Analisis hasil tangkapan bubu

Gambar 40 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon besar lokasi L2 pada penangkapan malam hari adalah Cheilinus, kemudian Chaetodon dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh Cheilinus, kemudian Chaetodon dan diikuti genus lain. Gambar 41 menunjukkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi di bubu rumpon besar lokasi L2 pada penangkapan malam hari adalah Chaetodon, kemudian Siganus dan diikuti genus lain, sedangkan pada penangkapan siang hari di dominasi oleh Chaetodon, kemudian Siganidae dan diikuti genus lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa genus ikan karang yang memiliki kelimpahan tertinggi pada alat tangkap bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan malam hari di dominasi oleh Chaetodon, Cheilinus dan Siganus, kemudian diikuti genus lain, sedangkan penangkapan siang hari di dominasi oleh Chaetodon, Cheilinus dan Siganus, kemudian diikuti genus lain.

5.3.4 Analisis hasil tangkapan bubu

Hasil analisis uji t terhadap hasil tangkapan bubu dioperasikan bersama rumpon dan tanpa rumpon selama 24 kali operasi penangkapan dengan menganalisis BRK1 malam vs BRB1 malam ternyata T-Value = 0.35, P-Value = 0.731. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L1 dengan bubu rumpon besar di lokasi L1 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 . Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRK1 siang vs BRB1 siang ternyata T-Value = -0.38, P-Value = 0.704. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L1 dengan bubu rumpon besar di lokasi L1 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 . Hasil analisis uji t terhadap BRK1 malam vs BTR1 malam ternyata T-Value = 0.45, P-Value = 0.658. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L1 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 . Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRK1 siang vs BTR1 siang ternyata T-Value = 0.85, P-Value = 0.398. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L1 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 . Hasil analisis uji t terhadap BRB1 malam vs BTR1 malam ternyata T-Value = 0.15, P-Value = 0.882. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon besar di lokasi L1 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 . Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRB1 siang vs BTR1 siang ternyata T-Value = 1.19, P-Value = 0.242. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon besar di lokasi L1 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L1 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 . Hasil analisis uji t terhadap BRK2 malam vs BRB2 malam ternyata T-Value = -1.73, P-Value = 0.091. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L2 dengan bubu rumpon besar di lokasi L2 pada tingkat kepercayaan 95 . Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRK2 siang vs BRB2 siang ternyata T-Value = 0.37, P-Value = 0.710. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L2 dengan bubu rumpon besar di lokasi L2 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 . Hasil analisis uji t terhadap BRK2 malam vs BTR2 malam ternyata T-Value = -1.32, P-Value = 0.193. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L2 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 . Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRK2 siang vs BTR2 siang ternyata T-Value = -1.32, P-Value = 0.196. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon kecil di lokasi L2 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 . Hasil analisis uji t terhadap BRB2 malam vs BTR2 malam ternyata T-Value = 0.33, P-Value = 0.740. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon besar di lokasi L2 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan malam hari dengan tingkat kepercayaan 95 . Selanjutnya hasil analisis uji t terhadap BRB2 siang vs BTR2 siang ternyata T-Value = -1.52, P-Value = 0.135. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tangkapan bubu yang dioperasikan bersama rumpon besar di lokasi L2 dengan bubu tanpa rumpon di lokasi L2 pada penangkapan siang hari dengan tingkat kepercayaan 95 . Hasil analisis uji “t” dapat dilihat pada Lampiran 18.

5.4 Pembahasan