Model-model Analisis untuk Pemodelan Kebijakan .1 Multi dimensional scaling

57 1 harus tahu cara mengumpulkan, mengorganisasikan dan mengkomunikasikan informasi dalam situasi yang memiliki keterbatasan waktu dan akses; 2 membutuhkan perspektif untuk melihat masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam konteksnya; 3 membutuhkan kemampuan teknik agar dapat memprediksi kebijakan yang diperlukan di masa yang akan datang dan mengevaluasi alternatif kebijakan dengan lebih baik; 4 mengerti institusi dan implementasi dari masalah yang diamati untuk dapat meramalkan akibat dari kebijakan yang dipilih, sehingga dapat menyusun fakta dan argumentasi secara lebih efektif; dan 5 harus mempunyai etika Suharto, 2005. Muhammadi et al . 2001 menyatakan bahwa analisis kebijakan adalah pekerjaan intelektual memilah dan mengelompokkan upaya yang strategis dalam mempengaruhi sistem mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam sistem dinamis untuk menyederhanakan sistem dalam analisis kebijakan digunakan simulasi model. Ada dua tahap simulasi model untuk analisis kebijakan yaitu: 1 pengembangan kebijakan alternatif, yaitu suatu proses berpikir kreatif untuk menciptakan ide-ide baru tentang tindakan yang diperlukan dalam rangka mempengaruhi sistem untuk mencapai tujuan, baik dengan cara merubah model maupun tanpa merubah model; dan 2 analisis kebijakan alternatif, suatu upaya untuk menentukan alternatif kebijakan yang terbaik dengan mempertimbangkan perubahan sistem serta perubahan lingkungan ke depan. 2.7 Model-model Analisis untuk Pemodelan Kebijakan 2.7.1 Multi dimensional scaling Multi Dimensional Scaling MDS adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui keberlanjutan pembangunan wilayah secara multidisipliner. MDS pada dasarnya merupakan teknik statistik melalui transformasi multidimensi ke dalam dimensi yang lebih rendah. Penggunaan teknik MDS mempunyai berbagai keunggulan diantaranya adalah sederhana, mudah dinilai, cepat serta biaya yang diperlukan relatif murah Pitcher, 1999. Selain itu, teknik ini dapat menjelaskan hubungan dari berbagai aspek keberlanjutan, dan juga mendefenisikan pembangunan kawasan yang fleksibel. Dimensi dalam MDS menyangkut berbagai aspek. Setiap dimensi memiliki atribut atau indikator yang terkait dengan keberlanjutan pembangunan kawasan. Berdasarkan indikator tersebut dilakukan analisis status masing- 58 masing dimensi pengembangan kawasan apakah mendukung atau tidak terhadap keberlanjutan sumberdaya dalam suatu wilayah tertentu untuk jenis kegiatan yang spesifik. Hasil analisis ini sangat penting agar dapat merumuskan kebijakan yang secara spesifik dapat dilakukan untuk aspek tertentu. Dasar dari penentuan status ini menjadi barometer dalam penentuan kebijakan yang harus dilakukan guna terjaminnya keberlanjutan pembangunan kawasan transmigrasi di lahan kering. Dalam analisis MDS setiap data yang diperoleh diberi skor yang menunjukkan status sumberdaya tersebut. Ordinasi MDS dibentuk oleh aspek ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan, teknologi, dan aksesibilitas. Hasil statusnya menggambarkan keberlanjutan di setiap aspek yang disajikan dalam skala 0 sampai 100. Manfaat dari teknik MDS ini adalah dapat menggabungkan berbagai aspek untuk dievaluasi komponen keberlanjutannya dan dampaknya terhadap kegiatan pembangunan wilayah. Prosedur analisis MDS dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: 1. Analisis terhadap data kawasan transmigrasi lahan kering Kaliorang melalui data statistik, studi literatur, dan pengamatan di lapangan. 2. Melakukan skoring dengan mengacu pada literatur. 