Strategi Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan

133 transmigrasi lahan kering di Kaliorang. Pada FGD disepakati bahwa hasil tersebut sesuai dengan keinginan semua stakeholder . Dengan demikian, implementasi kebijakan ini diharapkan dapat terlaksana dengan baik.

5.4 Strategi Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan

Strategi implementasi kebijakan dibahas melalui focus group discussion FGD yang melibatkan stakeholder terkait. Pada FGD ini dibahas mengenai faktor yang perlu diperhatikan peluang dan tantangan serta langkah strategis yang dilakukan untuk keberhasilan pengembangan komoditi unggulan di Kaliorang. Strategi implementasi kebijakan pengembangan kawasan tetap memperhatikan faktor-faktor pengungkit yang mendukung percepatan pencapaian sasaran kebijakan tersebut, kondisi dan potensi kawasan, faktor peluang dan kendala pelaksanan pembangunan kawasan. Terdapat empat faktor pertimbangan dalam pengembangan kemitraan usaha di kawasan transmigrasi yakni landasan hukum kemitraan, kapasitas sumberdaya manusia khususnya petani dan pengusaha, sistem kemitraan usahatani, dan komoditi pertanian yang menjadi objek kemitraan usaha. Landasan pengembangan kemitraan di bidang pertanian dalam Undang-Undang No.12 tahun 1992 tentang kemitraan badan usaha telah ditetapkan: badan usaha diarahkan untuk kerjasama secara terpadu dengan masyarakat petani dalam melalukan usaha budidaya tanaman, pemerintah dapat menugaskan badan usaha untuk pengembangan kerjasama dengan petani. Mitra usaha bagi petani di Kaliorang saat ini masih sebatas pemerintah. Sebagian besar petani masih berusaha sendiri atau bermitra dengan pemerintah, belum dengan pengusaha. Kawasan Kaliorang memiliki potensi untuk pengembangan agribisnis. Pengembangan agribisnis di kawasan ini merupakan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur yaitu untuk pengembangan perekonomian yang berbasis pada sumberdaya yang dapat diperbaharui dan berkelanjutan. Pengembangan agribisnis dimulai dengan gerakan daerah pengembangan agribisnis Gerdabangagri kemudian dilanjutkan dengan penetapan kawasan Sangsaka sebagai kawasan agropolitan. Karakteristik perekonomian kecamatan Kaliorang berbasis pada kegiatan pertanian. Hal ini terlihat dari hampir 90 keluarga di setiap desa berusaha di bidang pertanian terutama tanaman pangan dan perkebunan. Walaupun secara umum perekonomian kabupaten Kutai Timur berbasis pada pertambangan 134 batubara, namun untuk wilayah kecamatan Kaliorang pertanian merupakan sektor utama pendukung perekonomian masyarakat. Hasil survai lapangan menunjukkan bahwa pola perekonomian masyarakat Kaliorang baru beralih dari subsisten ke komersial. Kendala utama dalam pengembangan perekonomian di wilayah ini adalah jalan dan sarana transportasi. Prasarana yang telah ada berupa pelabuhan Maloy. Kawasan Kaliorang dapat memanfaatkan pelabuhan ini untuk ekspor-impor hasil pertanian baik antar negara ataupun antar pulau. Selain itu kendala kapasitas sumberdaya manusia yang relatif terbatas untuk pengembangan komoditi pertanian. Tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan tentang teknologi budidaya masih belum maju. Langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan untuk mewujudkan kebijakan pengembangan dan penguatan kemitraan usahatani dalam mendukung kegiatan agribisnis komoditi pertanian unggulan adalah: 1. Mengembangkan sistem kemitraan usahatani dan sumber modal yang dapat memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat Kemitraan usahatani telah dilakukan di Kaliorang. Terdapat dua komoditi yang dikembangkan yaitu pisang dan kelapa. Sistem kemitraan yang dilakukan adalah pengusaha menyiapkan bibit, teknologi dan pemasaran sedangkan petani menyiapkan lahan dan tenaga kerja. Namun sistem tersebut mengalami kegagalan. Dua faktor penyebab kegagalan usahatani pisang dan kelapa adalah adanya serangan penyakit terhadap tanaman dan pemasaran yang tidak kontinu. Pengalaman ini menyebabkan masyarakat menjadi lebih berhati-hati terhadap tawaran kerjasama pengembangan komoditi. Kemitraan yang pernah ada telah memberikan kontirbusi yang relatif tinggi terhadap perekonomian masyarakat, pengetahuan tentang teknologi budidaya, dan apsek pemasaran. Dengan demikian, kemitraan perlu dilanjutkan dengan berbagai upaya strategis guna meminimalisir kegagalan. Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam strategi ini adalah ketersediaan sumber modal bagi masyarakat dan pengusaha, khususnya pengusaha lokal. Sumber modal dapat diperoleh dari insentif pemerintah maupun melalui mekanisme kemitraan petani dan pengusaha. 