ka dengan aksara na sehingga penulisannya menjadi
nyai. Kesalahan penulisan juga terdapat pada kata
anyar. Sebagian siswa menulis aksara
nyar dengan menggunakan aksara yar sehingga
penulisannya menjadi ayar. Kesalahan penulisan aksara legena pada
siklus II tidak sebanyak pada siklus I.
4.1.3.1.2 Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Ketepatan Sandhangan
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Soal tes menulis huruf Jawa terdiri atas lima kalimat
sederhana. Masing-masing kalimat terdiri atas 3 kata yang menggunakan
sandhangan swara, panyigeg wanda, dan wyanjana. Aspek ketepatan sandhangan mempengaruhi hasil tes menulis huruf Jawa siswa. Aspek ketepatan
sandhangan pada siklus II hasilnya lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I. Hal ini
dikarenakan siswa sudah sering melakukan latihan dalam menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa. Hasil aspek ketepatan
sandhangan pada siklus II dijabarkan dalam tabel 12 berikut ini.
Tabel 12. Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Sandhangan pada Siklus II
No. Kategori
Nilai Frekuensi
Bobot Skor
Persen Nilai Rata-rata
1. Sangat baik
36 11
396 28,2
= ∑ Bobot Skor
∑ Frekuensi = 1062 = 27,2
39 kategori baik
2. Baik
27 18
486 46,2
3. Cukup
18 10
180 25,6
4 Kurang
9 Jumlah
39 1062
100
Tabel 12 merupakan tabel nilai rata-rata menulis kalimat sederhana berhuruf Jawa yang dicapai siswa pada aspek
sandhangan. Tabel tersebut menunjukkan nilai rata-rata siswa secara klasikal pada aspek ketepatan
sandhangan adalah 27,2 atau berkategori baik. Nilai 36 dapat dicapai oleh 11 siswa atau 28,2, nilai 27 dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 46,2 dan nilai 18
dicapai oleh 10 siswa atau sebesar 25,6. Kategori kurang dengan nilai 9 tidak diperoleh oleh satu siswa pun atau 0.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa tidak satu pun siswa yang mendapat kategori kurang. Hal ini membuktikan bahwa pada siklus II, siswa
telah mengalami peningkatan yaitu sudah mampu menulis sandhangan sesuai
dengan fungsinya. Sebanyak 25,6 atau 10 siswa salah dalam menuliskan sandhangan sebanyak 10-14 huruf, sedangkan 46,2 atau 18 siswa hanya salah
menuliskan 5-9 sandhangan. Terdapat 11 siswa atau sebesar 28,2 mampu
menulis sandhangan dengan tepat atau hanya dengan kesalahan penulisan
sandhangan sebanyak 0-4. Berdasarkan hasil penelitian tes menulis huruf Jawa dengan menggunakan media
flanacaraka pada siklus II, kesalahan penulisan sandhangan sudah tidak banyak ditemui.
Kesalahan penulisan sandhangan pada siklus II lebih sedikit dibandingkan
dengan siklus II. Sebagian siswa hanya salah dalam penulisan beberapa sandhangan saja seperti sandhangan taling tarung .... , sandhangan pangkon
..... dan
sandhangan pengkal
...... .
Penulisan sandhangan taling tarung
.... mengalami kesalahan yaitu penulisannya tidak mengapit aksara legena,
melainkan diletakkan dibelakang aksara legena, yaitu
.
Kesalahan penulisan juga terdapat pada kata
kyai. Kesalahan
terdapat pada penulisan sandhangan pengkal .....
. Sebagian besar siswa
menggunakan sandhangan pangkon dalam kata tersebut yaitu
. Bentuk
sandhangan yang hampir sama menyebabkan siswa mengalami kesalahan.
4.1.3.1.3 Hasil Tes Menulis Huruf Jawa Aspek Kerapian