101 Hal ini mengindikasikan bahwa dari pengalokasian ketersediaan fiskal
fiscal available terhadap pengeluaran rutin gaji sangat tergantung dari besar jumlah Pendapatan Asli Daerah PAD, dan Dana Alokasi Umum DAU.
Semakin tinggi PAD dan DAU, maka akan berdampak positif terhadap pengeluaran rutin gaji.
5.3.2. Pengeluaran Rutin Non Gaji
Pendapatan Asli Daerah PAD, Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya SAPBDTS, dan Jumlah Penduduk POP berpengaruh positif dan signifikan
terhadap jumlah pengeluaran Rutin Non Gaji PERNGA. Peubah Dummy Desentralisasi Fiskal DDF menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap
Pengeluaran Rutin Non Gaji PERNGA antara periode sebelum dengan sesudah desentralisasi fiskal.
Hasil estimasi mengindikasikan bahwa semakin besar Pendapatan Asli Daerah PAD akan berpengaruh terhadap usaha pemerintah daerah untuk
meningkatkan pengeluaran fiskal melalui mekanisme pengeluaran rutin terutama pengeluaran Rutin Non Gaji PERNGA. Komponen pengeluaran rutin non gaji
tersebut meliputi belanja barang, biaya pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, dan belanja lain-lain. Dalam jangka pendek tidak elastis namun dalam jangka
panjang memiliki respon yang elastis terhadap penerimaan Pengeluaran Rutin Non Gaji PERNGA daerah. Sementara Sisa Anggaran Tahun Sebelumnya
SAPBDTS dan Jumlah Penduduk POP memiliki hubungan positif terhadap meningkatnya pengeluaran rutin gaji namun respon jangka pendek dan jangka
panjangnya tidak elastis terhadap pengeluaran Rutin Non Gaji.
102 Hal ini mengindikasikan bahwa dari pengalokasian ketersediaan fiskal
fiscal available terhadap pengeluaran Rutin Non Gaji sangat tergantung dari besar jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah PAD . Semakin tinggi PAD,
maka akan berdampak positif terhadap pengeluaran Rutin Non Gaji. Demikian pula halnya dengan kontribusi SAPBDTS terhadap Pengeluaran Rutin Non Gaji.
5.3.3. Pengeluaran Sektor Pertanian
Total Penerimaan Daerah TPED, Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja Pertanian PTKP berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pengeluaran Sektor
Pertanian PESPER. Jumlah Pengeluaran Sektor Pertanian tahun sebelumnya LPESPER menjadi pertimbangan besarnya alokasi sektor tersebut. Peubah
Dummy Desentralisasi Fiskal DDF menunjukkan perbedaan yang signifikan
Pengeluaran Sektor Pertanian pada periode sebelum dan sesudah desentralisasi fiskal.
Total Penerimaan Daerah TPED memberikan pengaruh signifikan terhadap Pengeluaran Sektor Pertanian PESPER dan memiliki respon positif
serta respon yang elastis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Sementara Penyerapan Tenaga Kerja Pertanian PTKP memiliki respon yang tidak elastis
terhadap pengeluaran sektor pertanian baik jangka pendek maupun jangka panjang. Meningkatnya total penerimaan daerah TPED signifikan dan memiliki
respon yang elastis terhadap meningkatnya pengeluaran sektor pertanian PESPER.
Berkaitan dengan hubungan jumlah Pengeluaran Rutin Daerah PERDA dan Pengeluaran Sektor Pertanian PESPER, harus ada kebijakan dari pemerintah
daerah untuk proporsional dalam pengeluaran rutin maupun pembangunan agar
103 tidak terjadi gap alokasi sektor terutama sektor pertanian. Dari hasil analisis
alokasi anggaran APBD menunjukan bahwa di Provinsi Riau baik sebelum maupun sesudah desentralisasi fiskal 1997-2000 dan 2001-2004 alokasi
pengeluaran sektor pertanian tidak ada perubahan yang signifikan. Padahal kenyataan riil sektor menunjukkan bahwa sektor pertanian harus mendapatkan
penanganan yang optimal guna meningkatkan perekonomian daerah, terutama dalam hal alokasi anggaran dalam rangka meningkatkan penyerapan tenaga kerja
sektor pertanian dan produksi.
5.3.4. Pengeluaran Sektor Produksi Non Pertanian