e Mudah dibuat. Tidak membutuhkan keahlian khusus dalam proses
membuatnya. Adapun kekurangan dalam media
flanacaraka adalah sebagai berikut. a
Perekat sering lepas, sehingga perlu menyiapkan lem ketika pembelajaran berlangsung.
b Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama, terutama jika
membutuhkan media flanacaraka dalam jumlah banyak.
c Media flanacaraka belum lengkap, karena hanya aksara legena, sandhangan
swara, sandhangan panyigeg wanda, dan sandhangan wyanjana.
2.2.6 Pembelajaran Menulis Huruf Jawa dengan Menggunakan Media Flanacaraka
Pembelajaran menulis huruf Jawa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, menambah pengetahuan siswa dan meningkatkan
kemampuan dalam menulis kata atau kalimat berhuruf Jawa. Namun pada kenyataannya keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa sekolah dasar masih
kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena siswa merasa kesulitan dalam menghafalkan huruf-huruf Jawa. Metode yang digunakan oleh guru juga masih
menggunakan metode konvensional atau ceramah yang membuat siswa bosan dan kurang tertarik untuk belajar menulis huruf Jawa.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa dan perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran menulis huruf Jawa.
Penelitian ini menitikberatkan pada penerapan media flanacaraka yang
diharapkan dapat mencapai tujuan tersebut. Dengan adanya media pembelajaran
yang menarik diharapkan keterampilan siswa dalam menulis huruf Jawa dapat meningkat sesuai dengan indikator pembelajaran.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru pada saat pembelajaran menulis huruf Jawa dengan menggunakan media
flanacaraka, meliputi: 1
guru memperkenalkan media flanacaraka kepada siswa, 2
guru menjelaskan kepada siswa mengenai huruf-huruf Jawa beserta sandhangannya dengan menggunakan media flanacaraka,
3 guru memberikan contoh kata berhuruf Jawa sesuai dengan kaidah penulisan
dengan menggunakan media flanacaraka,
4 guru menyuruh beberapa siswa untuk menuliskan beberapa kata dengan
menggunakan media flanacaraka,
5 guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Masing-masing siswa
mendapatkan media flanacaraka yang berupa aksara Jawa legena beserta
sandhangannya, 6
guru menyiapkan kertas yang berisi kalimat berbahasa Jawa. Masing-masing kelompok mendapatkan kalimat tersebut,
7 masing-masing kelompok berdiskusi menulis kalimat yang telah didapatkannya
tersebut dengan menggunakan media flanacaraka, dan ditempelkan dipapan
yang telah disediakan sebelumnya, 8
hasil pekerjaan siswa ditampilkan didepan kelas kemudian guru dan siswa bersama-sama mengoreksi hasil pekerjaan siswa tersebut dan begitu
seterusnya, 9
guru melakukan evaluasi. Tes dilakukan secara individu dengan memanggil siswa secara berurutan maju ke depan kelas untuk menuliskan kalimat
sederhana dengan menggunakan sandhangan panyigeg wanda dan wyajana
sedangkan yang lainnya dapat berlatih menulis kalimat berhuruf Jawa dengan menggunakan media
flanacaraka dengan kelompoknya masing-masing.
2.3 Kerangka Berpikir
Pembelajaran menulis huruf Jawa merupakan salah satu kompetensi dasar yang terintegrasi dalam kurikulum bahasa Jawa. Pelaksanaan pembelajaran
menulis huruf Jawa siswa masih kurang maksimal. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pembelajaran menulis huruf Jawa di sekolah kurang maksimal
diantaranya sikap siswa yang kurang tertarik dan merasa bosan dengan pembelajaran menulis huruf Jawa. Selain itu, faktor guru juga mempengaruhi
pembelajaran menulis huruf Jawa yaitu pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional atau ceramah. Hal ini disebabkan karena guru belum menemukan
media yang dapat menarik siswa semangat belajar menulis huruf Jawa. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan
media flanacaraka dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Tujuan pembelajaran
dapat tercapai melalui pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan mengena bagi siswa. Penggunaan media
flanacaraka merupakan salah satu strategi yang tepat dalam pembelajaran menulis huruf Jawa. Karena dengan media tersebut siswa
akan terbantu dalam menulis kata atau kalimat berhuruf Jawa.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang digunakan untuk memberikan arah pada penelitian ini adalah adanya peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dan terjadi