2.7 Karakteristik Perifiton
Menurut Odum 1971, perifiton adalah komunitas organisme hidup menempel di atas atau di permukaan sekitar substrat yang tenggelam. Substrat
tersebut dapat berupa batu-batuan, kayu, tumbuhan air yang tenggelam dan kadang kala hewan air.
Wetzel 1979, berdasarkan tipe substrat tempat melekat, maka perifiton dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1 Epilithic adalah perifiton yang menempel pada batu;
2 Epipelic adalah perifiton yang menempel pada permukaan sedimen;
3 Epiphytic adalah perifiton yang menempel atau hidup pada permukaan
daun atau batang tumbuhan; 4
Epizoic adalah perifiton yang menempel pada permukaan tubuh hewan; 5
Epidendritic adalah perifiton yang menempel pada kayu; dan 6
Epipsamic adalah perifiton yang menempel pada permukaan pasir. Menurut Wetsel 1982, mengemukakan bahwa komunitas perifiton
umumnya terdiri dari algae mikroskopis bersifat sessil, satu sel maupun alga filamen terutama dari jenis diatom, jenis-jenis algae Conjugales, Cyanophyceae,
Euglenophyceae, Xanthophyceae dan Crysophyceae. Perkembangan perifiton dapat dipandang sebagai akumulasi yaitu
peningkatan biomassa dengan bertambahnya waktu akumulasi merupakan hasil kolonisasi dengan proses biologi yang menyertainya dan berinteraksi dengan
faktor kimia dan fisik perairan Kaufman diacu oleh Soedharma et al. 1995. Selanjutnya menurut Ruttner 1974 diacu oleh Yuspardianto 1998
perkembangan perifiton menuju kemantapan ditentukan oleh keadaan substrat. Substrat dari benda hidup sering bersifat sementara karena adanya proses
pertumbuhan dan kematian. Setelah tumbuh cepat kemudian mantap, selanjutnya mengalami kematian dan pembusukan. Setiap saat pada substrat hidup terjadi
perubahan lingkungan sebagai akibat respirasi dan asimilasi sehingga mempengaruhi komunitas perifiton. Pada substrat berupa benda mati akan lebih
bersifat mantap permanen meskipun pembentukan komunitas lambat, namun akan lebih mantap tidak mengalami rusak atau mati.
Menurut Ruttner 1974 diacu oleh Soedharma et al. 1995, tipe substrat sangat menentukan kolonisasi dan komposisi perifiton berkaitan erat dengan
kemampuan dan alat penempelnya. Kemampuan menempel pada substrat menentukan eksistensinya terhadap pencucian arus atau gelombang. Kolonisasi
adalah suatu proses penempatan atau penghunian suatu daerah atau tempat oleh suatu organisme, sedangkan suksesi merupakan suatu proses pergantian dan suatu
atau kelompok jenis organisme oleh yang lainnya dengan komposisi dan struktur yang berbeda D’Itri, 1985.
Wetzel 1982 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perifiton antara lain 1 sinar matahari; 2 suhu; 3 kecepatan arus.
Jenis-jenis algae yang menempel pada umumnya mendominasi perairan berarus kuat. Berkurangnya kecepatan arus akan meningkatkan keragaman organisme
yang melekat, sedangkan dari segi biomassa dan produksi perifiton, akumulasi biomassa lebih cepat pada perairan berarus cepat tetapi total biomassa cenderung
seimbang baik pada perairan berarus cepat maupun lambat; dan 4 unsur hara.
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu