faktor kunci merupakan faktor-faktor yang memiliki tingkat pengaruh lebih tinggi daripada tingkat ketergantungannya terhadap faktor lain sehingga faktor
tersebut menjadi penentu dalam kebijakan pembangunan kawasan. Faktor penghubung merupakan faktor-faktor yang memiliki tingkat pengaruh dan
ketergantungan yang tinggi terhadap faktor lain. Faktor terikat merupakan faktor
Kuadran I Faktor penentu
INPUT Kuadran II
Faktor penghubung STAKES
P e
n g
a ru
h
Kuadran IV Faktor bebas
UNUSED Kuadran III
Faktor terikat OUTPUT
Ketergantungan
77 yang memiliki tingkat pengaruh lebih rendah daripada tingkat ketergantungan
terhadap faktor lainnya. Faktor bebas merupakan faktor-faktor yang memiliki tingkat pengaruh dan ketergantungan yang rendah terhadap faktor lainnya.
Pengaruh langsung antar faktor dalam sistem yang dilakukan pada tahap pertama
analisis prospektif
menggunakan matriks.
Pengaruh dan
ketergantungan dari masing-masing faktor diisi dengan teknik sebagai berikut: 1. Apakah faktor tidak mempunyai pengaruh terhadap faktor lain? Jika
jawabannya ya, maka diberi skor 0. 2. Jika jawabannya tidak, maka dilanjutkan ke pertanyaan berikut: Apakah
pengaruhnya sangat kuat? Jika jawabannya ya diberi skor 3. 3. Jika jawabannya tidak, maka dilanjutkan dengan pertanyaan apakah
pengaruhnya kecil? jika jawabannya ya diberi skor 1, jika jawabannya tidak, diberi skor 2.
Jumlah responden adalah 11 orang yang terdiri atas: wakil pemerintah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten, Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten, Dinas Pendidikan Kabupaten, Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan Kabupaten, Dinas Kehutanan Kabupaten,
Bappeda Kabupaten Kutai Timur, wakil pengusaha pengusaha pertanian, investor, industri kecil, lembaga keuangan mikro, dan koperasi, wakil
masyarakat Komisi B DPRD Kabupaten, kepala desa, transmigran, masyarakat lokal, dan kelompok tani.
3.4.4 Analytical Hierarchy Process