135 Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan strategi sistem kemitraan usahatani dan sumber modal yang dapat memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat adalah: a Melakukan kajian terhadap aspek fisik lahan dan kesesuaian lahan dengan komoditi pertanian unggulan di kawasan Kaliorang. Hasil kajian tersebut dilakukan bersama petani, pengusaha, pemerintah, dan pakar. b Menyusun regulasi berupa kemudahan perijinan, kemitraan, dan penyertaan modal khusus untuk pengembangan komoditi pertanian unggulan di lokasi yang paling sesuai. Regulasi ini menjadi acuan dalam pengembangan kemitraan di kawasan transmigrasi. c Mengembangkan akses terhadap sumber modal dalam bentuk penyediaan lembaga-lembaga keuangan mikro di tingkat desa seperti koperasi dan BPR. Pada tahap awal diperlukan fasilitasi pemerintah daerah untuk membantu lembaga keuangan mikro tersebut dalam bentuk kerjasama kemitraan dengan Bank Pembangunan Daerah. Apabila telah mandiri maka peran pemerintah perlahan-lahan dikurangi. Selain itu, peran pemerintah daerah dalam mencegah lembaga keuangan mikro mengejar keuntungan sepihak. 2. Pembangunan dan pemeliharaan sarana jalan untuk mendukung peningkatan kemitraan usaha dan investasi Salah satu faktor yang dapat mendorong minat pengusaha untuk melakukan kemitraan usahatani adalah jaminan keberlanjutan dan kelancaran usaha. Untuk itu diperlukan investasi pemerintah untuk menjadi stimulus bagi pengusaha berinvestasi di Kaliorang dan melakukan kemitraan dengan petani. Investasi pemerintah yang paling penting adalah pembangunan fasilitas jalan. Hal ini merupakan kebutuhan utama pengusaha dan masyarakat. Investasi lainnya berupa pembangunan sarana dan prasarana kawasan, dukungan penyiapan teknologi, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dan apsek hukum berkaitan dengan kepemilikan lahan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan strategi peningkatan investasi pemerintah dalam menunjang kemitraan usahatani antara masyarakat dan pengusaha adalah: a Mengembangkan sistem keterkaitan antara sarana dan prasarana kawasan yang menunjang pertumbuhan ekonomi dan pergerakan sosial masyarakat. Sistem keterkaitan sarana dan prasarana kawasan yang paling menunjang pengembangan kawasan transmigrasi Kaliorang adalah jaringan transportasi. 136 Moda transportasi yang dikembangkan sebaiknya yang terjangkau oleh masyarakat dalam menunjang aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada dan pertimbangan rencana pembangunan jalan serta daya beli mayarakat kawasan Kaliorang. b Kondisi Kaliorang yang relatif jauh dari pusat kegiatan wilayah, maka dalam pembangunan jalan perlu diprioritaskan pada jalan yang merupakan penghubung aktivitas usahatani masyarakat. Terdapat dua jenis jalan yang memiliki strategis dalam pengembangan kawasan Kaliorang yakni jalan poros penghubung kawasan Kaliorang dengan kawasan pusat pertumbuhan ekonomi lainnya dan jalan penghubung antar desa yang memiliki komoditi unggulan. Secara khusus, terdapat dua jalur yang perlu segera dibangun yaitu jalan penghubung menuju ibukota Kabupaten dan jalan penghubung menuju pelabuhan Maloy. c Pembangunan jalan yang menjadi prioritas dilakukan melalui kerjasama pemerintah daerah dan pengusaha. Hal ini sebagai insentif pemerintah daerah dan pengusaha terhadap pengembangan kawasan. Pemeliharaan jalan diharapkan partisipasi semua stakeholder terkait. 3. Mengembangkan sistem rekruitmen transmigrasi yang dapat menjaring petani yang memiliki keterampilan usahatani lahan kering Kualitas sumberdaya manusia di kawasan Kaliorang perlu diperhatikan. Ketersediaan sumberdaya manusia ini baik secara kualitas maupun secara kuantitas sangat mempengaruhi keberhasilan pengembangan kawasan. Pengembangan kualitas pelaku usahatani di masa mendatang dilakukan dengan menempuh strategi dan pendekatan sistem rekruitmen terpadu. Tujuannya yaitu untuk mendorong perubahan secara bertahap kapasitas petani melalui pertukaran pengetahuan antara petani yang sudah bermukim lama dengan petani baru. Mekanisme ini akan mendorong petani secara terus menerus meningkatkan keterampilan usahtani di lahan kering dan berusaha menemukan inovasi-inovasi baru dalam aspek manajemen, teknologi, kemampuan mengakses modal, yang pada akhirnya menjadikan petani dapat melaksanakan kegiatan usahatani lahan kering secara profesional dan berdaya saing. Upaya yang perlu dilakukan untuk mewujudkan strategi peningkatan sistem rekruitmen transmigrasi yang dapat menjaring petani yang memiliki keterampilan usahatani lahan kering adalah: 137 a Identifikasi kebutuhan tenaga terampil dalam usahatani yang sesuai dengan karakteristik lahan kering, komoditi unggulan, dan usaha penunjangnya. Selanjutnya sosialisasi kebutuhan tenaga terampil dengan memberikan insentif berupa modal usaha yang dibutuhkan. Seleksi dilakukan secara ketat dengan memperhatikan aspek kelayakan usahatani dan kemampuan petani. b Pelaku usahatani perlu pengetahuan yang baik tentang manajemen usahatani, sehingga kegiatan yang dilakukan dapat berkelanjutan. Dengan demikian diperlukan pelatihan budidaya dan manajemen usahatani untuk komoditi pertanian unggulan. Pada prosesnya perlu menyediakan tenaga pendamping untuk penerapan teknologi dan manajemen usahatani.. c Mengembangkan usahatani lahan kering yang dapat menggunakan pupuk organik. Hal ini diarahkan untuk efisiensi penggunaan modal dan kualitas hasil pertanian lahan kering. Penerapan teknologi pupuk organik dapat dilakukan oleh petani tanpa memerlukan waktu dan biaya yang besar.

5.5 Sintesis Model Kebijakan Pengembangan Kawasan Transmigrasi di Lahan Kering