Ketenagakerjaan Kondisi Kesejahteraan Masyarakat

peningkatan di mana tahun 2005 tercatat 66.0 . Begitu juga persentase persalinan dengan tenaga medis mencapai 74.67 . Hal ini memperlihatkan masyarakat sudah mulai meningkat kesadarannya akan arti kesehatan dan semakin tinggi minatnya untuk berobat ke dokter atau tenaga medis yang ada.

4.2.2. Ketenagakerjaan

Penduduk yang termasuk kategori angkatan kerja adalah penduduk yang secara ekonomis berpotensi menghasilkan output atau pendapatan, baik yang sudah bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan. Perbandingan antara angkatan kerja dan penduduk usia kerja disebut Tingkat Partisiapasi Angkatan Kerja TPAK. Semakin tinggi TPAK berarti semakin besar keterlibatan penduduk usia 10 tahun ke atas dalam pasar kerja. Pada tahun 2005 angka TPAK di Provinsi Riau adalah 52,20 dengan rincian 45,50 bekerja dan 6,69 mencari pekerjaan. Bila dibandingkan menurut jenis kelamin terlihat bahwa TPAK laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan yaitu 73,90 berbanding 29,37 . Hal ini terjadi karena pada umumnya laki-laki merupakan pencari nafkah utama di dalam keluarga, sedangkan perempuan biasanya mengurus rumah tangga. Ditinjau menurut tipe daerah, terlihat bahwa TPAK di daerah perkotaan lebih rendah daripada daerah perdesaan. Dan bila ditelusuri lebih lanjut, sebagian besar penduduk perdesaan masih bekerja di sektor primer, sedangkan penduduk perkotaan sebagian besar bekerja di sektor tersier. Pada Tabel 6 disajikan beberapa indikator ketenagakerjaan Provinsi Riau. Tabel 6. Perkembangan Tingkat Tenaga Kerja di Provinsi Riau,1996-2005 Indikator 1996 1999 2002 2005 TPAK 50.1 52.1 52.5 52.5 Pengangguran terbuka 6.5 6.8 11.3 8.7 Setengah menganggur 38.0 39.9 39.9 39.0 Pekerja Sektor Informal 45.6 70.9 53.9 52.2 Sumber : BPS berbagai tahun Berdasarkan hasil Susenas 2005, sekitar 52,24 penduduk berumur 10 tahun ke atas yang bekerja mempunyai lapangan usaha di sektor pertanian, dan sisanya bekerja di sektor industri, perdagangan, jasa dan lainnya. Bila tahun 2004, persentase penduduk yang bekerja di sektor pertanian primer sebesar 52,18 , namun pada tahun 2005 meningkat menjadi 52,24 . Status pekerjaan penduduk dibagi menjadi 7 kategori, yaitu berusaha mandiri tanpa bantuan, berusaha dengan bantuan buruh atau anggota rumah tangga, berusaha dengan bantuan pekerja tetap, buruhkaryawan, pekerja bebas pertanian, pekerja bebas non pertanian dan pekerja keluarga. “Pekerja keluarga” seringkali diasosiasikan sebagai pekerja pada usaha tradisional informal dengan ciri jumlah jam kerja dan produktivitas yang rendah. Sementara itu pekerja dengan status “buruh” diasosiasikan sebagai pekerja pada usaha formal dengan ciri jumlah jam kerja dan produktivitas yang tinggi. Berbeda dengan status pekerja keluarga pekerja tidak dibayar yang pada umumnya didominasi oleh penduduk perempuan yaitu sekitar 30,39 , untuk status pekerjaan sebagai buruhkaryawan dan berusaha sendiri maupun dibantu, masih didominasi oleh penduduk laki-laki. Pada umumnya banyak jam kerja yang dihabiskan seseorang dalam lama bekerja selama seminggu akan mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang diperoleh. Jumlah jam kerja 35 jam seminggu seringkali dipakai sebagai patokan untuk mengelompokkan seorang pekerja apakah ia termasuk pekerja penuh atau pekerja tidak penuhsambilan. Penduduk yang jam kerjanya 0 jam, adalah penduduk yang termasuk kategori bekerja tetapi untuk sementara tidak bekerja, misalnya cuti untuk karyawan, dan sedang menunggu panen untuk petani. Penduduk yang bekerja penuh 35 jam lebih seminggu adalah sebesar 67,32 , dengan komposisi 85,31 di daerah perkotaan dan 60,19 di perdesaan. Ditinjau menurut jenis kelamin, terlihat bahwa persentase penduduk laki-laki yang bekerja penuh lebih besar dibandingkan penduduk perempuan, sebaliknya untuk pekerja tidak penuhsambilan, persentase perempuan terlihat lebih besar. Berdasarkan jumlah jam kerja ini dapat dikatakan bahwa hampir setengah dari penduduk yang bekerja di daerah perdesaan adalah pekerja tidak penuh sebagian besar diantaranya adalah penduduk perempuan yang berstatus pekerja keluarga. BPS, 2005 Tabel 7. Perkembangan Tingkat Kesejahteraaan di Provinsi Riau Indikator 1999 2002 2005 IPM 67.3 69.0 73.6 TPAK 52.1 52.5 52.2 Angka kematian bayi 28 25 22 Harapan hidup th 67.8 67.9 68.1 Sumber: BPS berbagai tahun

4.2.3. Kemiskinan