46 Penelitian yang akan dilakukan peneliti berbeda dengan dua penelitian
sebelumnya. Penelitian yang dilakukan oleh Putra adalah penelitian tindakan kelas dengan menerapkan permainan kartu bilangan pada materi penjumlahan bilangan
dua angka. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sari yaitu penelitian eksperimen dengan efektivitas penggunaan kartu Domiro dalam pembelajaran
bilangan Romawi. Bentuk kartu yang digunakan seperti kartu domino dimana kartu dibagi menjadi dua bagian yang bertuliskan bilangan Romawi dan bilangan asli.
Variabel yang diteliti dalam kedua penelitian tersebut yaitu aktivitas dan hasil belajar. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu penelitian tindakan
kelas dengan menggunakan media kartu bilangan pada materi bilangan Romawi. Kartu bilangan yang digunakan terdiri dari dua jenis kartu, yaitu kartu yang berisi
bilangan Romawi dan bilangan asli. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah motivasi, aktivitas, dan hasil belajar. Penelitian akan dilaksanakan di kelas
IV Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah 1 Tegal.
2.3. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan ilmu yang mendasar untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Matematika juga merupakan pelajaran yang banyak di terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu matematika harus dapat dikuasai siswa dengan baik. Pembelajaran matematika lebih efektif jika dilakukan dalam suasana
yang menyenangkan dengan memperhatikan karakteristik siswa. Guru sebagai pihak yang terlibat langsung dalam pembelajaran dituntut untuk mampu
menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Salah satu caranya
47 yaitu dengan menggunakan metode dan media pembelajaran yang menarik,
sehingga siswa merasa senang dan termotivasi untuk aktif saat proses pembelajaran matematika.
Namun pada kenyataannya masih banyak guru Sekolah Dasar yang belum menerapkan pembelajaran matematika yang menyenangkan. Seperti halnya
pembelajaran yang dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah 1 Tegal. Saat pembelajaran matematika khususnya pada materi bilangan Romawi.
Kegiatan pembelajaran cenderung berpusat pada guru, yaitu hanya menggunakan metode ceramah. Pola interaksi yang terjadi hanya satu arah. Guru sudah
menggunakan media pembelajaran namun media yang digunakan kurang kreatif dan menarik. Guru belum menggunakan media kartu bilangan. Guru hanya
menggunakan media papan tulis untuk menulis materi dan soal-soal. Selain itu guru juga belum menggunakan media yang konkret. Padahal bilangan Romawi
merupakan materi pembelajaran yang baru dan bersifat abstrak. Tanpa adanya benda konkret siswa akan merasa sulit untuk memahami konsep bilangan Romawi.
Proses pembelajaran yang dilakukan siswa masih bersifat individual. Pembelajaran yang demikian mengakibatkan siswa kurang termotivasi dan pasif dalam mengikuti
pembelajaran. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar matematika materi Bilangan Romawi kelas IV Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah 1 Tegal masih
relatif rendah. Oleh karena itu, peneliti berupaya untuk meningkatkan motivasi, aktivitas,
dan hasil belajar matematika materi bilangan Romawi pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah 1 Tegal yaitu dengan menggunakan media kartu
bilangan. Uraian kerangka berpikir tersebut digambarkan dalam skema berikut ini:
48
Gambar 2.1 Kerangka berpikir dalam PTK Melakukan PTK dengan
menggunakan media kartu bilangan.
Tindakan
Guru: 1.
Pembelajaran cenderung berpusat
pada siswa. 2.
Pola interaksi yang terjadi multi arah.
3. Sudah menggunakan
media kartu bilangan. 4.
Dapat memotivasi siswa dalam
pembelajaran. 5.
Performansi guru meningkat.
Siswa: 1.
Pembelajaran yang dilakukan siswa
bersifat kelompok. 2.
Termotivasi dalam pembelajaran.
3. Aktif mengikuti
pembelajaran. 4.
Hasil belajar meningkat.
Kondisi Akhir
Guru: 1.
Pembelajaran cenderung berpusat
pada guru. 2.
Pola interaksi yang terjadi hanya satu arah.
3. Belum menggunakan
media kartu bilangan. 4.
Kurang memotivasi siswa dalam
pembelajaran 5.
Performansi guru perlu ditingkatkan
Siswa: 1.
Pembelajaran yang dilakukan siswa masih
bersifat individual. 2.
Kurang termotivasi dalam pembelajaran.
3. Kurang aktif
mengikuti pembelajaran.
4. Hasil belajar kurang
memuaskan. Kondisi
Awal
49
2.4. Hipotesis Tindakan