sebagai alat bantu penangkapan dalam menangkap ikan-ikan yang hidup di dasar perairan ikan demersal terutama ikan karang.
2 Berdasarkan kriteria permanensi maka rumpon dapat dibagi atas :
i Rumpon yang di jangkar namun dapat berpindah-pindah dinamis.
Rumpon ini dipasang bisa diangkat-angkat dengan berat pemberat antara 25 –35 kg.
ii Rumpon yang di jangkar secara tetap statis. Rumpon ini tidak bisa
diangkat-angkat bersifat tetap dengan berat pemberat 75 – 100 kg. 3
Berdasarkan tingkat teknologi yang digunakan , rumpon dibagi atas: i
Rumpon tradisional umumnya digunakan oleh nelayan tradisional. Komponen rumpon ini terdiri dari pelampung, tali jangkar,
jangkarpemberat serta pemikat dari daun kelapa. Rumpon ini dipasang pada kedalaman 300 – 2000 m.
ii Rumpon modern umumnya digunakan oleh perusahaan swasta maupun
BUMN. Komponen rumpon terdiri dari pelampung terbuat dari plat besi atau drum, tali jangkar terbuat dari kabel baja steel wire, tali sintesis
dan dilengkapi dengan swivel kili-kili, pemberat terbuat dari cor semen, sedangkan pemikat terbuat dari bahan alami daun kelapa dan
bahan sintesis seperti ban, pita plastik dan sebagainya. Dalam SK Mentan No. 51KptsIK.250197 dijelaskan ada 3 jenis rumpon
antara lain: 1 rumpon perairan dasar merupakan alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada dasar perairan laut, 2 rumpon perairan
dangkal, merupakan alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut dengan kedalaman sampai 200 m, dan 3 rumpon perairan
dalam, merupakan alat bantu penangkapan ikan yang dipasang dan ditempatkan pada perairan laut dengan kedalaman di atas 200 m.
2.6.2 Konstruksi rumpon
Rumpon secara umum terdiri dari 3 komponen yaitu pemikat ikan, jangkar dan tali penambat yang menghubungkan pemikat ikan dengan jangkar. Bahan
pemikat atraktor yang digunakan adalah daun kelapa Subani, 1989 diacu oleh Effendie, 2002. Selanjutnya menurut Preson 1982 diacu oleh Monintja et al.
1990 mengemukakan bahwa disain FAD terdiri dari tiga komponen utama yakni : 1 anchor; 2 mooring live; dan 3 aggregator.
Bahan untuk jangkar anchor kini banyak digunakan adalah drum yang diisi dengan semen konkrit, bahan untuk mooring live yang baik adalah
polypropyleen, sedangkan bahan aggregator dari ban bekas, daun kelapa atau tali plastik Boy and Smith 1984 diacu oleh Monintja et al. 1990. Ketiga komponen
tersebut harus dirancang sedemikian rupa agar efisien dan efektif. Zulkarnain 2002 mengemukakan alat pemikat atraktor merupakan salah
satu kemampuan utama pada rumpon. Atraktor juga merupakan bagian terpenting dari rumpon. Hal ini karena atraktor berfungsi sebagai alat pemikat atau
pengumpul ikan sesungguhnya. Menurut Tim Pengkaji Rumpon Fakultas Perikanan IPB 1987 diacu oleh
Zulkarnain 2002, persyaratan umum atraktor adalah : 1 mempunyai daya pikat yang baik terhadap ikan, 2 tahan lama, 3 mempunyai bentuk seperti
posisi potongan vertikal, 4 melindungi ikan-ikan kecil, 5 bentuknya silinder dengan posisi arah ke bawah, dan 6 terbuat dari bahan yang kuat, tahan lama dan
murah. Selanjutnya menurut Monintja, et al. 1990 mengatakan berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menilai prospek penggunaan rumpon antara
lain : 1 ketersediaan bahan baku rumpon, 2 daya tahan rumpon terhadap berbagai kondisi perairan, dan 3 kemudahan operasi penangkapan ikan.
Monintja et al. 1990 mengemukakan bahwa manfaat yang dapat diharapkan dengan penggunaan rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan
adalah : 1 mengurangi waktu dan bahan bakar dalam pengintaian ikan, 2 meningkatkan hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan, dan 3
meningkatkan mutu hasil tangkapan yang ditinjau dari spesies dan komposisi ukuran. Selanjutnya menurut Direktorat Jenderal Perikanan, 1995 diacu oleh
Imawati 2003 mengemukakan beberapa keuntungan dalam penggunaan rumpon yakni memudahkan pencarian gerombolan ikan, biaya eksploitasi dapat dikurangi
dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan kecil.
2.6.3 Peranan rumpon sebagai alat pemikat ikan