I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Harimau sumatera Panthera tigris sumatrae tersebar di 26 kawasan konservasi dan kawasan hutan lainnya yang terpisah secara geografis dengan
jumlah populasi sekitar 500 ekor PHPA 1994. Sejak tahun 1996, harimau sumatera masuk dalam kategori sangat terancam kepunahan critically
endangered oleh The International Union for the Conservation of Nature and
Natural Resources IUCN atau Badan Dunia untuk Konservasi Alam dan
Sumberdaya Alam. CITES Convetion on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora
atau Konvensi Internasional Tentang Perdagangan Satwa dan Tumbuhan Terancam Punah mengelompokan harimau
sumatera dalam kategori Appendix I .
Harimau sumatera dalam upaya konservasinya membutuhkan habitat yang memadai.
Salah satu kawasan yang memiliki perhatian lebih terhadap harimau sumatera adalah Kawasan Ekosistem Ulu Masen. Kawasan Ekosistem Ulu Masen
merupakan salah satu kawasan penelaahan populasi harimau sumatera dari 18 kawasan yang ada di pulau sumatera Departemen Kehutanan 2007. Kawasan
Ekosistem Ulu Masen merupakan kombinasi antara hutan daratan rendah sampai pegunungan seluas 738.857 Ha pada lima Kabupaten di utara Propinsi Aceh yaitu:
Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Besar, Pidie, dan Pidie Jaya. Keberadaan harimau sumatera di propinsi Aceh belum sepenuhnya
diketahui dengan akurat karena penelitian lapangan relatif sedikit dilakukan terutama di Kawasan Ekosistem Ulu Masen. Berdasarkan data WCS-IP Wildlife
Concervation Society Indonesia Programe yang dipublikasikan Departemen
Kehutanan tahun 2007 ditemukan bukti keberadaan harimau sumatera di Kawasan Ekosistem Ulu Masen namun estimasi populasinya belum diketahui. Untuk
melengkapi bukti keberadaan harimau sumatera tersebut perlu dilakukan penelitian guna memperoleh data keberadaan, populasi dan penyebaran
distribusi harimau sumatera dan mangsanya pada kawasan tersebut.
2 Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menentukan keberadaan
harimau dan mangsanya adalah dengan analisis sistem informasi geografis SIG Smith et al. 1998. Dalam ilmu satwaliar SIG dapat dimanfaatkan untuk analisis
habitat, tutupan lahan, penentuan wilayah jelajah dan teritori, pemodelan spasial habitat satwaliar, pemetaan sebaran satwaliar dan acuan pengambilan keputusan
dalam pengelolaan satwaliar salah satunya adalah harimau sumatera.
1.2. Tujuan