terhadap perubahan
harga Ghatak
dan Ingersent,
1984. Dengan
mendiferensiasikannya terhadap harga, maka diperoleh : 2.4
Dengan mengasumsikan tingkat pengembalian yang konstan constant return to scale
dan kemudian membagi kedua ruas dengan QP, maka kita mendapatkan :
2.5 2.6
maka : 2.7
Dengan : e
QP
= Elastisitas respon penawaran kelapa sawit terhadap harga CPO e
AP
= Elastisitas respon areal tanam terhadap harga CPO e
YP
= Elastisitas respon produktivitas terhadap harga CPO Dengan demikian, elastisitas respon penawaran kelapa sawit terhadap
harga CPO e
QP
dapat diduga secara tidak langsung dengan melakukan pendugaan elastisitas terlebih dahulu terhadap e
AP
dan e
YP.
Nilai e
AP
dan e
YP
dapat diduga melalui hasil estimasi terhadap variabel-variabel yang digunakan pada
model respon luas areal dan respon produktivitas.
2.5.2.3. Respon Beda Kala lag dalam Komoditi Pertanian
Salah satu karakteristik utama produk pertanian adalah adanya tenggang waktu antara menanam dan memanen yang disebut dengan gestation period atau
beda kala lag. Hasil yang diperoleh petani didasarkan pada perkiraan–perkiraan periode mendatang dan pengalamannya di masa lalu. Apabila terjadi peningkatan
harga output suatu komoditas pertanian pada saat tertentu maka peningkatan itu tidak akan segera diikuti oleh peningkatan areal dan produktivitas karena
keputusan alokasi sumber daya telah ditetapkan petani pada saat sebelumnya. Respon petani terjadi setelah beda kala lag sebagai dampak perubahan harga
input, output, dan kebijakan pemerintah Gujarati, 2004. Peubah beda kala lagged variable sering dimasukkan ke dalam model
ekonometrik yang menduga respon pelaku ekonomi. Alasannya adalah respon dari pelaku ekonomi untuk merespon terhadap perubahan-perubahan peubah yang
mempengaruhi mereka pada umumnya tidak dapat segera diwujudkan, karena diperlukan suatu penyesuaian terlebih dahulu. Dengan demikian, peubah lag
dalam model merupakan salah satu cara untuk mempertimbangkan lamanya waktu proses penyesuaian dari perilaku ekonomi dan proses dinamis dari proses
tersebut Koutsoyiannis, 1977. Secara umum, model fungsi respon penawaran hasil-hasil pertanian dipengaruhi oleh tingkat penawaran periode sebelumnya,
harga-harga input dan output periode sebelumnya serta faktor-faktor lain
Morzuch et al 1980 dalam Santika 2004.
2.5.2.4. Model Lag yang Didistribusikan
Dalam Ilmu Ekonomi, ketergantungan suatu variabel Y atas variabel X jarang bersifat seketika Firdaus, 2004. Sangat sering, Y beraksi terhadap X
dengan suatu selang waktu atau setelah beberapa periode waktu. Selang waktu itu disebut lag. Ada tiga alasan utama terjadinya lag, yaitu :
1. Alasan Psikologis
Alasan ini disebabkan oleh kekuatan kebiasaan kelembaman. Contohnya, orang tidak mengubah kebiasaan konsumsi mereka dengan segera mengikuti
penurunan harga atau peningkatan pendapatan, mungkin karena proses perubahan melibatkan suatu kehilangan kegunaan disutility yang cepat.
2. Alasan yang Bersifat Teknologi.
Jika harga modal dibandingkan dengan tenaga kerja relatif menurun yang menyebabkan penggantian tenaga kerja secara ilmu ekonomi dimungkinkan.
Tentu saja penambahan modal tersebut memerlukan waktu persiapan. 3. Alasan Kelembagaan
Misalkan kewajiban yang bersifat kontrak mungkin mencegah perusahaan untuk beralih dari satu sumber tenaga kerja atau bahan mentah yang lain.
Untuk alasan-alasan tersebut di atas, lag menempati peranan pokok dalam ilmu ekonomi. Hal ini tercermin dalam konsep jangka pendek dan jangka panjang
dalam ilmu ekonomi. Model autoregressive adalah suatu model jika dalam model regresi
memasukkan satu atau lebih nilai masa lalu lagged dari variabel tidak bebas
diantara variabel yang menjelaskan. Dengan asumsi dasar bahwa variabel yang menjelaskan dalam model regresi bersifat stokastik.
Model persamaan linier dapat dituliskan sebagai berikut : Y
t
=
1
+
2
Y
t-1
+
3
X
t
+ V
t
2.8 Atau,
Y
t
=
1
+ 1 – Y
t-1
+
3
X
t
+ V
t
2.9
2.5.2.5. Model Nerlove
Model merupakan suatu penjelas dari fenomena aktual sebagai suatu sistem atau proses. Salah satu model yang sering digunakan dalam menganalisis
masalah ekonomi adalah model ekonometrika. Model ekonometrika adalah suatu model statistika yang menghubungkan peubah-peubah ekonomi dari suatu
fenomena yang mencakup unsur stokastik. Unsur Stokastik ini biasanya diabaikan dalam model ekonomi lainnya yang pada umumnya mengasumsikan adanya
hubungan-hubungan secara deterministik Koutsoyiannis, 1977. Koutsoyiannis 1977 menyatakan bahwa kriteria suatu model yang
terandalkan harus memenuhi tiga tolok ukur, yaitu : 1
Memenuhi kriteria teori ekonomi theoritically meaningful, 2
Secara statistik dapat dipertanggungjawabkan. Kriteria statistik yang sering digunakan adalah derajat ketepatan goodness
of fit yang dikenal dengan koefisien determinasi R
2
serta nyata secara statistik statistically significant.