Karakteristik Pelaku, Teknik Penangkapan dan Perdagangan

67 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan meningkatnya hasil tangkapan secara berturut-turut pada bulan Februari, Mei, dan Agustus, seiring dengan menurunnya intensitas curah hujan. Dengan kata lain bahwa hasil tangkapan meningkat pada akhir musim hujan dan di musim kemarau. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas penangkapan kupu-kupu pada akhir musim penghujan atau di musim kemarau lebih intensif, sebab tidak terkendala cuaca. Penyebab lain adalah keragaman dan kelimpahan jenis kupu- kupu dipengaruhi oleh musim Boovanno et al. 2000; Rizal 2007; Sumah 2012. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut maka pengaturan penangkapan kupu-kupu dari habitat alam perlu memperhatikan musim perkembangbiakan serta sebaran jenis kupu-kupu berdasarkan waktu. Hasil tangkapan menunjukkan bahwa kupu-kupu jantan lebih banyak dibandingkan betina. Hal ini disebabkan oleh lokasi pengamatan penangkapan kupu-kupu dilakukan pada lokasi-lokasi yang sering ditemukan kupu-kupu jantan secara bergerombol sehingga memungkinkan kupu-kupu jantan lebih banyak tertangkap dari pada betina. Penyebab lain adalah kupu-kupu jantan lebih aktif sehingga lebih mudah tertangkap dibandingkan kupu-kupu betina Idris dan Hassan 2014. Berdasarkan data tersebut maka dalam penetapan kuota agar mempertimbangkan komposisi individu spesimen berdasarkan jenis kelamin Kupu-kupu yang ditangkap dari alam meliputi seluruh jenis yang dijumpai termasuk 4 jenis yang dilindungi, 3 jenis dari genus Troides tergolong Appendix II CITES. Jenis-jenis tersebut adalah Chetosia myrina, Troides haliphron, T. helena, dan T. hypolitus. Hasil wawancara menunjukkan bahwa jenis-jenis tersebut di habitat alam banyak ditemukan, serta menurut informan bahwa jenis-jenis tersebut mudah dibudidayakan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sangat sulit untuk mengawasi serta mencegah terjadinya penangkapan jenis kupu-kupu yang dilindungi di habitat alam. Akibatnya adalah pengawasan dan penerapan sanksi belum dilakukan secara efektif terhadap para pelaku penangkapan jenis kupu-kupu yang dilindungi. Sementara itu, pakan larva kupu-kupu dari genus Troides yaitu Aristolachia tagala banyak dijumpai di daerah penyangga TN Babul, hal ini memungkinkan jenis kupu-kupu tersebut dapat berkembangbiak dengan baik. Berdasarkan hal tersebut maka status jenis kupu-kupu yang dilindungi yaitu Chetosia myrina, Troides halipron, T. helena, dan T. hypolitus khususnya di Kabupaten Maros perlu ditinjau kembali sebagaimana bunyi pasal 6 PP 71999. Pasal tersebut menyebutkan bahwa ... Suatu jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi dapat diubah statusnya menjadi tidak dilindungi apabila populasinya telah mencapai tingkat pertumbuhan tertentu sehingga jenis yang bersangkutan tidak lagi termasuk kategori jenis tumbuhan dan satwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1 ....

