Distribusi Harimau Sumatera dan Mangsanya

5.1.5. Distribusi Harimau Sumatera dan Mangsanya

5.1.5.1. Distribusi Harimau Sumatera dan Mangsanya Berdasarkan Tipe

Tutupan lahan Berdasarkan tipe tutupan lahannya lokasi hutan Blang Raweu dan sekitarnya memiliki enam tipe tutupan lahan yaitu hutan primer, hutan sekunder, padang rumput, ladang, sawah, badan air dan lahan terbuka. Berdasarkan lokasi pemasangan perangkap kamera dan temuan keberadaan harimau dan mangsanya kawasan penelitian memiliki tiga tipe tutupan lahan yaitu hutan primer, hutan sekunder dan padang rumput. Secara keseluruhan ditemukan 101 keberadaan harimau dan 55 tanda keberadaan mangsa. Tabel 9 menyajikan distribusi keberadaan harimau sumatera dan mangsanya berdasarkan tipe tutupan lahan. Tabel 9 Distribusi keberadaan dan tingkat perjumpaan harimau dan mangsanya berdasarkan tipe tutupan lahan Harimau Mangsa Peta tematik HK CK TK KT JK ER SL K PL ER Hutan Primer 2 7 33 16 2 0.67 1 4 29 63.44 Hutan Sekunder 1 1 4 6 71.47 Padang Rumput 2 2 27 2 2 4.81 1 3 11 99.29 Jumlah 4 10 61 22 4 2 7 46 Ket : TK : Tapak kaki CK : Cakaran KT : Kotoran HK : Harimau di kamera JK : Jejak lainnya SL : Salt lick K : Kubangan PL : Perjumpaan langsung Berdasarkan Tabel 9 distribusi harimau dan mangsanya bervariasi di setiap tipe tutupan lahannya. berdasarkan titik perjumpaannnya distribusi keberadaan harimau tertinggi terdapat pada tipe hutan primer dengan total 60 temuan dan terendah pada tipe hutan sekunder dengan 6 temuan. Berbeda dengan tanda keberadaan harimau, tingkat perjumpaan harimau justru menunjukan sebaliknya. Tingkat perjumpaan tertinggi terjadi pada tipe padang rumput dengan 4.81 foto100 hari dan terendah pada hutan sekunder dengan 0 foto100 hari. Mangsa harimau juga menunjukan hal yang sama dengan harimau dimana temuan tertinggi terjadi pada hutan primer dengan 34 temuan dan terendah pada hutan sekunder dengan 6 temuan. Tingkat perjumpaan mangsa tertinggi justru ditemukan pada padang rumput dengan 99.29 foto100 hari yang didominasi jenis rusa dan gajah sumatera sedangkan paling rendah pada hutan sekunder yang didominasi oleh babi jenggot, kancil dan beruk. Gambar 33 menyajikan peta distribusi keberadaan serta interpolasi tingkat perjumpaan harimau sumatera dan mangsanya berdasarkan tipe tutupan lahan kawasan penelitian. Gambar 33 Peta distribusi harimau dan mangsanya berdasarkan tutupan lahan

