Motivasi Belajar Siswa Aktivitas Belajar Siswa

100 kartu meningkat menjadi 100. Peningkatan nilai pada siklus II tersebut karena guru berusaha memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. Guru memperjelas aturan bermain kartu bilangan. Peningkatan kesesuaian penggunaan media kartu bilangan dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada gambar berikut: 80 85 90 95 100 Siklus I Siklus II 87,50 100 Siklus I Siklus II Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Kesesuaian Penggunaan Media Kartu Bilangan

4.2.1.2 Motivasi Belajar Siswa

Hasil motivasi belajar siswa diperoleh melalui angket. Berdasarkan hasil angket pratindakan dan setelah tindakan baik siklus I maupun II menunjukkan motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Pada pratindakan motivasi belajar siswa mencapai 72,73 meningkat menjadi 84 pada siklus I dan pada siklus II menjadi 91,11. Dalam sebuah pembelajaran diperlukan kemauan dalam diri siswa. Kemauan tersebut dapat ditumbuhkan dengan menciptakan pembelajaran yang menarik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Wena 2011: 34 bahwa “motivasi sebagai suatu dorongan, baik yang bersifat internal maupun eksternal yang membuat siswa bergerak, bersemangat, dan senang belajar secara serius dan terus menerus selama kegiatan proses belajar”. Pembelajaran yang menarik dapat dilakukan dengan menggunakan media kartu bilangan yang 101 dalam pelaksanaannya dilakukan dengan metode bermain. Pembelajaran ini dapat membuat siswa bergerak, bersemangat, dan senang belajar selama kegiatan pembelajaran. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada gambar berikut: 72,73 84,00 91,11 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Pratindakan Siklus I Siklus II Pratindakan Siklus I Siklus II Gambar 4.5 Diagram Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

4.2.1.3 Aktivitas Belajar Siswa

Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh persentase 71,33 dengan kriteria tinggi pada siklus I. Meskipun telah memperoleh kriteria tinggi, besarnya persentase aktivitas belajar siswa tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75 dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran, masih kurang. Siswa masih merasa canggung terutama dalam kegiatan berkelompok yaitu pada saat menyusun kartu bilangan dan mengerjakan LKS. Dalam hal ini kerjasama antarsiswa masih rendah, dan masih malu serta enggan dalam berpendapat. 102 96,78 98,93 82,14 90,36 65,35 79,64 78,93 89,99 64,64 82,49 43,92 73,56 51,78 76,78 87,14 89,64 Siklus I 71,33 Siklus II 85,17 Diagram Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa A B C D E F G H 96,78 98,93 82,14 90,36 65,35 79,64 78,93 89,99 64,64 82,49 43,92 73,56 51,78 76,78 87,14 89,64 Siklus I 71,33 Siklus II 85,17 Diagram Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa A B C D E F G H Sementara pada siklus II diperoleh persentase aktivitas belajar siswa sebesar 85,17. Meningkatnya persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II ditunjukkan dengan meningkatnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Siswa sudah bekerjasama dengan baik, keberanian siswa dalam berpendapat atau menanggapi pernyataan teman semakin tampak. Peningkatan aktivitas belajar siswa tersebut sesuai dengan pernyataan Poerwadinata 2003: 23 dalam Yusfy 2011 bahwa aktivitas adalah kegiatan maka di dalam belajar tersebut terdapat aktivitas. Tanpa adanya aktivitas siswa maka belajar tidak akan optimal. Pembelajaran menggunakan media kartu bilangan, lebih menekankan keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa menjadi lebih berani untuk mengerjakan soal latihan dan menyusun bilangan di depan kelas, bermain kartu bilangan dan bekerjasama dalam menyelesaikan tugas kelompok, berani mempresentasikan hasil tugas kelompok di depan kelas, dan berani menanggapi atau memberi pendapat terhadap hasil tugas kelompok lain. Peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.6 Diagram Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa 103

4.2.2.4 Hasil Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV Penggunaan Media Garis Bilangan Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri 1 Ringinpitu Kecamatan Tangg

0 0 15

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV Penggunaan Media Garis Bilangan Untuk Meningkatkan Kreativitas Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV Semester II SD Negeri 1 Ringinpitu Kecamatan Tangg

0 0 14

PENGGUNAAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI PENGURANGAN BILANGAN BULAT KELAS IV SEKOLAH DASAR.

0 0 40

PENGGUNAAN MEDIA TALI PAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI BILANGAN ROMAWI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 44

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN POSITIF NEGATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT SISWA KELAS IV SD NEGERI DELEGAN II PRAMBANAN.

0 0 176

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR | Usada | Jurnal Didaktika Dwija Indria (SOLO) 6614 14047 1 PB

0 0 6

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA KELAS IV SDN 2 MUDAL BOYOLALI (2014/2015) - UNS Institutional Repository

0 0 17

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BILANGAN ROMAWI MELALUI MEDIA PUZZLE MATH OF ROMAWY DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 SOMAGEDE - repository perpustakaan

0 0 14

PENGEMBANGAN MEDIA PERMAINAN MATEMATIKA KARTU CERDAS TANGKAS BILANGAN ROMAWI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR - repository perpustakaan

0 0 16

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI BILANGAN ROMAWI PADA SISWA KELAS IV SDN 30 CAKRANEGARA TAHUN AJARAN 2013/2014 - Repository UNRAM

0 0 10