sederhana dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyajana
sedangkan yang lainnya dapat berlatih menulis kalimat berhuruf Jawa dengan menggunakan media
flanacaraka dengan kelompoknya masing-masing.
2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran menulis huruf Jawa merupakan salah satu kompetensi dasar yang terintegrasi dalam kurikulum bahasa Jawa. Pelaksanaan pembelajaran
menulis huruf Jawa siswa masih kurang maksimal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pembelajaran menulis huruf Jawa di sekolah kurang maksimal
diantaranya sikap siswa yang kurang tertarik dan merasa bosan dengan pembelajaran menulis huruf Jawa. Selain itu, faktor guru juga mempengaruhi
pembelajaran menulis huruf Jawa yaitu pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional atau ceramah. Hal ini disebabkan karena guru belum menemukan
media yang dapat menarik siswa semangat belajar menulis huruf Jawa. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan
media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Tujuan pembelajaran
dapat tercapai melalui pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan mengena bagi siswa. Penggunaan media
flanacaraka merupakan salah satu strategi yang tepat dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Karena dengan media tersebut siswa
akan terbantu dalam menulis kata atau kalimat berhuruf Jawa.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan untuk memberikan arah pada penelitian ini adalah adanya peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dan terjadi
perubahan perilaku yang positif pada siswa kelas IV SDN Babakan 01 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
media flanacaraka
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian
research and development RD
yang telah dilakukan oleh peneliti. Perbedaannya, penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan media
flanacaraka dalam pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama Arikunto,dkk 2006:3. Penelitian tindakan kelas juga dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk
kajian yang sistematis reflektif oleh pelaku tindakan guru yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran Subyantoro, 2009:8.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam
konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan Aqib, 2006:18. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
memperbaiki masalah-masalah yang sedang dialami oleh siswa di dalam kelas. Selain itu, tujuan penelitian tindakan kelas juga untuk memperbaiki pelaksanaan
pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti melaksanakan dua siklus dalam penelitian ini yaitu siklus I dan
siklus II. Model penelitian tindakan kelas terdiri atas empat tahap pada masing- masing siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi dan
refleksi Arikunto, 2010:17. Keempat tahap tersebut memiliki keterkaitan antara