Penggunaan rumpon FAD untuk meningkatkan efisiensi penangkapan bubu

2.6.5 Penggunaan rumpon FAD untuk meningkatkan efisiensi penangkapan bubu

Menurut Iskandar dan Diniah 1996 bahwa bubu berumpon dapat memberikan hasil tangkapan lebih banyak dibandingkan dengan bubu tanpa rumpon. Hal ini dapat dimengerti karena bubu merupakan alat tangkap pasif, sehingga agar ikan masuk ke bubu perlu dilakukan hal-hal yang dapat menarik perhatian ikan, salah satunya perlu kombinasi dengan rumpon. Penggunaan rumpon untuk bubu memberikan manfaat yang sangat besar terutama berkaitan dengan tingkah laku ikan. Adanya rumpon dapat menarik perhatian ikan untuk berlindung ataupun karena sifat thigmotaxis dari ikan itu sendiri. Rumpon juga dapat mendatangkan plankton yang akan mengundang ikan pemakan plankton untuk mendekati rumpon, sehingga di sekitar rumpon akan ditemukan ikan-ikan kecil. Adanya ikan kecil mengundang ikan besar untuk datang terutama dari ikan predator untuk memangsanya sehingga membuat ikan besar terjebak masuk ke bubu Iskandar dan Diniah,1996. Cara mendisain bubu berumpon yaitu setiap bubu di pasang pelepah daun kelapa sebanyak 10 potong berfungsi sebagai rumpon, kemudian diikat di sekeliling bubu hingga menjadi bubu berumpon. Metode pengoperasian bubu menggunakan sistem terpisah atau tunggal dan dipasang pelampung. Bubu dioperasikan di dasar perairan dengan posisi berselang seling antara bubu tanpa rumpon dan bubu berumpon. Pintu bubu dipasang menghadap ke arah pantai dan lama perendaman di perairan antara 5 – 7 hari. Setting dan hauling dilakukan bergantian secara berurutan berdasarkan posisi bubu terpasang. Pada setiap kali hauling hasil tangkapan setiap bubu diambil dan ditempatkan pada wadah terpisah, kemudian dilakukan pencatatan jumlah, berat dan panjang ikan hasil tangkapan Iskandar dan Diniah,1996. Hasil tangkapan bubu berumpon terdiri dari 7 jenis ikan yaitu ikan kakap, kerapu, cumi-cumi, kepiting, buntal, gogot dan kuwe, sedangkan bubu tanpa umpon hanya 3 jenis ikan terdiri dari ikan kakap, kerapu, cumi-cumi. Hasil tangkapan bubu berumpon didominasi oleh ikan kakap sebanyak 38,34 , sedangkan bubu tanpa rumpon didominasi oleh cumi-cumi sebanyak 40 Iskandar dan Diniah, 1996 Menurut Iskandar dan Diniah 1996 bahwa komposisi jenis hasil tangkapan ikan dengan bubu tanpa rumpon dan bubu berumpon ternyata berbeda, di mana bubu berumpon mempunyai komposisi jenis hasil tangkapan lebih banyak dari bubu tanpa rumpon. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa penggunaan bubu berumpon dapat meningkatkan jumlah dan berat hasil tangkapan mencapai lebih dari 200 . Oleh karena itu, pengoperasian bubu berumpon dapat dimasyarakatkan kepada para nelayan pengguna bubu. Namun demikian untuk mengetahui posisi pemasangan bubu dan ukuran bubu yang optimal dapat dilakukan penelitian lanjutan. Selanjutnya Wahyuni 1995 mengemukakan bahwa hasil tangkapan ikan karang yang tertangkap dengan alat tangkap bubu kawat tipe buton berumpon dipasang secara vertikal pada lapisan permukaan, pertengahan dan di dasar perairan diperoleh total hasil tangkapan dari 22 kali hauling sebanyak 343 individu ikan karang. Jenis ikan karang yang diperoleh ada 20 spesiesjenis. Jenis ikan karang yang dominan tertangkap di lapisan permukaan perairan adalah sersan mayor Abudefduf vaigiensis sebanyak 83 individu dari famili Pomacentridae. Pada lapisan pertengahan didominasi oleh ikan Piso piso Aeoliscus strigatus sebanyak 56 individu dari famili Centristidae dan pada lapisan dasar perairan didominasi oleh ikan ekor kuning Caesio crythrogaster sebanyak 74 individu dari famili Caesionidae. Menurut Wahyuni 1995, dalam pengoperasian bubu berumpon apalagi dipasang secara vertikal dengan posisi digantung, maka perlu memperhatikan reaksi ikan terhadap gerakan bubu. Ternyata pengoperasian bubu yang dipasang secara vertikal dengan cara digantung pada tiga lapisan ke dalam baik pada permukaan, pertengahan maupun di dasar perairan bersama rumpon permukaan ternyata bubu yang dipasang pada lapisan permukaan dan pertengahan mempunyai kelemahan-kelemahan dari bubu yang dipasang di dasar perairan. Bubu yang dipasang di dasar perairan lebih stabil, sedangkan bubu yang dipasang di permukaan dan pertengahan dengan posisi tergantung karena ada gerakan air, maka bubu akan bergerak-gerak, sehingga ikan tertarik melihat warna bubu dan mendekati alat tangkap tersebut. Akan tetapi peluang ikan untuk masuk ke mulut bubu pada lapisan permukaan dan pertengahan sangat kecil.

2.7 Karakteristik Perifiton