13
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
Pada bagian kajian pustaka akan dibahas tentang 1 kajian teori, 2 kajian empiris, 3 kerangka berpikir, dan 4 hipotesis tindakan. Uraian selengkapnya
sebagai berikut:
2.1 Kajian Teori
Pada bagian kerangka teori akan dibahas tentang 1 pengertian belajar, 2 pembelajaran, 3 performansi guru, 4 motivasi belajar, 5 aktivitas belajar, 6
hasil belajar, 7 karakterisitik siswa sekolah dasar, 8 hakikat matematika, 9 pembelajaran matematika di sekolah dasar, 10 materi pembelajaran bilangan
Romawi, 11 media pembelajaran, 12 metode bermain, dan 13 penggunaan media kartu bilangan dalam pembelajaran matematika materi bilangan Romawi.
2.1.1 Pengertian Belajar
Para ahli pendidikan memiliki pandangan yang berbeda dalam mengartikan istilah belajar. Namun, perbedaan tersebut masih dalam tahap kewajaran yang
justru memberi pemahaman yang mendalam tentang belajar. Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa tokoh yang menjelaskan tentang pengertian
belajar. Belajar menurut Daryanto 2010: 2, adalah “suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Sejalan dengan pendapat tersebut Uno 2011: 54 mendefinisikan
14 hakikat belajar adalah “kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan
suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai”. Sementara, menurut Santrock dan Yussen 1994 dalam Sugihartono, dkk 2007:
74 menyebutkan belajar sebagai “perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman”.
Dari berbagai pendapat tentang belajar dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku hasil dari pengalaman menyangkut
semua aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dilakukan secara sadar dan perubahan tersebut bersifat menetap dalam arti tidak hanya terjadi
pada saat ia belajar tetapi juga untuk waktu yang akan datang dan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. menyebabkan peserta didik melakukan
kegiatan belajar”. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat diketahui ciri-
ciri perilaku belajar menurut Sugihartono dkk 2007: 74-76 yaitu: 1 perubahan tingkah laku terjadi secara sadar, 2 perubahan bersifat kontinu dan fungsional, 3
perubahan bersifat positif dan aktif, 4 perubahan bersifat permanen, 5 perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan 6 perubahan mencakup
seluruh aspek tingkah laku.
2.1.2 Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan pendidik, peserta didik, lingkungan belajar dan sumber-sumber belajar.
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab I Pasal 1 mendefinisikan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Sudjana
2000 dalam Sugihartono dkk 2007: 80, mengemukakan bahwa “pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat
15 menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar”.
Sementara Purwanto 2011: 48, menyatakan bahwa pembelajaran adalah “usaha mengadakan
perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya proses belajar dalam diri siswa”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Nasution 2005 dalam Sugihartono dkk 2007: 80 yang mendefinisikan “pembelajaran sebagai suatu aktivitas
mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar”. Lingkungan yang dimaksud
dalam pengertian ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan
belajar siswa. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pendidik dengan cara mengatur lingkungan dan sumber belajar sebaik-baiknya agar tercipta interaksi
dengan siswa sehingga terjadi proses belajar. Pembelajaran yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal dibutuhkan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan menurut
Suyatno 2005 dalam Yusuf 2011: 9 merupakan “pembelajaran yang cocok dengan suasana yang terjadi dalam diri siswa”. Kalau siswa tidak senang, mereka
pasti tidak akan memperhatikan pembelajaran. Hasilnya, siswa akan pasif, jenuh dan tidak tertarik mengikuti pembelajaran. Untuk menanganinya, guru memerlukan
seni atau kreativitas tersendiri dalam pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan proses pembelajaran yang baik dan bermutu.
16
2.1.3 Performansi Guru