Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama lima belas bulan, dimulai pada Januari 2006 sampai Maret 2007. Penelitian dilakukan di kawasan transmigrasi Kaliorang Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Secara geografis terletak pada 0 0’ 59” LU dan 117 0’ 59” BT. Secara administrasi, wilayah Kecamatan Kaliorang terdiri atas 7 desa, dengan luas wilayah 699,01 km 2. Jarak kecamatan dengan ibu kota Kabupaten Kutai Timur adalah 96 km. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 8. Kawasan transmigrasi Kaliorang dipilih sebagai lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa: 1 kawasan Kaliorang merupakan daerah transmigrasi lahan kering yang memiliki potensi pengembangan kawasan yang relatif tinggi dibanding kawasan transmigrasi lainnya, 2 kawasan Kaliorang ditetapkan sebagai wilayah pengembangan agribisnis pertanian oleh pemerintah Kabupaten Kutai Timur melalui kebijakan gerakan daerah pengembangan agribisnis Gerdabangagri, 3 kawasan Kaliorang merupakan salah satu kawasan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai kawasan pengembangan pertanian terpadu dan pengembangan ekonomi masyarakat melalui program kawasan pengembangan ekonomi terpadu kapet, kawasan agropolitan, dan usulan KTM.

3.2 Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan lima tahapan penelitian yaitu tinjauan terhadap kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi Kaliorang, analisis keberlanjutan dan faktor pengungkit pembangunan kawasan transmigrasi, analisis kebutuhan stakeholder , analisis faktor-faktor kunci pembangunan kawasan transmigrasi, dan perumusan kebijakan dan strategi implementasi pembangunan kawasan transmigrasi lahan kering di Kaliorang secara partisipatif. Tahapan pertama: melakukan tinjauan terhadap kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi Kaliorang. Kebijakan pembangunan yang terkait dengan kawasan Kaliorang adalah gerakan pembangunan daerah pengembangan agribisnis, kebijakan agropolitan, dan kawasan transmigrasi mandiri. 65 Gambar 8. Peta Lokasi Penelitian Sumber: Bappeda Kabupaten Kutai Timur 2005 66 Literatur yang digunakan adalah rencana tata ruang wilayah Kabupaten Kutai Timur yang dibuat oleh Bappeda Kabupaten Kutai Timur tahun 2004, pengembangan kawasan agropolitan Sangkulirang, Sandaran, Kaliorang Sangsaka, business plan gerdabangagri. Selain itu dilakukan pula tinjauan terhadap hasil-hasil penelitian yang relevan di Kaliorang terutama berkaitan dengan pengembangan komoditi pertanian, kemitraan usaha, teknologi pengolahan lahan, dan peningkatan sumberdaya manusia. Hasil tinjauan kebijakan ini berupa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kawasan transmigrasi Kaliorang di masa mendatang guna mencapai pembangunan berkelanjutan Tahapan kedua: menganalisis keberlanjutan pembangunan kawasan transmigrasi lahan kering di Kaliorang. Dimensi yang digunakan untuk mengetahui status keberlanjutan adalah ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, kelembagaan, dan aksesibilitas. Atribut dimensi ditentukan melalui kajian pustaka, review kebijakan yang terkait dengan parameter pembangunan kawasan transmigrasi, dan diskusi dengan stakeholder dengan teknik Focus Group Discussion FGD. FGD dilaksanakan di Sangata dengan melibatkan wakil stakeholder masyarakat, pemerintah, pengusaha, dan pakar. Atribut yang terpilih merupakan kesepakatan semua stakeholder dan pakar. Kondisi masing-masing atribut diperoleh dari data primer dan data sekunder yang mendukung. Data primer berupa pendapat stakeholder tentang kondisi atribut yang bersangkutan. Hasil penentuan kondisi setiap atribut tersebut dimasukkan pada analisis MDS untuk mengetahui status keberlanjutan dan faktor pengungkit yang paling sensitif dalam kaitan dengan pembangunan kawasan transmigrasi. Status keberlanjutan digunakan sebagai masukan dalam perumusan arahan kebijakan. Faktor pengungkit merupakan faktor yang memiliki potensi paling tinggi untuk mempengaruhi status keberlanjutan dimensinya. Banyaknya faktor pengungkit pada setiap dimensi diperoleh dari nilai tengah root mean square RMS masing- masing dimensi. Selain itu dilakukan pula analisis Monte Carlo untuk mengetahui sensitivitas model melalui beberapa iterasi. Tahap ketiga: Dalam kaitan keinginan stakeholder dalam pengembangan kawasan Kaliorang di masa mendatang dilakukan analisis kebutuhan stakeholder . Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap pendapat, persepsi, dan preferensi stakeholder yang terkait dengan pembangunan kawasan Kaliorang. Kebutuhan stakeholder diperoleh dari 67 kuesioner need assesment . Hasil analisis kebutuhan berupa faktor-faktor yang menjadi masukan dalam perumusan kebijakan pembangunan kawasan Kaliorang. Aspek yang dikaji dalam kaitan dengan kebutuhan stakeholder adalah kebutuhan pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan pengusaha dalam pembangunan kawasan transmigrasi Kaliorang. Kebutuhan tersebut mencakup pencapaian tujuan pembangunan masing-masing instansi pemerintah, peningkatan kesejahteraan masyarakat, kebutuhan infrastruktur dalam melakukan kegiatan usaha, kepentingan pembangunan berkelanjutan. Selanjutnya hasil analisis tahap pertama dan kedua digabungkan untuk menentukan faktor kunci keberlanjutan pembangunan kawasan Kaliorang. Faktor kunci merupakan faktor yang memiliki pengaruh yang tinggi dan tingkat ketergantungan yang rendah terhadap faktor lainnya. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis prospektif. Tahap keempat: guna mendapatkan faktor-faktor kunci pembangunan kawasan transmigrasi, maka faktor pemenuhan kebutuhan stakeholder dan faktor-faktor pengungkit dari hasil analisis MDS digabungkan kemudian dilakukan analisis prospektif untuk menentukan faktor kunci keberlanjutan pengembangan kawasan transmigrasi Kaliorang. Proses analisis prospektif dilakukan dengan teknik FGD di lokasi penelitian dan melibatkan pakar. Tahapan kelima: merumuskan arahan kebijakan pengembangan kawasan transmigrasi Kaliorang berdasarkan faktor kunci dari hasil analisis tahap keempat melalui FGD. FGD dilaksanakan di Sangata. Hasilnya berupa rumusan kebijakan pengembangan kawasan yang memperhatikan faktor kunci yang secara signifikan akan memberikan manfaat pada kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan kelestarian lingkungan. Kemudian menentukan prioritas arahan kebijakan pengembangan kawasan transmigrasi Kaliorang berdasarkan keinginan stakeholder dengan teknik AHP. Selanjutnya merumuskan strategi implementasi kebijakan prioritas dalam pengembangan kawasan transmigrasi Kaliorang secara partisipatif melalui FGD. Keseluruhan proses penelitian tersebut merupakan model kebijakan pengembangan kawasan transmigrasi di lahan kering yang berkelanjutan. Secara skematik tahapan model kebijakan pengembangan kawasan transmigrasi di lahan kering yang berkelanjutan disajikan pada Gambar 9. 68 Tinjauan Kebijakan Pembangunan Saat Ini Kajian Kondisi dan Potensi Pengembangan Kawasan Penentuan dimensi pembangunan Penentuan atribut dan skala pengukuran tiap dimensi Skoring tiap atribut berdasarkan kondisi saat ini dan simulasi Identifikasi Faktor Pengungkit Status Keberlanjutan Kebutuhan Arahan Kebijakan pengembangan kawasan transmigrasi Bobot Kebijakan Strategi Implementasi Tahap 1 Tahap 5 Tahap 4 Tahap 3 Tahap 2 Deskriptif Deskriptif Kuesioner FGD Kuesioner MDS Analisis Prospektif AHP FGD FGD MDS Analisis Prospektif Need Assesment FGD Rapfish Faktor Kunci Keberlanjutan Pengembangan Faktor Kunci Kebutuhan Gambar 9. Tahapan model kebijakan pengembangan kawasan transmigrasi di lahan kering secara berkelanjutan

3.3 Pengumpulan data