28 analysis, sintesis synthesis, dan penilaian evaluation. Ranah afektif berkaitan
dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah afektif mencakup kategori penerimaan receiving, penanggapan responding, penilaian valuing,
pengorganisasian organization, dan pembentukan pola hidup organization by a value complex
. Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan saraf, manipulasi objek, dan koordinasi saraf. Rifa’i dan
Anni 2009: 86-89. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan perilaku pada diri siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar. Hasil belajar mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar pada
ranah kognitif berupa nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes hasil belajar, sedangkan pada ranah afektif dan psikomotor berupa aktivitas dan motivasi belajar
siswa.
2.1.7 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Tahap-tahap perkembangan kognitif dalam teori Piaget mencakup tahap sensorimotorik 0-2 tahun, praoperasional 2-7 tahun, operasional konkret 7-11
tahun, dan operasional formal 11-15 tahun. Berdasarkan tahap perkembangan tersebut maka dapat dinyatakan bahwa anak usia sekolah dasar berada pada tahap
operasional konkret. Artinya, dalam belajar memahami suatu konsep masih membutuhkan bantuan benda-benda konkret. Pada tahap operasional konkret, anak
mampu mengoperasionalkan logika namun masih dalam bentuk benda konkret. Anak belum bisa memahami sesuatu yang abstrak Rifa’i dan Anni 2009: 26-30.
Hal ini menyebabkan guru harus menggunakan media untuk memperjelas sesuatu yang abstrak agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa.
29 Menurut Sumantri dan Syaodih 2007: 6.3-6.4 anak usia sekolah dasar
memiliki karakteristik: 1 senang bermain; 2 senang bergerak; 3 senang bekerja dalam kelompok; dan 4 senang merasakan, melakukanmemperagakan sesuatu
secara langsung. Selanjutnya penjelasan dari masing-masing karakteristik siswa sekolah dasar yang dikemukakan oleh Sumantri dan Syaodih adalah sebagai
berikut: Bermain merupakan hal menarik dan mengasyikkan. Dimana dan dengan
siapa mereka berkumpul, disitu pula akan muncul permainan. Bermain dapat digunakan siswa sebagai ajang untuk menunjang perkembangannya yaitu
melakukan aktivitas bersama dengan anak-anak lain. Permainan akan menentukan bagaimana siswa harus berbuat agar dapat mencapai tujuan dan bermain secara
sportif. Siswa belajar mematuhi peraturan yang ada dan belajar menjalankan perannya dalam permainan itu. Karakteristik ini menuntut guru sekolah dasar untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bermuatan permainan. Guru Sekolah Dasar hendaknya dapat merancang pembelajaran yang memungkinkan adanya
unsur permainan didalamnya. Hal ini dikarenakan siswa senang bergerak. Anak usia sekolah dasar biasanya tidak dapat duduk tenang dalam waktu yang relatif
lama, apalagi ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada umumnya memiliki tingkat konsentrasi hanya 30 menit untuk diam menyimak materi. Mereka akan
merasa bosan apabila harus duduk dalam waktu yang lama dan itu dirasakan sebagai siksaan. Anak lebih senang melakukan aktivitas gerak dan berpindah dari
tempat duduknya. Siswa bergaul dengan kelompok teman sebaya untuk belajar aspek-aspek
yang penting dalam proses sosialisasi seperti belajar memenuhi aturan-aturan
30 kelompok, belajar setia kawan, belajar bertanggung jawab, belajar bersaing dengan
orang lain secara sehat sportif. Oleh karena itu, guru harus merancang kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bekerja atau belajar dalam
kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara
kelompok.
Siswa senang merasakan, melakukan memperagakan sesuatu secara
langsung. Bagi siswa sekolah dasar, penjelasan materi pelajaran dari guru akan lebih mudah untuk dipahami apabila anak melaksanakan atau mengalami sendiri.
Pengetahuan yang diperoleh anak dari pengalamannya sendiri akan lebih bermakna daripada pengetahuan yang diperoleh hanya dari penjelasan gurunya. Dengan
demikian guru hendaknya merancang pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Karakteristik siswa sekolah dasar seperti yang telah disebutkan di atas yaitu senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang
merasakan, melakukanmeragakan sesuatu secara langsung juga sesuai dengan dunia anak yaitu dunia bermain yang penuh spontanitas dan menyenangkan.
Sesuatu akan dilakukan oleh anak-anak dengan penuh semangat apabila terkait dengan suasana yang menyenangkan. Suasana yang menyenangkan dan
menumbuhkan tantangan akan merangsang siswa untuk belajar.
2.1.8 Hakikat Matematika