Analisis Kebijakan TINJAUAN PUSTAKA

55 Kebijakan yang telah dirumuskan tersebut pada dasarnya masih bersifat umum dan belum terintegrasi dengan kebijakan lainnya. Selain itu, belum ada penentuan prioritas pembangunan yang harus dilakukan terlebih dahulu guna mendorong percepatan pembangunan kawasan. Strategi implementasi kebijakan tidak dirumuskan secara jelas dan proses penyusunannya tersebut belum secara partisipatif sehingga mengalami berbagai kendala. Pihak pengusaha dan masyarakat belum dilibatkan secara substansial sehingga partisipasi masyarakat dan pengusaha dalam pembangunan belum optimal. Kebijakan gerdabangagri dan KTM Kaliorang belum memperhatikan aspek ekologi dan aksesibilitas secara proporsional dalam pembangunan kawasan transmigrasi Kaliorang. Hal ini menunjukkan belum diterapkannya prinsip pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan kebijakan pengembangan kawasan lahan kering. Aspek lain yang belum tercermin dari kebijakan saat ini adalah pengembangan teknologi yang dapat mendukung pencapaian tujuan pembangunan. Hal ini merupakan kebutuhan masyarakat dan pengusaha dalam usahatani guna mencapai efisiensi dan efektivitas usaha. Pengembangan teknologi ini akan membutuhkan sumberdaya manusia yang sesuai dan alokasi anggaran serta sistem kemitraan. Keterpaduan seluruh aspek ini diperlukan guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di kawasan transmigrasi. Strategi implementasi dari kebijakan yang dirumuskan belum dideskripsikan secara jelas sesuai dengan prioritas pembangunan dan kebutuhan stakeholder . Strategi ini penting dirumuskan guna menjamin pelaksanaan kebijakan di masa mendatang. Selain itu akan memudahkan evaluasi keberhasilan kebijakan berdasarkan pencapaian kinerja dari strategi yang dirumuskan.

2.6 Analisis Kebijakan

Kebijakan merupakan arah tindakan yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah. Analisis kebijakan pada dasarnya mencakup tiga hal utama, yaitu bagaimana merumuskan kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi kebijakan Dwijowijoto, 2003. Setiap kebijakan dirumuskan untuk tujuan tertentu yaitu mengatur sistem yang sedang berjalan untuk mencapai tujuan visi dan misi bersama yang telah disepakati. Dengan demikian, analisis kebijakan adalah tindakan yang diperlukan untuk 56 dibuatnya sebuah kebijakan, baik kebijakan yang baru sama sekali atau kebijakan yang baru sebagai konsekuensi dari kebijakan yang ada. Analisis kebijakan merupakan suatu keharusan bagi perumus kebijakan, namun tidak terlalu ditekankan pada implementasi kebijakan. Pada implementasi kebijakan biasanya dilakukan evaluasi. Namun demikian, evaluasi kebijakan merupakan bagian dari analisis kebijakan yang lebih berkenaan dengan prosedur dan manfaat dari kebijakan. Meski analisis kebijakan lebih fokus pada perumusan, pada prinsipnya setiap analisis kebijakan pasti mencakup evaluasi kebijakan karena analisis kebijakan menjangkau sejak awal proses kebijakan, yaitu menemukan isu kebijakan, menganalisis faktor pendukung kebijakan, implementasi, evaluasi, dan kondisi lingkungan kebijakan. Metodologi analisis kebijakan merupakan perpaduan elemen-elemen dari berbagai disiplin seperti ilmu politik, sosiologi, psikologi, ekonomi, ilmu terapan lain dan ilmu lingkungan. Analisis kebijakan bersifat deskriptif, valuatif dan dapat pula bersifat normatif Dunn, 2004. Analisis kebijakan pada dasarnya adalah menemukan langkah strategis untuk mempengaruhi sistem. Ada dua pilihan skenario yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi kinerja sistem yaitu: 1 kebijakan fungsional, skenario dengan tindakan yang mempengaruhi fungsi dari unsur sistem tanpa mengubah sistem; dan 2 kebijakan struktural, skenario dengan tindakan yang akan menghasilkan sistem yang berbeda Muhammadi et al. , 2001. Ada tiga jenis analisis kebijakan, yaitu: 1 analisis prospektif, 2 analisis retrospektif, dan 3 analisis terintegrasi Dunn, 2004. Analisis prospektif merupakan analisis kebijakan yang terkait dengan produksi dan transformasi informasi sebelum tindakan kebijakan dilakukan. Analisis retrospektif, sebaliknya yaitu berkaitan dengan produksi dan transformasi informal setelah tindakan kebijakan dilakukan. Analisis terintegrasi adalah analisis kebijakan yang secara utuh mengkaji seluruh daur kebijakan dengan menggabungkan analisis prospektif dan retrospektif. Tujuan dari analisis kebijakan adalah menganalisis dan mencari alternatif kebijakan yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan bagi penentu kebijakan. Analisis kebijakan adalah ilmu yang menghasilkan informasi yang relevan dengan kebijakan publik. Produk analisis kebijakan adalah nasehat sehingga seorang analis kebijakan hanyalah penasehat kebijakan bukan penentu kebijakan . Oleh karena itu, analis kebijakan memerlukan hal-hal sebagai berikut: 57 1 harus tahu cara mengumpulkan, mengorganisasikan dan mengkomunikasikan informasi dalam situasi yang memiliki keterbatasan waktu dan akses; 2 membutuhkan perspektif untuk melihat masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam konteksnya; 3 membutuhkan kemampuan teknik agar dapat memprediksi kebijakan yang diperlukan di masa yang akan datang dan mengevaluasi alternatif kebijakan dengan lebih baik; 4 mengerti institusi dan implementasi dari masalah yang diamati untuk dapat meramalkan akibat dari kebijakan yang dipilih, sehingga dapat menyusun fakta dan argumentasi secara lebih efektif; dan 5 harus mempunyai etika Suharto, 2005. Muhammadi et al . 2001 menyatakan bahwa analisis kebijakan adalah pekerjaan intelektual memilah dan mengelompokkan upaya yang strategis dalam mempengaruhi sistem mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam sistem dinamis untuk menyederhanakan sistem dalam analisis kebijakan digunakan simulasi model. Ada dua tahap simulasi model untuk analisis kebijakan yaitu: 1 pengembangan kebijakan alternatif, yaitu suatu proses berpikir kreatif untuk menciptakan ide-ide baru tentang tindakan yang diperlukan dalam rangka mempengaruhi sistem untuk mencapai tujuan, baik dengan cara merubah model maupun tanpa merubah model; dan 2 analisis kebijakan alternatif, suatu upaya untuk menentukan alternatif kebijakan yang terbaik dengan mempertimbangkan perubahan sistem serta perubahan lingkungan ke depan. 2.7 Model-model Analisis untuk Pemodelan Kebijakan 2.7.1 Multi dimensional scaling