62 sub kriteria yang paling dalam, 2 memperhitungkan validitas sampai dengan
batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan, dan 3 memperhitungkan daya tahan
output analisis
sensitivitas pengambilan keputusan. Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi-obyek dan multi-kriteria yang berdasar
pada pertimbangan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif.
Model ini memerlukan konsekuensi pendapat dari stakeholder
untuk memberikan dukungan kebijakannya, sebagai salah satu bentuk akuntabilitas
dalam kebijakan publik. Untuk itu akan lebih optimal survei aspirasinya bila dilakukan pada para pakar, tokoh organisasi LSM atau organisasi profesi yang
terkait dalam pengembangan kawasan dan lingkungan hidup seperti Walhi, IAP, WWF dan atau pejabat tertentu yang terkait dengan obyek penelitian
prominent person
. Dalam konteks ini pemberian peran pada masyarakat non-pemerintah terkait untuk memberikan bobot pemilihan prioritas kebijakan dapat
diakomodasikan. Dalam survei
stakeholder tidaklah berarti dapat menampung seluruh
komponen masyarakat. Karena sifatnya pemilihan kebijakan strategis maka hanya masyarakat terpilih yang mewakilinya representatif. Oleh karena itu,
kalau mungkin dikatakan kelemahannya adalah tidak bisa optimal digunakan untuk menjaring pendapat dari seluruh komponen masyarakat, karena akan
terlalu bias terhadap variabelkriteria yang telah diuji diduga sebelumnya.
2.7.4 Focus Group Discussion
Focus Group Discussion FGD merupakan metode khusus untuk
mengorganisasi diskusi atau serangkaian diskusi. Pada FGD, diskusi difokuskan pada pertanyaan-pertanyaan spesifik. Topik FGD dapat berupa issu lingkungan,
pengembangan teknologi, akseptabilitas program atau produk, atau cara mengembangkan pelayanan masyarakat Kreuger, 1988; Stewart Shamdasani,
1992. FGD merupakan bentuk penelitian kualitatif dimana kelompok
masyarakat menyampaikan sikap, konsep, idea, atau solusi dari topik yang didiskusikan. FGD merupakan alat untuk mengumpulkan data kualitatif melalui
forum diskusi. Topik dibahas dalam bentuk kelompok interaktif dimana setiap peserta bebas untuk menyampaikan gagasan. Moderator harus dapat
63 mengumpulkan informasi
in-depth tentang topik yang dibahas dari peserta
Budiharsono et al
., 2006. Manfaat FGD adalah untuk memperoleh informasi tentang masyarakat,
penduduk, organisasi, produk, atau jasa. Informasi tersebut mencakup: kebutuhan, sejarah,
concerns , reaksi, persepsi, prilaku, danatau masalah. FGD
juga digunakan untuk: 1 Pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam merespon suatu program, metode, kebijakan, produk, dan
jasa; 2 Identifikasi masalah, kendala, biaya, atau manfaat. Stimulasi creative
thinking seperti solusi optimal, peluang, keterkaitan atau identifikasi dampak
potensial; 3 Menentukan prioritas atau batasan masalah; 4 Memperoleh informasi yang lebih mendalam; 5 Memperoleh gambaran budaya atau
kelompok sosial yang lebih akurat; 6 Melibatkan audiens baru; dan 7 Memperoleh
feedback lebih cepat Morgan, 1997.
Keunggulan FGD antara lain: 1 FGD memberikan penjelasan lebih, bukan hanya pada apa yang peserta pikirkan, tetapi juga mengapa mereka
berpikir seperti itu; 2 Dapat mengungkapkan konsensus dan keragaman kebutuhan peserta, pengalaman, keinginan, dan asumsi; 3 Memungkinkan
interaksi kelompok sehingga peserta dapat membangun konsep atau pandangan yang komprehensif lebih mendalam dari setiap ide, bukan hanya dari
pandangan individual; 4 Komentar yang tak terduga dan perspektif baru dapat ditelusuri dengan mudah; dan 5 Moderator dan peserta dapat mengekspresikan
perasaannya secara langsung. Kelemahan FGD antara lain: 1 Sampel yang sedikit sehingga
memungkinkan tidak representatif; 2 Semua peserta harus hadir di tempat dan waktu yang sama, hal ini sulit jika peserta berada pada cakupan wilayah yang
berjauhan; 3 Dapat memperoleh data kualitatif yang sangat banyak sehingga menyulitkan untuk analisis data; 4 Informasi yang dikumpulkan lebih bias
karena interpretasi subjektif dibanding metode kuantitatif; 5 Individu yang banyak bicara dapat mendominasi diskusi. Padangan dari peserta yang
asertif kadang sulit diperoleh; dan 6 Kualitas diskusi dan manfaat informasi yang
diperoleh sangat bergantung pada kemampuan moderator.
III. METODOLOGI PENELITIAN