5.1.5.2. Distribusi Harimau Sumatera dan Mangsanya Berdasarkan Tipe

Hutan Menurut Ketinggian Menurut ketinggiannya kawasan Blang Raweu dibedakan menjadi 3 tipe hutan tropis yaitu hutan tropis dataran rendah 0-800 mdpl, hutan tropis pegunungan 800-1500 mdpl dan hutan tropis pegunungan tinggi 1500 mdpl. Tabel 10 menyajikan distribusi harimau sumatera dan mangsanya berdasarkan tipe hutan menurut ketinggiannya. Tabel 10 Distribusi keberadaan harimau dan mangsa berdasarkan tipe hutan menurut ketinggian Harimau Mangsa Tiepe tutupan lahan HK CK TK KT JK ER SL K PL ER Hutan Dataran Rendah 3 65.32 Hutan perbukitan 4 7 55 19 4 1.35 2 8 40 68.81 Hutan Pegunungan 3 6 3 3 89.81 Jumlah 4 10 61 22 4 2 8 46 Ket : TK : Tapak kaki CK : Cakaran KT : Kotoran HK : Harimau di kamera JK : Jejak lainnya SL : Salt lick K : Kubangan PL : Perjumpaan langsung Berdasarkan perjumpaan tanda keberadaannya hutan pegunungan merupakan tipe hutan yang paling tinggi ditemukan keberadaan harimau dan mangsanya masing-masing 89 dan 50 tanda keberadaan. Hutan dataran rendah memiliki perjumpaan paling sedikit baik harimau maupun mangsanya masing masing 0 dan 3 tanda keberadaan. Berdasarkan tingkat perjumpaannya, harimau sumatera hanya ditemukan pada hutan pegunungan dengan tingkat perjumpaan 1.35 foto100 hari sedangkan mangsa harimau sumatera tertinggi perjumpaanya pada hutan pegunungan tinggi dengan 89.81 foto100 hari dan tingkat perjumpaan terendah 65.32 foto100 hari pada hutan dataran rendah. Gambar 34 menyajikan peta distribusi keberadaan serta interpolasi tingkat perjumpaan harimau sumatera dan mangsanya berdasarkan tipe hutan menurut ketinggiannya. Gambar 34 Peta distribusi harimau dan mangsanya berdasarkan tipe hutan menurut ketinggiannya.

5.1.5.3. Distribusi Harimau Sumatera dan Mangsanya Berdasarkan Tingkat

Kemiringan Lahan Berdasarkan tingkat kemiringannya wilayah penelitian dibagi menjadi lima kelas kemiringan lahan yaitu datar, landai, sedang, curam dan sangat curam. Kawasan yang masuk dalam sampling area penelitian hanya memiliki empat kelas kemiringan lahan yaitu kelas datar, landai, sedang, dan curam. Tabel 11 menyajikan keberadaan harimau dan mangsanya berdasarkan kelas kemiringan lahan. Tabel 11 Distribusi keberadaan harimau dan mangsanya berdasarkan kemiringan Harimau Mangsa Kemiringan lahan HK CK TK KT JK ER SL K PL ER Datar 0 2 18 8 1 4 12 86.73 Landai 1 3 3 5 0.64 12 80.27 Sedang 2 3 10 5 2 1.31 1 4 8 50.58 Curam 1 2 30 4 2 1.51 14 55.54 Jumlah 4 10 61 22 4 2 8 46 Ket : TK : Tapak kaki CK : Cakaran KT : Kotoran HK : Harimau di kamera JK : Jejak lainnya SL : Salt lick K : Kubangan PL : Perjumpaan langsung Berdasarkan temuan tanda keberadaannya harimau sumatera tersebar merata berdasarkan kemiringan lahan lokasi penelitian. Distribusi tanda keberadan harimau paling banyak dijumpai pada kelas kemiringan curam dengan 26 tanda dan paling rendah pada kelas kemiringan landai dengan 12 tanda keberadaan. Berdasarkan tingkat perjumpaannya, harimau paling sering dijumpai pada kelas kemiringan sedang dengan 1.51 foto100 hari dan paling rendah pada kelas kemiringan datar dengan 0 foto100 hari. Secara umum berdasarkan tingkat perjumpaannya harimau sumatera tersebar cukup merata berdasarkan kelas kemiringan lahan kawasan penelitian. Untuk mangsa harimau berdasarkan tanda-tanda keberadaan yang ditemukan menunjukan distribusi keberadaan mangsa tertinggi terdapat pada kelas kemiringan datar dengan 17 tanda dan terendah pada kelas kemiringan sedang dengan 13 tanda. Berdasarkan tingkat perjumpaannya mangsa tertinggi diperoleh tingkat perjumpaannya pada kelas kemiringan datar dengan 86.73 foto100 hari dan terendah pada kelas kemiringan sedang dengan 50.58 foto100 hari. Secara umum distribusi mangsa harimau tersebar merata berdasarkan kelas kemiringannya jika dilihat dari distribusi tingkat perjumpaan mangsa harimau tersebut berdasarkan kelas kelerengannya. Gambar 35 menyajikan peta distribusi keberadaan serta interpolasi tingkat perjumpaan harimau sumatera dan mangsanya berdasarkan kelas kemiringan lahan. Gambar 35 Peta distribusi harimau dan mangsanya berdasarkan kelas kemiringan.

