Daerah penangkapan ikan untuk tempat pemasangan bubu Pengoperasian alat tangkap bubu

Menurut Furevik 1994, mengemukakan bahwa tingkat selektif alat tangkap bubu dalam penangkapan ikan sangat tergantung dari beberapa parameter antara lain : mesh zise bubu, bentuk dan ukuran pintu masuk, ukuran bubu dan celah pelolosan escape gap.

2.5.2 Daerah penangkapan ikan untuk tempat pemasangan bubu

Daerah penangkapan adalah semua tempat dimana ikan ada dan alat tangkap dapat dioperasikan Djatikusumo, 1975 diacu oleh Urbinus, 2000. Menurut Sadhori 1985, ada empat syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan daerah penangkapan ikan, yaitu: 1 Adanya ikan yang akan ditangkap; 2 Ikan tersebut dapat ditangkap 3 Penangkapan dapat dilakukan secara berkesinambungan 4 Hasil tangkapan menguntungkan Penentuan daerah penangkapan untuk pengoperasian bubu tidak begitu rumit dan kurang dipengaruhi oleh faktor oseanografi. Hal terpenting dalam menentukan daerah penangkapan adalah diketahui keberadaan ikan dasar, kepiting atau udang sebelum operasi penangkapan dilakukan. Informasi ini dapat diperoleh dari data hasil tangkapan atau informasi daerah penangkapan dari instansi terkait atau berdasarkan catatan keberadaan ikan dasar, kepiting atau udang di daerah penangkapan Martasuganda, 2003.

2.5.3 Pengoperasian alat tangkap bubu

Sainsbury 1986 mengemukakan bahwa bubu dapat dioperasikan satu kali dalam sekali setting, hasil tangkapannya memiliki kualitas yang tinggi tetapi terdapat juga hasil tangkapan sampingan. Operasi penangkapan ikan erat hubungannya dengan tingkah laku ikan sebagai faktor penentu keberhasilan operasi penangkapan ikan. Pengetahuan tentang tingkah laku ikan dapat memperbaiki serta merubah alat maupun metode penangkapan yang memungkinkan untuk meningkatkan efisiensi penangkapan. Pengoperasian bubu dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu : bubu dasar ground fishpot, bubu apung floating fishpot dan bubu hanyut drifting fishpot. Menurut cara pengoperasiannya bubu dasar dapat dioperasikan dengan dua cara yaitu dipasang secara terpisah di mana satu bubu dipasang dengan satu pelampung single trap dan beberapa bubu dirangkai menjadi satu dengan menggunakan satu tali utama long line traps Subani dan Barus, 1989. Menurut Monintja dan Martasuganda 1990 diacu oleh Nasution 2001, keistimewaan bubu sebagai alat tangkap tradisional sebagai berikut: 1 Pembuatan alat mudah dan murah; 2 Pengoperasian mudah; 3 Kualitas hasil tangkapan bagus; 4 Tidak merusak sumber daya, baik secara ekologis maupun teknik; dan 5 Dapat dioperasikan di tempat-tempat di mana alat tangkap lain tidak bisa beroperasi Menurut Monintja dan Martasuganda 1990 diacu oleh Nasution 2001 bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan ikan dasar, ikan karang dan udang terperangkap pada bubu, yaitu : 1 Tertarik oleh umpan; 2 Digunakan sebagai tempat berlindung; 3 Karena sifat thigmotaksis ikan itu sendiri; dan 4 Digunakan sebagai tempat beristirahat sewaktu ikan bermigrasi.

2.5.4 Hasil tangkapan