Hipotesis Penelitian TINJAUAN PUSTAKA

dengan pendekatan Model Penyesuaian Parsial Nerlove dengan persamaan tunggal regresi berganda. Adapun fungsi yang digunakan adalah fungsi Double-log atau Logaritma natural ganda ln. Fungsi Ln banyak digunakan dalam studi-studi respon penawaran terdahulu karena hasil koefisien yang dihasilkan langsung mengestimasi pada nilai elastisitas. Pendugaan model tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik estimasi Ordinary Least Square OLS dengan program Microsoft Excel 2007 dan Eviews 5.1.

3.3. Spesifikasi Model Analisis

Pada penelitian Leaver 2004 dan Alias dan Tang 2005, output yang digunakan dalam model estimasi adalah jumlah produksi ton. Namun dalam penelitian ini, pembentukan model estimasi respon penawaran diperoleh secara tidak langsung melalui respon luas areal dan respon produktivitas. Oleh karena itu, pengukuran respon penawaran menggunakan dua pendekatan respon, yaitu respon luas areal dan respon produktivitas. Alasannya adalah penggunaan luas areal tanam dan produktivitas sebagai variabel tidak bebas dapat dengan mudah ditentukan atau dikontrol oleh para petani Askari dan Cummings, 1977. Selanjutnya, keputusan petani dalam menentukan luas areal tanam dan produktivitas merupakan refleksi langsung dari respon dari respon petani terhadap perubahan harga Askari dan Cummings, 1977. Model respon luas areal dan produktivitas terdiri atas peubah bebas eksogen dan peubah tak bebas endogen. Adapun yang menjadi peubah tak bebas adalah luas areal A dan produktivitas PRODV.

3.3.1. Model Respon Luas Areal

Variabel-variabel yang dimasukan ke dalam model respon luas areal kelapa sawit antara lain luas areal kelapa sawit t-1 karena dalam penelitian respon penawaran dilakukan secara tidak langsung melalui areal t-1, harga CPO, harga karet alam, tingkat suku bunga modal kerja, dummy kebijakan inti plasma, dummy perkebunan swasta, dan dummy krisis ekonomi. Variabel harga CPO menggambarkan tingkat kesejahteraan petani kelapa sawit karena mereka memperoleh manfaat dari hasil menjual buah kelapa sawit kepada pabrik pengolah CPO dan juga sebagai indikator dari respon penawaran dari petani dalam jangka pendek dan jangka panjang IPOC, 2007. Koefisien pendugaan diharapkan bertanda positif sehingga bila terjadi peningkatan harga CPO akan diikuti dengan peningkatan output yaitu luas areal. Variabel harga karet alam menggambarkan kondisi persaingan antara kelapa sawit dan karet alam dalam pengadaan luas areal karena menurut IOPRI 2008, persaingan yang terjadi diantara dua komoditi tersebut sangat kuat. Karet alam dan kelapa sawit merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia. Secara agroklimat, kelapa sawit dan karet memiliki kesamaan dalam kebutuhan akan cuaca dan kondisi tanah dalam produktivitasnya. Koefisien pendugaan diharapkan bertanda negatif.