Hasil Validasi Model DAMPAK DESENTRALISASI TERHADAP PENGURANGAN TINGKAT KEMISKINAN

VI. DAMPAK DESENTRALISASI TERHADAP PENGURANGAN TINGKAT KEMISKINAN

6.1. Hasil Validasi Model

Analisis dampak dilakukan dengan melakukan berbagai skenario simulasi. Simulasi terdiri dari simulasi kebijakan yang bertujuan untuk menganalisis sekaligus mengevaluasi dampak berbagai alternatif kebijakan dengan cara mengubah nilai peubah kebijakannya. Sebelum melakukan simulasi, dilakukan validasi model untuk melihat apakah nilai dugaan sesuai dengan nilai aktual masing-masing peubah endogen Pindyck dan Rubinfield, 1991. Model desentralisasi fiskal KabupatenKota di Provinsi Riau telah divalidasi untuk periode 1996-2004 terhadap tujuh daerah yang terdiri dari sembilan daerah kabupaten dan dua daerah kota sebagai agregasi data Provinsi. Indikator validasi statistik yang digunakan adalah R Squares R 2 dan Theil’s Inequality Coefficient U. Hasil validasi model agregasi Kabupaten dan Kota disajikan pada Tabel 14. Secara umum hasil validasi cukup baik sehingga model dapat digunakan untuk simulasi. Setelah melakukan validasi maka nilai R Squares yang diperoleh bervariasi antara 0.6 hingga 0.9. Berdasarkan indikator validasi yang diperoleh maka model layak untuk disimulasi. 112 Tabel 15. Hasil Validasi Model Dampak Kebijakan Desentralisasi Fiskal di Provinsi Riau, 1996-2004 Variabel Endogen Simbol Satuan Aktual Prediksi R Squares U Theil Pajak daerah TAXD Juta Rp 66904 538326 0.825 0.0568 Retribusi daerah RETRD Juta Rp 27911 142894 0.625 0.0159 Dana alokasi umum DAU Juta Rp 724822 5891006 0.964 0.1707 Bagi Hasil Penerimaan SDA BHPJSDA Juta Rp 122911 2522911 0.944 0.0516 Bagi Hasil Pajak Daerah BHTAXD Juta Rp 214021 1709844 0.944 0.1812 Pendapatan Asli Daerah PAD Juta Rp 98249 684653 0.754 0.0262 Total Penerimaan Daerah TPED Juta Rp 1607521 9275940 0.725 0.1262 Pengeluaran Rutin Gaji PERGA Juta Rp 529385 2304304 0.995 0.0101 Pengeluaran Rutin Non Gaji PERNGA Juta Rp 605171 3198178 0.561 0.1338 Pengeluaran Sektor Pertanian PESPER Juta Rp 65055 264941 0.846 0.0216 Pengeluaran Sektor Non Pertanian PESNPER Juta Rp 126446 688495 0.897 0.1041 Pengeluaran Infrastruktur PEINF Juta Rp 333336 1826829 0.915 0.1873 Pengeluaran Pelayanan Sosial PEPSO Juta Rp 434371 4671614 0.676 0.2187 Pengeluaran Pelayanan Umum PEP UM Juta Rp 418780 6976593 0.849 0.2018 Pengeluaran Rutin Daerah PERDA Juta Rp 1134556 5502481 0.658 0.1975 Pengeluaran Sektor Ekonomi PESE Juta Rp 524837 2780266 0.824 0.0763 Total Pengeluaran Pemerintah TEXP Juta Rp 2512544 19930954 0.728 0.0908 Ekspor Daerah EXPRD Juta Rp 235084772 215908330 0.967 0.0922 Impor Daerah IMPRD Juta Rp 152935078 278559501 0.712 0.4109 Investasi Daerah INVD Juta Rp 52935344 76214283 0.888 0.3526 Produksi Sektor Pertanian PRSP Juta Rp 24658480 39213080 0.548 0.1406 Produksi Sektor Non Pertanian PRSNP Juta Rp 231458518 174463645 0.989 0.0346 Produk Domestik Regional Bruto PDRB Juta Rp 313580146 301314659 0.963 0.0387 Total Produksi Sektoral TPSEK Juta Rp 255802109 211732393 0.672 0.2264 Penduduk Miskin Perkotaan MISKT Jiwa 82.7776 152.2115 0.920 0.2731 Penduduk Miskin Perdesaan MISDS Jiwa 278.5406 245.2333 0.981 0.1221 Penduduk Miskin Total MISTOT Jiwa 361.3182 397.4448 0.941 0.1329 Evaluasi dilakukan baik kebijakan pusat seperti peningkatan penerimaan DAU dan Bagi Hasil Pajak Sumberdaya Alam, maupun kebijakan peningkatan penerimaan melalui peningkatan PAD dan kebijakan alokasi pengeluaran fiskal. 113 Kebijakan berupa peningkatan penerimaan daerah antara lain peningkatan Dana Alokasi Umum DAU sebesar 20 , peningkatan penerimaan Bagi Hasil Sumberdaya Alam BHPJSDA sebesar 10 dan peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD sebesar 20 . Kebijakan kenaikan pengeluaran meliputi Peningkatan pengeluaran dibidang Pendidikan dan Kesehatan sebesar 17 , peningkatan pengeluaran Infrastruktur sebesar 10 , peningkatan pengeluaran Sektor Pelayanan Umum sebesar 20 , pengeluaran pembangunan Sektor Pertanian sebesar 20 . Kemudian terakhir dilakukan kebijakan kombinasi peni ngkatan pengeluaran Sektor Pendidikan dan Kesehatan 10 , Sektor Infrastruktur 4, Sektor Pelayanan Umum 9 dan Sektor Pertanian 10 .

6.2. Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Jumlah Penduduk Miskin