77 yang memiliki tingkat pengaruh lebih rendah daripada tingkat ketergantungan
terhadap faktor lainnya. Faktor bebas merupakan faktor-faktor yang memiliki tingkat pengaruh dan ketergantungan yang rendah terhadap faktor lainnya.
Pengaruh langsung antar faktor dalam sistem yang dilakukan pada tahap pertama
analisis prospektif
menggunakan matriks.
Pengaruh dan
ketergantungan dari masing-masing faktor diisi dengan teknik sebagai berikut: 1. Apakah faktor tidak mempunyai pengaruh terhadap faktor lain? Jika
jawabannya ya, maka diberi skor 0. 2. Jika jawabannya tidak, maka dilanjutkan ke pertanyaan berikut: Apakah
pengaruhnya sangat kuat? Jika jawabannya ya diberi skor 3. 3. Jika jawabannya tidak, maka dilanjutkan dengan pertanyaan apakah
pengaruhnya kecil? jika jawabannya ya diberi skor 1, jika jawabannya tidak, diberi skor 2.
Jumlah responden adalah 11 orang yang terdiri atas: wakil pemerintah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten, Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten, Dinas Pendidikan Kabupaten, Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan Kabupaten, Dinas Kehutanan Kabupaten,
Bappeda Kabupaten Kutai Timur, wakil pengusaha pengusaha pertanian, investor, industri kecil, lembaga keuangan mikro, dan koperasi, wakil
masyarakat Komisi B DPRD Kabupaten, kepala desa, transmigran, masyarakat lokal, dan kelompok tani.
3.4.4 Analytical Hierarchy Process
Penentuan kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi Kaliorang dilakukan dengan analisis multikriteria secara partisipatif. Alat analisis yang
digunakan adalah AHP. Penggunaan AHP dimasudkan untuk penelusuran permasalahan secara bertahap dan membantu pengambilan keputusan dalam
memilih strategi terbaik dengan cara: 1 mengamati secara sistematis dan meneliti ulang tujuan dan alternatif kebijakan, dalam hal ini kebijakan yang baik;
2 membandingkan secara kuantitatif dari segi manfaat dan resiko dari tiap alternatif; 3 memilih alternatif terbaik untuk diimplementasikan; dan 4
membuat pengembangan kebijakan pembangunan transmigrasi berkelanjutan di lahan kering, dengan cara menentukan prioritas kebijakan.
Penetapan prioritas kebijakan dalam AHP dilakukan dengan menangkap secara rasional persepsi masyarakat, kemudian mengkonversi faktor-faktor yang
78 tidak terukur
intangible ke dalam aturan yang biasa, sehingga dapat
dibandingkan. Tahap terpenting dari AHP adalah penilaian perbandingan berpasangan, yang pada dasarnya merupakan perbandingan tingkat
kepentingan antar komponen dalam suatu tingkat hirarki Saaty, 1993. Dalam melakukan perhitungan matriks, akan sangat rumit sehingga
diperlukan paket komputer khusus mengenai AHP. Pengolahan data berbasis komputer menggunakan perangkat lunak
Expert Choice 2000 .
Expert Choice merupakan perangkat lunak sistem pendukung keputusan yang didasarkan atas
metodologi pengambilan keputusan yakni AHP. Langkah-langkah dalam analisis data dengan AHP adalah:
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi masalah 2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan fokus, dilanjutkan dengan
tujuan, kriteria dan alternatif kebijakan pada tingkatan level paling bawah. 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan
pengaruh relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan yang setingkat diatasnya. Perbandingan berdasarkan
judgement dari
stakeholder dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya. Untuk mengkuantifikasi data kualitatif pada materi
wawancara digunakan nilai skala komparasi 1 – 9 berdasarkan skala Saaty seperti tertera pada Tabel 6.
Tabel 6. Skala perbandingan berpasangan
Skala Definisi
1 Kedua elemen sama pentingnya
equally importance terhadap
tujuan 3
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen lainnya moderately importance
5 Elemen satu lebih penting dari pada elemen lainnya
strongly importance
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen lainnya
very strongly importance 9
Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya extremely
importance 2, 4, 6 dan
8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan
intermediate value Kebalikan
Jika untuk aktivitas i
mendapat satu angka jika dibandingkan dengan aktivitas
j , maka
j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan
i
Sumber: Saaty 1993
79 4. Melakukan perbandingan berpasangan. Kegiatan ini dilakukan oleh
stakeholder yang berkompeten berdasarkan hasil identifikasi
stakeholder .
5. Menguji konsistensinya. Indeks konsistensi menyatakan penyimpangan konsistensi dan menyatakan ukuran tentang konsisten tidaknya suatu
penilaian perbandingan berpasangan. Nilai pengukuran konsistensi diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban dari responden karena
akan berpengaruh terhadap keabsahan hasil. Pembahasan strategi implementasi kebijakan dilalukan dengan
melibatkan pakar dan stakeholder
dalam bentuk FGD. FGD dilakukan untuk menemukan alternatif penyelesaian secara partisipatif. Diskusi difokuskan pada
pertanyaan-pertanyaan spesifik memperoleh pemahaman yang mendalam dari sudut pandang dan pengalaman peserta, persepsi, pengetahuan, dan sikap
tentang pembangunan kawasan transmigrasi di lahan kering. FGD dilaksanakan di Sanggata yang diikuti oleh Kepala Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kutai Timur, Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur, Dinas
Kesehatan Kabupaten Kutai Timur, Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur, Dinas Perkebunan Kabupaten Kutai Timur, Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai
Timur, Kabag Fispra Bappeda Kabupaten Kutai Timur, Camat Kaliorang, pengurus koperasi, pengusaha kakao, anggota Komisi B DPRD Kabupaten Kutai
Timur, ketua kelompok tani, dan kepala desa Kaliorang.
IV. KONDISI UMUM KAWASAN KALIORANG