nilai  rata-rata  klasikal  siswa  hanya  mencapai  63,07  atau  dalam  kategori  cukup. Perlu  adanya  peningkatan  dalam  pembelajaran  sehingga  nilai  rata-rata  klasikal
siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 65. Nilai  akhir  tes  menulis  huruf  Jawa  pada  siklus  I  diperoleh  dari
penjumlahan  nilai  ketiga  aspek  penilaian,  meliputi:  1  ketepatan  huruf  aksara legena, 2 ketepatan sandhangan, dan 3 kerapian. Ketiga aspek tersebut dapat
diketahui  bahwa  aspek  ketepatan  huruf  aksara legena  mencapai  rata-rata  22,6;
aspek  ketepatan sandhangan  mencapai  rata-rata  22,15;  dan  aspek  kerapian
mencapai  rata-rata  16,8.  Berikut  hasil  perolehan  nilai  tiap  aspek  penilaian keterampilan  menulis  huruf  Jawa  dengan  menggunakan  media
flanacaraka  pada siklus I.
4.1.2.1.1 Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Ketepatan Huruf
Tes  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  tes  menulis  kalimat sederhana  berhuruf  Jawa.  Soal  tes  menulis  huruf  Jawa  terdiri  atas  lima  kalimat
sederhana.  Masing-masing  kalimat  terdiri  atas  3  kata.  Jadi,  kelima  kalimat
tersebut kurang lebih terdiri atas 32 aksara legena yang harus ditulis oleh siswa.
Penilaian  aspek  ketepatan  huruf  aksara legena  ini  berdasarkan  pada
ketepatan  penulisan  huruf  atau  aksara legena  dengan  soal  yang  telah  diberikan
oleh  guru.  Hasil  aspek  ketepatan  huruf  aksara legena  pada  siklus  I  dijabarkan
dalam tabel 6 berikut ini.
Tabel  6.  Hasil  Tes  Menulis  Huruf  Jawa  Aspek  Ketepatan  Huruf  Aksara Legena pada Siklus I
No. Kategori
Nilai Frekuensi
Bobot Skor
Persen Nilai Rata-rata
1. Sangat baik
36 =  ∑ Bobot Skor
∑ Frekuensi =  882  = 22,6
39 kategori cukup
2. Baik
27 22
594 56,4
3. Cukup
18 15
270 38,5
4 Kurang
9 2
18 5,1
Jumlah 39
882 100
Tabel  6  merupakan  tabel  nilai  rata-rata  menulis  kalimat  sederhana berhuruf  Jawa  yang  dicapai  siswa  pada  aspek  ketepatan  huruf  aksara
legena. Tabel  tersebut  menunjukkan  bahwa  nilai  rata-rata  siswa  secara  klasikal  pada
aspek  ketepatan  huruf  aksara legena  adalah  22,6  atau  berkategori  cukup.  Nilai
36 tidak dapat dicapai siswa atau 0, nilai 27 dicapai oleh 22 siswa atau sebesar 56,4  dan  nilai  18  dicapai  oleh  15  siswa  atau  sebesar  38,5.  Kategori  kurang
dengan nilai 9 diperoleh oleh 2 siswa atau 5,1. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa 5,1 atau 2 siswa belum
dapat  menuliskan  kalimat  sederhana  berhuruf  Jawa  dengan  baik  karena  terdapat kesalahan  penulisan  lebih  dari  15  aksara  Jawa
legena.  Sebanyak  15  siswa  atau 38,5  salah  dalam  menuliskan  aksara
legena  sebanyak  10-14  huruf,  sedangkan 56,4  atau  22  siswa  hanya  salah  menuliskan  5-9  aksara
legena.  Tidak  ada  satu siswa atau 0 yang dapat menulis kalimat berhuruf Jawa dengan kesalahan antara
0-4 aksara legena.
Berdasarkan hasil penelitian tes menulis huruf Jawa dengan menggunakan media
flanacaraka  pada  siklus  I,  dapat  diketahui  bahwa  kesalahan  penulisan aksara
legena  masih  banyak  ditemui.  Bentuk  aksara  Jawa  yang  hampir  sama menyebabkan siswa salah dalam menulis kalimat berhuruf Jawa tersebut.
Kesalahan  tersebut  diantaranya  pada  penulisan  kata Doni,
Ipah, kae,
bocah, ing  .   Kata
Doni, seharusnya  ditulis  dengan  penulisan Doni,  namun  siswa
menuliskan da  dengan  aksara
na  sehingga  penulisannya Noni.  Kesalahan  yang  selanjutnya  terdapat  pada  penulisan  kata
Ipah. Sebagian besar siswa menulis kata
tidak disertai dengan aksara sehingga
penulisannya Ipah.  Kesalahan  tersebut  juga  terdapat  pada  penulisan  kata
kaé, sebagian  besar  siswa  menulis tanpa  disertai  dengan  aksara
ha. Kesalahan lainnya ada pada penulisan kata bocah. Sebagian
besar siswa menulis kata bo dengan kata
ngo atau nyo,
sedangkan  kata bocah  ditulis  dengan  menggunakan  aksara
sah. Penulisan kata
ing juga mengalami kesalahan, sebagian siswa menulis kata ing dengan menggunakan aksara
la. Penulisan  aksara
legena  banyak  mengalami  kesalahan  pada  penulisan aksara yang mempunyai bentuk hampir sama. Kondisi tersebut dijadikan peneliti
untuk  memperbaiki  pembelajaran  pada  pertemuan  selanjutnya  yaitu  penjelasan lebih rinci tentang cara membedakan aksara
legena yang bentuknya hampir sama sehingga  siswa  mampu  menuliskan  kalimat  sederhana  berhuruf  Jawa  dengan
benar.
4.1.2.1.2 Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Ketepatan Sandhangan