Kebijakan Fiskal dalam Pembangunan Ekonomi

2.8. Kebijakan Fiskal dalam Pembangunan Ekonomi

Kebijakan fiskal fiscal policy merupakan salah satu kebijakan makroekonomi, yang secara khusus berkaitan dengan kebijakan penerimaan dan pengeluaran negara. Kebijakan fiskal dilakukan melalui anggaran pendapatan dan belanja negara APBN. Kebijakan fiskal atau atau anggaran memiliki fungsi- fungsi yaitu: 1 fungsi alokasi, yaitu fungsi yang berkaitan dengan penyediaan barang-barang sosial social goods, atau proses penggunaan sumberdaya keseluruhan yang dibagi diantara barang privat dan barang sosial dan kombinasi barang sosial yang dipilih, 2 fungsi distribusi adalah fungsi kebijakan fiskal atau anggaran yang berkaitan dengan upaya untuk menciptakan pembagian pendapatan dan kekayaan yang lebih adil dan merata di dalam masyarakat, dan 3 fungsi stabilisasi adalah fungsi kebijakan fiskal yang berkaitan dengan mempertahankan tingkat pengerjaan yang tinggi high employment, stabilitas tingkat harga-harga dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sesuai, yang dapat berpengaruh atau berakibat pada neraca perdagangan dan pembayaran Musgrave, 1984. Adapun instrumen dari kebijakan fiskal adalah pajak, pengeluran pemerintah dan transfer payment, artinya dalam melaksanakan kebijakan fiskal tersebut, maka variabel-variabel itu yang diubah-ubah besarnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembuat kebijakan. Sebagai contoh, apabila pembuat kebijakan ingin menciptakan stabilitas harga, maka kebijakan fiskal akan diusahakan untuk menjadi kontraktif, di mana pengeluaran pemerintah G akan diturunkan atau pajak T dinaikkan. Dengan begitu, maka permi ntaan agrerat di dalam perekonomian akan turun dan hal ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya kenaikan harga-harga. Sebaliknya, kalau pemerintah atau pembuat kebijakan ingin meningkatkan tingkat pengerjaan employment dalam rangka untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka kebijakan fiskal yang dilakukan akan cenderung bersifat ekspansif, di mana pengeluaran pemerintah akan dinaikkan atau pajak diturunkan. Hal ini akan meningkatkan permintaan agregat di dalam perekonomian dan akan terjadi ekspansi dalam perekonomian. Menurut Jhingan 1993 kebijakan fiskal memainkan peranan penting dinamis di negara-negara berkembang. Kebijakan ini diperlukan secara luas bagi pembangunan ekonomi, khususnya dalam peranannya dalam menghadapi problem pembentukan modal. Pendapatan dan tabungan per kapita rendah, sementara orang yang kaya justru suka mengkonsumsi barang mewah. Sebagian besar dari tabungan disalurkan pada jalur-jalur tidak produktif seperti perumahan, penimbunan, spekulasi dan sebagainya. Kebijakan fiskal mengalihkan semua itu ke saluran yang produktif. Beberapa tujuan kebijakan fiskal, sebagai sarana menggalakkan pembangunan, antara lain : 1. Meningkatkan laju investasi di sektor swasta dan sektor pemerintah. Hal ini dapat dicapai dengan mengendalikan konsumsi baik aktual maupun potensial melalui peningkatan rasio tabungan marjinal marginal propensity to saving . Kebijakan fiskal juga harus digunakan untuk mendorong atau memperkuat bentuk investasi tertentu. Dalam rangka meningkatkan laju investasi, pemerintah harus menetapkan kebijakan investasi berencana di sektor publik. Tindakan ini akan berdampak meningkatkan volume investasi di sektor swasta. 2. Mendorong investasi optimal secara sosial. Kebijakan fiskal harus mendorong arus investasi ke jalur-jalur yang diinginkan oleh masyarakat. Ini berkaitan dengan pola optimum investasi dan menjadi tanggung jawab negara untuk mendorong investasi pada overhead sosial dan ekonomi seperti transportasi, konservasi lahan, pendidikan, kesehatan masyarakat dan fasilitas latihan teknik. Investasi semacam yang memerlukan modal besar, hanya dimungkinkan dari sektor pemerintah, karena sektor swasta yang miskin modal, serta tingkat pengembalian investasi yang cukup panjang.

2.9. Kaitan antara Transfers Fiskal dan Pengurangan Kemiskian