5.1.5.4. Distribusi Harimau Sumatera dan Mangsanya Berdasarkan Letak

Padang Rumput Padang rumput Blang Raweu seluas 9008.37 ha diduga memiliki pengaruh terhadap distribusi harimau dan mangsanya. Berdasarkan letak padang rumput dari temuan dan lokasi pemasangan kamera maka kawasan penelitian dibagi pada jarak setiap 5 km dari padang rumput sehingga didapat 6 kriteria jarak dari padang rumput tersebut. Keberadaan harimau dan mangsa terhadap padang rumput disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Distribusi keberadaan harimau dan mangsanya berdasarkan letak padang rumput Jarak dari Harimau Mangsa Padang rumput HK CK TK KT JK ER SN PK PL ER 0 km 2 2 33 2 2 4.81 1 3 10 99.29 0-5 km 2 2 15 10 2 1.52 1 12 72.32 5-10 km 3 10 4 1 1 18 66.13 10-15 km 3 3 4 6 51.02 15-20 km 20 km Jumlah 4 10 61 20 4 2 5 46 Ket : TK : Tapak kaki CK : Cakaran KT : Kotoran HK : Harimau di kamera JK : Jejak lainnya SL : Salt lick K : Kubangan PL : Perjumpaan langsung Secara umum berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa semakin mendekati padang rumput tanda keberadaan serta tingkat perjumpaan harimau dan mangsanya semakin tinggi nilainya. Pada kawasan padang rumput total ditemukan 41 tanda keberadaan harimau dengan tingkat perjumpaan pada perangkap kamera mencapai 4.81 foto100 hari, sedangkan mangsa total ditemukan 14 tanda keberadaan dengan tingkat perjumpaan berdasarkan perangkap kamera 99.29 foto100 hari. Semakin menjauhi padang rumput,tingkat perjumpaan harimau mapun mangsanya akan mengalami penurunan. Gambar 36 menyajikan peta distribusi keberadaan serta interpolasi tingkat perjumpaan harimau sumatera dan mangsanya berdasarkan letak padang rumput. Gambar 36 Peta distribusi harimau berdasarkan letak padang rumput. 5.1.5.5. Distribusi Harimau Sumatera dan Mangsanya Berdasarkan Letak Sungai Berdasarkan letak sungai temuan keberadaan harimau dan mangsanya dibedakan pada jarak dengan selang setiap 500 meter dari sungai. Berdasarkan selang tersebut diperoleh 5 selang jarak dari sungai. Disribusi keberadaan harimau dan mangsanya berdasarkan letak dari sungai dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Distribusi keberadaan harimau dan mangsanya berdasarkan letak sungai Harimau Mangsa Jarak dari sungai HK CK TK KT JK ER SL PK PL ER 0 - 500 meter 2 5 40 4 2 0.77 2 5 20 81.56 500 - 1000 meter 2 4 17 13 2 2.21 3 17 47.55 1000 - 1500 meter 1 4 3 4 1500 - 2000 meter 2 3 76.73 2000 meter 2 Jumlah 4 10 61 22 4 2 8 46 Ket : TK : Tapak kaki CK : Cakaran KT : Kotoran HK : Harimau di kamera JK : Jejak lainnya SL : Salt lick K : Kubangan PL : Perjumpaan langsung Berdasarkan Tabel 13, diketahui bahwa jarak 0 sampai 1 km merupakan lokasi yang paling tinggi tingkat perjumpaan dan jumlah tanda keberadaan harimau dan mangsanya yang ditemukan. Dari 101 tanda keberadaan harimau yang ditemukan 89 tanda diantaranya ditemukan jarak tersebut. Demikian juga halnya dengan mangsa harimau dari 55 tanda yang ditemukan 47 tanda diantaranya ditemukan pada jarak 0 sampai 1 km dari sungai. Semakin menjauhi sungai menunjukan semakin berkurangnya tanda keberadaan harimau dan mangsanya yang dapat ditemukan. Ditinjau dari tingkat perjumpaan harimau dan mangsa diketahui bahwa distribusi tingkat perjumpaan harimau tertinggi terletak pada jarak 0.5-1 km dari sungai dengan nilai 2.21 foto100 hari dan tingkat perjumpaan harimau pada jarak lebih dari 1 km adalah 0 foto100 hari. Tingkat perjumpaan mangsa cukup bervariasi dimana tingkat perjumpaan tertinggi terletak pada jarak kurang dari 0.5 km dari sungai namun tingkat perjumpaan mangsa juga memiliki nilai yang relatif tinggi pada jarak 1.5-2 km dari sungai. Berdasarkan Tabel juga diketahui bahwa salt lick yang merupakan tujuan berbagai jenis satwa untuk mendapatkan garam juga berada pada jarak 0-0.5 km dari sungai. Gambar 37 menyajikan peta distribusi keberadaan serta interpolasi tingkat perjumpaan harimau sumatera dan mangsanya berdasarkan letak sungai. Gambar 37 Peta distribusi harimau dan mangsanya berdasarkan letak dari sungai.