3. Melakukan analisis MDS dengan software SPSS untuk menentukan ordinasi dan nilai stress melalui ALSCAL Algoritma. Teknik ordinasi penentuan jarak di dalam MDS didasarkan pada jarak Euclidian yang dalam ruang berdimensi n dapat ditulis sebagai berikut: ... 2 2 1 2 2 1 2 2 1 + − + − + − = z z y y x x d Konfigurasi atau ordinasi dari suatu objek atau titik di dalam MDS kemudian diaproksimasi dengan meregresikan jarak Euclidian d ij dari titik i ke titik j dengan titik asal δ ij sebagaimana persamaan berikut: ε βδ α + + = ij ij d Metode ALSCAL mengoptimasi jarak kuadrat squared distance =d ijk terhadap kuadrat titik asal=0 ijk , yang dalam tiga dimensi i, j, k ditulis dalam formula yang disebut S-Stress sebagai berikut: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ =             − = m k j ijk i j ijk ijk i o o d m S 1 4 2 2 2 1 59 Jarak kuadrat merupakan jarak Euclidian yang dibobot, atau ditulis: ∑ = − = r a ja ia ka ijk x x w d 1 2 2 4. Melakukan “rotasi” untuk menentukan posisi kawasan pada ordinasi “ bad ” dan “ good ”. Goodness of fit dalam MDS dicerminkan dari besaran nilai S-stress yang dihitung berdasarkan nilai S. Nilai stress yang rendah menunjukkan good fit , sementara nilai S yang tinggi menunjukkan bad fit . Di dalam MDS, model yang baik ditunjukkan jika nilai stress lebih kecil dari 0.25 S 0.25. Salah satu alternatif pendekatan sederhana yang dapat digunakan untuk evaluasi status keberlanjutan dari kawasan adalah Rapfish Rapid Appraisal for Fisheries . Rapfish adalah suatu teknik multi-diciplinary rapid appraisal terbaru untuk mengevaluasi comparative sustainability berdasarkan sejumlah besar atribut yang mudah untuk diskoring. Rapfish adalah teknik terbaru yang dikembangkan oleh University of British Columbia Canada, yang merupakan analisis untuk mengevaluasi sustainability dari perikanan secara multidisipliner. Rapfish didasarkan pada teknik ordinasi menempatkan sesuatu pada urutan atribut yang terukur dengan menggunakan MDS. MDS sendiri pada dasarnya adalah teknik statistik yang mencoba melakukan transformasi multi dimensi ke dalam dimensi yang lebih rendah. Dimensi dalam Rapfish menyangkut aspek keberlanjutan dari ekologi, ekonomi, teknologi, sosial dan etik. Setiap dimensi memiliki atribut atau indikator yang terkait dengan sustainability sebagaimana yang diisyaratkan dalam FAO Code of Conduct . Secara umum analisis Rapfish dimulai dengan mereview atribut dan mendefinisikan perikanan yang akan dianalisis misalnya vessel-base , area- base , atau berdasarkan periode waktu, kemudian dilanjutkan dengan skoring, yang didasarkan pada ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Rapfish. Setelah itu dilakukan MDS untuk menentukan posisi relatif dari perikanan terhadap ordinasi good dan bad . Selanjutnya analisis Monte Carlo dan Leverage dilakukan untuk menentukan aspek ketidak-pastian dan anomali dari atribut yang dianalisis. Pemilihan MDS dalam analisis Rapfish, dilakukan mengingat metode multivariate analysis yang lain seperti factor analysis dan Multi-Attribute Utility Theory MAUT, terbukti tidak menghasilkan hasil yang stabil Pitcher and Preikshot, 2001. Dalam MDS, objek atau titik yang diamati dipetakan kedalam 60 ruang dua atau tiga dimensi, sehingga objek atau titik tersebut diupayakan ada sedekat mungkin terhadap titik asal. Dengan kata lain, dua titik atau objek yang sama dipetakan dalam satu titik yang saling berdekatan satu sama lain. Sebaliknya objek atau titik yang tidak sama digambarkan dengan titik titik yang berjauhan. Teknik ordinasi penentuan jarak didalam MDS didasarkan pada Euclidian Distance yang dalam ruang yang berdimensi

n. Dengan menggunakan