Program CAPTURE Rexstad Burnham 1991. Asumsi menggunakan capture- recapture
model M
h
dimana populasi yang diambil sampelnya adalah sampel tertutup secara demografi, yakni diasumsikan tidak ada kelahiran, kematian,
imigrasi, maupun emigrasi selama survey dilakukan. Kepadatan absolut harimau dihitung dengan menggunakan persamaan:
w A
N D
=
Dalam hal ini D = estimasi kepadatan harimau, N = jumlah individu yang telah teridentifikasi dan Aw = efektivitas sampling area.
4.5.2. Pendugaan Populasi
Mangsa
Dengan menggunakan data kecepatan berjalan satwa yang diperoleh berdasarkan hasil perangkap kamera maka digunkan metode yang dipekenalkan
oleh Hutchinson Waser 2007. Kecepatan berjalan yang dihitung adalah satwa jenis ungulata dalam hal ini adalah rusa dan kijang. Kecepatan berjalan rusa dan
kijang dihitung menggunkan Adobe Photoshop untuk memperkirkan jarak berjalan satwa dengan meliahat waktu pada foto hasil perangkap kamera.
Persamaan yang digunakan berdasarkan metode tersebut adalah:
dimana y merupakan jumlah foto, r adalah jarak dari lensa ke objek, t adalah waktu operasi kamera, v adalah kecepatan berjalan dan D kepadatan populasi.
4.5.3. Distribusi Harimau dan Satwa Mangsa
Distribusi harimau sumatera dan mangsanya dianalisis dengan melakukan overlay
pelapisan koordinat perjumpaan keberadaan harimau sumatera dan mangsanya terhadap data spasial peta tematik seperti tutupan lahan, ketinggian,
kemiringan, jarak dari sungai, jarak dari padang rumput dan aktivitas manusia.
1. Peta Tutupan Lahan
Peta tutupan lahan dibuat dengan menggunakan Erdas Imagine 9.1 dari citra landsat TM 7 tahun 2000. Proses pembuatan peta tutupan lahan disajikan
pada Gambar 6.
Klasifikasi Terbimbing
Recode
Fill Focal
Majority
Uji Akurasi
Mosaic Subset
Image
Geo Correction
Citra Lansat
Titik Uji
Peta Tutupan Lahan
Erdas Imagine 9.1
Gambar 6 Proses pembuatan peta tutupan lahan.
2. Peta Kontur, ketinggian dan kemiringan
Peta Kontur, ketinggian dan kemiringan dihasilkan dari peta srtm yang diperoleh melalui wbsite httprstm.cgsir.usgs.org. Peta srtm yang digunakan
adalah peta dengan kode geografi “srtm 56-11” dan “srtm 56-12”. Pembuatan peta dilakukan menggunakan program Arc GIS 9.3. Proses pembuatan peta kontur,
ketinggian dan kemiringan disajikan pada Gambar 7.
Peta Kontur
Subset Image pemotongan Citra
Fill
3D Analyst
Conditional
Raster Survace
Countur
Slope CreateModify
TIN
Create TIN from Feature
Reclassify Reclassify
Peta Ketinggian
Peta Kemiringan
Peta SRTM
Erdas Imagine 9.1
Arc GIS 9.3
Gambar 7 Proses pembuatan peta kontur, ketinggian dan kemiringan lahan.
3. Peta padang rumput dan jarak dari padang rumput
Peta padang rumput dan jarak dari padang rumput dibuat dari citra landsat yang telah diproses menjadi peta tutupan lahan. Peta padang rumput dibuat
dengan mengkonversi padang rumput sebagai raster menjadi padang rumput dalam format vektor berupa polygon. Jarak dari padang rumput dibuat dengan
melakukan buffer terhadap padang rumput yang telah dikonversi menjadi polygon. Buffer yang dilakukan adalah pada jarak 5, 10,15, 20, dan 20 KM dari
garis terluar padang rumput. Proses pembuatan peta padang rumput dan jarak dari padang rumput disajikan pada Gambar 8.
Convertion from Raster to Polygon
Peta Padang Rumput
Buffer
Peta Jarak dari Padang Rumput
Overlay
Arc GIS 9.3
Peta padang rumput dan jarak dari padang rumput
Citra Lansat
Gambar 8 Proses pembuatan peta padang rumput dan jarak dari padang rumput.
4. Peta Sungai dan Jarak dari sungai