5.1.5.6. Distribusi Harimau Sumatera dan Mangsanya Berdasarkan Letak

Pemukiman dan Aktivitas Manusia Keberadaan manusia dan aktivitas yang dilakukannya sering merupakan bentuk gangguan terhadap kawasan tersebut. Keberadaan harimau dan satwa mangsanya dikelompokan pada jarak selang 5 km dari pemukiman. Keberadaan harimau dan mangsa berdasarkan letak pemukiman dan aktivitas manusia disajikan pada Tabel 14. Tabel 14 Keberadaan harimau dan mangsanya berdasarkan jarak dari pemukiman dan terhadap gangguan Peta tematik Harimau Mangsa HK CK TK KT JK ER SN PK PL ER 0 - 5 KM 3 45.55 5 - 10 KM 2 7 4 1 3 12 72.47 10 - 15 KM 4 8 6 1 11 71.7 15-20 KM 4 4 41 10 4 2.90 1 4 17 74.73 20 KM 5 2 0 59.89 Jumlah 4 10 61 22 4 2 8 43 Ket : TK : Tapak kaki CK : Cakaran KT : Kotoran HK : Harimau di kamera JK : Jejak lainnya SL : Salt lick K : Kubangan PL : Perjumpaan langsung Secara umum aktivitas manusia dan gangguan terhadap kawasan terjadi hampir disepanjang jalur pemasangan perangkap kamera dengan temuan fakta lapangan berupa sisa-sisa camp bekas pencari rusa dan alin. Aktivitas manusia paling banyak terjadi pada selang jarak 5-10 kmdari pemukiman dan pada selang jarak 15-20 km dari pemukiman. Tempat ditemukannya sisa camp aktivitas perburuan selalu berada dekat dengan pusat keberadaan mangsa dan jerat yang ditemukan berada pada jalur utama pergerakan satwa. Distribusi harimau dan mangsanya berdasarkan aktivitas manusia dan letak pemukiman disajikan pada Gambar 38. Gambar 38 Peta distribusi harimau sumatera dan mangsanya berdasarkan aktivitas manusia dan letak terhadap pemukiman.

5.1.6. Populasi Harimau Sumatera dan Mangsanya