7.1.2 Karakteristik Pelaku, Teknik Penangkapan dan Perdagangan

Hasil wawancara menunjukkan bahwa jumlah penangkap kupu-kupu tidak pasti. Dengan kata lain bahwa para penangkap tidak terdefenisi dengan jelas, baik jumlah maupun siapa-siapa penangkapnya. Secara de facto tidak ada pembatasan bagi siapa-siapa yang berhak melakukan penangkapan kupu-kupu dari habitat alam di luar kawasan TN Babul. Setiap warga dapat melakukan penangkapan kupu-kupu tanpa ada yang membatasi atau melarang. Oleh sebab itu, untuk 68 memudahkan pengawasan, para penangkap harus mendaftarkan diri kepada pengumpul pedagang. Selanjutnya pengumpul pedagang berkewajiban mendata dan mendaftarkan para penangkap tersebut kepada instansi yang berwenang. Para penangkap kupu-kupu di daerah penyangga TN Babul seluruhnya tidak memiliki izin penangkapan sebagaimana diatur dalam Kepmenhut 4472003. Mayoritas dari para penangkap merupakan anak laki-laki usia sekolah pada tingkat SD─SMU. Sulit untuk mewajibkan para penangkap tersebut secara perorangan mengurus dan memiliki izin penangkapan. Oleh sebab itu, pengumpul pedaganglah yang diwajibkan mendaftarkan serta melaporkan para penangkap yang dikoordinirnya kepada instansi terkait kemudian mengurus izin tangkap. Bila hal tersebut dilaksanakan maka seluruh penangkap kupu-kupu akan terorganisir dan terdata dengan jelas. Terdapat para penangkap yang melakukan aktivitas menangkap kupu-kupu secara temporer, hanya musiman dan tidak dilakukan sepanjang tahun. Sebagai penyebabnya adalah bahwa menangkap kupu-kupu bagi mereka hanya pekerjaan sambilan yang dilakukan di waktu senggang. Oleh sebab itu, para penangkap yang berkeinginan menangkap kupu-kupu diwajibkan mendaftar dan terdaftar pada pengumpul pedagang. Selanjutnya pengumpul pedagang melaporkan kepada instansi terkait secara periodik setiap bulannya, sehingga nantinya daftar para penangkap kupu-kupu dapat berubah-ubah secara temporer, bergantung pada aktivitas yang dilakukannya. Pengumpul pedagang, pengrajin souvenir, dan penjual souvenir tidak terdefenisi dengan jelas. Hasil wawancara menunjukkan bahwa pengumpul pedagang yang teridentifikasi sebanyak 12 orang di lokasi penelitian. Dari jumlah tersebut, hanya 3 orang diantaranya yang memiliki izin sebagai pengedar SL dalam negeri. Hasil wawancara menunjukkan bahwa alasan tidak mengurus izin pengedar SL antara lain: tidak mengetahui prosedur dan tata cara KT5.6, rumit dan banyak persyaratan yang harus disiapkan, serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit KT4.4. Selain itu, selama ini belum ada penegakan sanksi bagi pengumpul pedagang yang tidak memiliki izin dan masih tetap beroperasi. Hasil wawancara menunjukkan bahwa permintaan demand kupu-kupu dari para pembeli lebih besar dibandingkan kemampuan para pengumpul pedagang menyediakan supply kupu-kupu dari hasil tangkapan para penangkap. Hasil wawancara menunjukkan: ...bulan 1 ─3 seperti ini sepi kurang hasil tangkapan, padahal permintaan banyak.... KT4.20, ...pengiriman ke Jawa biasanya 2 ─4 kali sebulan... 1 kali pengiriman ada kurang lebih 1000 ekor...selain ke Jawa juga ke Sumatera, dan Kalimantan... KT4.29. Untuk memenuhi permintaan tersebut, pengumpul pedagang mendatangkan kupu-kupu dari luar kawasan Bantimurung sebanyak 10─20 persen: ...kupu-kupu yang saya beli bukan hanya dari Bantimurung, tetapi ada juga dari Papua, Palu, Palopo...tapi paling banyak 10 ─20 persen yang dari luar Bantimurung... KT4.24. Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebabnya adalah: 1 jumlah kupu- kupu di alam yang kurang; 2 para penangkap kurang terampil dalam menangkap; atau 3 jumlah penangkap yang kurang. Berdasarkan data tersebut, maka beberapa hal yang perlu dilakukan adalah: 1 penelitian tentang studi populasi kupu-kupu di habitat alam untuk menentukan taraf panen lestari; 2 peningkatan keterampilan para penangkap melalui pelatihan untuk meningkatkan nilai hasil tangkapan khususnya terhadap kualitas kupu-kupu; dan 3 bagi para 69 penangkap kupu-kupu yang sudah terampil diharapkan mendaftarkan diri kepada para pengumpul pedagang. Harga spesimen kupu-kupu di daerah penyangga TN Babul Kabupaten Maros bervariasi, bergantung pada kualitas, ukuran, dan jenis kelamin. Klasifikasi kualitas kupu-kupu terdiri atas A1, A-, A2, dan A3. Perbedaan kualitas kupu-kupu tersebut sangat ditentukan dari cara menangkap, penanganan spesimen setelah ditangkap, dan kondisi kupu-kupu secara alami sebelum ditangkap. Penangkap yang sudah berpengalaman dapat meminimalisir kerusakan saat menangkap dibandingkan dengan penangkap yang belum berpengalaman. Penanganan spesimen yang tidak hati-hati dapat menyebabkan kerusakan. Serta faktor lainnya yaitu kondisi fisik kupu-kupu yang sudah mengalami kerusakan cacat sebelum ditangkap, juga sangat mempengaruhi kualitas kupu-kupu hasil tangkapan. Berdasarkan hasil tersebut maka peningkatan keterampilan para penangkap sangat dibutuhkan untuk meningkatkan nilai dari kupu-kupu hasil tangkapan. Beberapa warga pemanfaat kupu-kupu telah melakukan upaya budi daya kupu-kupu melalui penangkaran dan pembesaran ranching serta menanam tanaman pakan kupu-kupu di pekarangan rumah. Namun, sebagian besar warga belum melakukan hal yang sama. Oleh sebab itu, diperlukan upaya menggalang aksi bersama untuk melakukan budi daya kupu-kupu dalam rangka menjamin ketersediaan kupu-kupu sehingga dapat dimanfaatkan secara komersial.

7.1.3 Keefektifan Implementasi Peraturan Perundang-Undangan