93 separuhnya rusak karena gagal dalam pengembangannya. Lahan bekas
pengembangan kelapa hibrida tersebut saat ini umumnya terlantar dan berupa padang alang-alang. Tanaman kakao cukup cepat berkembang di wilayah ini.
Penyebaran pertanaman kakao hampir menyebar merata di tiga kecamatan di kawasan Kaliorang. Total luas pengembangan telah mencapai 2.067 ha yang
kebanyakan di tumpang sarikan dengan tanaman pisang sebagai tanaman pelindung. Pengembangan tanaman perkebunan di kawasan Kaliorang sangat
potensial dan akan mendukung secara lestari terhadap pengembangan kawasan agropolitan Sangsaka.
4.6 Aksesibilitas Kawasan
Pergerakan atau mobilitas penduduk di wilayah ini masih tergolong rendah. Hal ini karena masih terbatasnya sarana angkutan umum dan kondisi
jalan sehingga menyebabkan transportasi sangat mahal. Kaliorang baru beralih dari sub sistem ke komersial. Kendala utama dalam pengembangan
perekonomian di wilayah ini adalah jalan dan sarana transportasi. Belum berkembangnya perekonomian di wilayah ini juga ditandai oleh
masih rendahnya kegiatan koleksi-distribusi di wilayah ini. Jumlah pasar tempat masyarakat menjual hasil pertanian dan membeli barang-barang produksi serta
konsumsi, masih sangat terbatas. Pasar terdekat adalah pasar di Sangkulirang yang pencapaiannya memerlukan biaya cukup tinggi. Hal ini sangat membatasi
warga dalam kegiatan ekonomi baik dalam memasarkan hasil usahatani maupun memperoleh barang konsumsi. Untuk mencapai pasar Sangkulirang
dari desa Bukit Permata Pengadaan SP-7 misalnya diperlukan biaya sebesar Rp. 112.000,- dengan kendaraan ojek motor dan perahu motor. Melihat kondisi
tersebut seluruh desa berharap untuk dibangunkan pasar oleh pemerintah, baik pasar kecamatan ataupun pasar desa. Lokasi pasar tersebut diharapkan
strategis dan dapat dijangkau oleh seluruh desa. Jarak tempuh antara desa-desa dengan kantor kecamatan berkisar
antara satu hingga 50 km dan jarak dari desa ke ibu kota Kabupaten Kutai Timur Sangata berkisar antara 96-216 km. Jarak dan waktu tempuh desa ke kantor
kecamatan maupun kabupaten disajikan pada Tabel 14.
94 Tabel 14. Jarak dan Waktu Tempuh Setiap Desa ke Kantor Kecamatan
Kaliorang dan Kabupaten Kutai Timur
Ke Kantor Kecamatan Ke Kantor Kabupaten
No Desa
Jarak km Waktu jam
Jarak km Waktu jam
1 Kaliorang 11
0.5 115
4.5 2 Bukit Harapan
2 1
99 4
3 Bukit Makmur 1
0.5 96
4 4 Bangun Jaya
5 0.25
105 5
5 Citra Manunggal Jaya 12
0.75 108
4.5 6 Bumi Sejahtera
14 0.5
110 4
7 Selangkau 15
- 120
-
Sumber : Kompilasi Potensi Desa Kabupaten Kutai Timur 2005 Pergerakan penduduk ke luar kecamatan lebih tinggi daripada di dalam
kecamatan. Terutama kegiatan perdagangan menjual hasil bumi dan ternak dan pemenuhan kebutuhan baik kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder,
kebutuhan tersier dan juga untuk kebutuhan penyediaan sarana produksi kegiatan pertanian, perkebunan dan perikanan. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak tersedia tempat untuk kegiatan koleksi dan distribusi skala kecamatan pasar atau tempat penjualan ikan. Dengan begitu kegiatan pemasaran dan
jual-beli dilakukan oleh masing-masing individu atau melalui bandar pengumpul yang datang ke desa-desa. Untuk pergerakan ke luar kecamatan ini umumnya
masyarakat menyewa kendaraan berupa mobil kijang dengan tingkat tarif yang relatif mahal Rp55.000 orang untuk sekali jalan.
Pergerakan internal kecamatan atau antar desa sangat rendah. Hal ini disebabkan sistem kegiatan yang berlangsung tidak membutuhkan interaksi yang
besar. Untuk pergerakan internal kecamatan, masyarakat memanfaatkan sepeda motor pribadi atau menyewa jasa angkutan ojek dengan tarif sekitar Rp15.000
hingga Rp55.000. Selain lewat darat, mobilitas penduduk juga terselenggara melalui jalur pesisir pantai dengan jenis kapal domping. Pergerakan yang terjadi
ini terutama untuk kegiatan pemasaran hasil perikanan laut dan tambak ke Sangkulirang dan Bontang. Tarif yang berlaku untuk kapal tersebut adalah
bervariasi mulai dari Rp30.000 hingga Rp40.000 untuk berangkat dan pulang.
4.7 Sarana dan Prasarana Kawasan