Perilaku Bio-Ekologi Harimau Sumatera 1. Taksonomi

5

2.1.3. Perilaku

Harimau sumatera merupakan spesies kucing besar yang hidup soliter yaitu satwa yang sebagian besar waktu hidupnya dengan menyendiri, kecuali saat musim kawin dan selama memelihara anak. Harimau dapat bergerak mengunjungi setiap bagian teritorialnya setiap 10 hari sambil mengikuti hewan mangsanya yang secara terus-menerus bergerak aktif ketika harimau aktif bergerak mengejar mangsanya tersebut Jackson 1990. Harimau merupakan satwa pemangsa yang menggunakan teknik berburu individual, bersembunyi, mengejar, menyerang secara tiba-tiba untuk kemudian membunuh mangsanya Seidensticker et al. 1999. Dalam menjalankan perburuannya harimau mengawalinya dengan mengikuti setiap pergerakan mangsanya, berada sedekat mungkin dari mangsanya tersebut sehingga sering ditemukan jejak harimau berada tidak jauh dari jejak mangsanya. Harimau umumnya akan memulai perburuannya pada sore hari dan sangat aktif saat malam hari karena harimau merupakan satwa yang tidak tahan dengan panasnya sengatan matahari Lekagul McNeely 1977. Akan tetapi jika cuaca siang hari dingin dan mendung atau matahari tidak bersinar terik dan suhu udara relatif rendah harimau juga akan berburu mangsanya. Harimau sangat tergantung pada penglihatan dan pendengarannya saat berburu mangsa jika dibandingkan dengan indera lainnya. Indera ini sangat membantu harimau saat berburu terutama saat berburu di malam hari Hoogerwerf 1970. Harimau berburu mangsa dan membunuhnya dengan cara mengigit pada bagian leher. Gigitan pada leher mangsa terarah pada saluran tenggorokan dari arah samping atau dari arah bawah. Setelah mangsa mati digigit, harimau akan cenderung membawa mangsanya mendekati sumber air dan memakannya di sana karena saat makan harimau berhenti beberapa saat untuk minum dan kembali melanjutkan makannya Grzimek 1975. Untuk pemenuhan kebutuhannya akan energi yang berasal dari daging mangsanya, harimau berburu setiap 3-6 hari sekali dan sangat ditentukan oleh ukuran dan massa tubuh mangsa yang dimakannya. Seekor harimau biasanya membutuhkan energi dari 3-6 kg daging setiap harinya sehingga harimau biasanya 6 tidak menghabiskan mangsanya, hanya sekitar 70 mangsa yang dimakan Seidensticker et al. 1999. Untuk satwa yang berukuran besar seperti rusa sambar biasanya dimakan beberapa kali. Sisa makanan biasanya disimpan dengan cara menutupinya dengan dedaunan dan ranting untuk dimakan kembali serta agar mangsanya tidak tercium dan dimakan oleh satwa pemangsa lainnya Hutabarat 2005. Harimau betina memiliki satu periode bernama estrous yaitu periode dimana harimau betina akan membuka diri menerima harimau jantan untuk melakukan perkawinan. Aroma khas harimau betina saat mengalami masa estrous akan tercium oleh harimau jantan melalui urine harimau betina. Selama masa birahi harimau betina akan memperlihatkan perilaku yang lebih agresif dari biasanya, lebih banyak mengeluarkan suara dan lebih sedikit beristirahat. Harimau betina yang mengalami masa birahi akan mengeluarkan suara yang berasal dari udara dalam rongga hidung serta mengaum dan menggeram pelan atau disebut dengan istilah “prusten” McDougal 1979. Pada daerah tropis seperti Indonesia yang memiliki fluktuasi iklim yang sangat kecil, harimau memiliki masa kawin sepanjang tahun. Lama kehamilan harimau sekitar 103 hari dengan rata-rata kelahiran 2 ekor anak setiap kelahiran Sherpa dan Makey, 1998. Anak yang dilahirkan akan terus berada dalam sarang sampai kira-kira berumur 6 bulan, setelah itu akan mulai dibawa induknya untuk berburu mangsa. Saat berumur 18-28 bulan anak harimau akan disapih oleh induknya, namun beberapa temuan menyebutkan terdapat harimau yang masih di bawah pengasuhan induknya sampai menemukan pasangan hidupnya Sherpa dan Makey, 1998. Harimau betina akan mencapai masa dewasa kelamin saat berumur 3 tahun sedangkan harimau jantan baru akan mencapainya saat berumur 4 tahun Sherpa Maskey 1998. Setelah mencapai masa dewasa kelamin harimau betina dapat melahirkan anak setiap dua tahun sekali sampai harimau tersebut berumur 9-10 tahun. Selama hidupnya harimau betina memiliki rata-rata masa berkembang biak 6,1 tahun dengan umur rata-rata harimau antara 10-15 tahun Sherpa dan Makey, 1998. 7

2.1.4. Populasi dan Penyebaran