Pelaku Peredaran Perdagangan Kupu-Kupu

36 lokasi penangkapan adalah pada lahan negara di luar batas kawasan TN Babul, yaitu di pinggiran sungai atau di daerah datar berupa tanah lapang yang banyak ditumbuhi tumbuhan perdu. Lokasi penangkapan juga terletak di pekarangan milik keluarga atau kebun milik orang lain. Beberapa orang penangkap di Desa Samangki terkadang melakukan penangkapan di zona tradisional TN Babul tanpa sepengetahuan petugas Balai TN Babul. Bila kedapatan oleh petugas, maka hasil tangkapan akan disita beserta alat tangkapnya. Aktivitas penangkapan kupu-kupu biasanya dilakukan setiap hari, dari pagi hingga siang hari yang dimulai pukul 08.00 hingga pukul 15.00 Wita.

5.3 Pelaku Peredaran Perdagangan Kupu-Kupu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku peredaran perdagangan kupu- kupu yang saling terkait di daerah penyangga TN Babul terdiri atas: 1 penangkap; 2 pengumpul pedagang; 3 pengrajin souvenir; 4 penjual souvenir, 5 pembeli setempat, 6 pembeli dari luar provinsi, dan 7 kolektor luar negeri. Posisi para pelaku dalam bagan alir tata niaga kupu-kupu di daerah penyangga TN Babul seperti ditunjukkan pada Gambar 5.4. Gambar 5.4 Bagan alir tata niaga kupu-kupu di daerah penyangga TN Babul Bagan alir tata niaga tersebut menunjukkan bahwa peran yang sentral ada pada pengumpul pedagang. Hasil tangkapan para penangkap hampir seluruhnya dijual kepada para pengumpul pedagang, hanya sebagian kecil yang dijual langsung kepada pengrajin souvenir. Hal ini disebabkan oleh para penangkap yang ada di daerah penyangga TN Babul umumnya telah dikoordinir oleh para pengumpul pedagang. Salah seorang pengumpul pedagang di Desa Kalabbirang menyatakan: ...pengumpul atau pedagang ini memfasilitasi... dengan memodali para penangkap dan memberikan alat tangkap, ...jadi... penangkap-penangkap ini dikoordinir oleh...pengumpul pedagang...KT1.13. Umumnya telah ada kesepakatan secara tidak tertulis antara pengumpul pedagang dengan para penangkap yang dikoordinirnya bahwa seluruh hasil tangkapan harus dijual kepada para pengumpul pedagang tersebut. 37 Selain membeli kupu-kupu dari para penangkap yang dikoordinirnya, para pengumpul pedagang juga membeli kupu-kupu dari penangkap lain. Hasil wawancara dengan salah seorang pengumpul pedagang di Desa Jenetaesa menyatakan: ...kupu-kupu yang saya beli bukan hanya dari Bantimurung, tetapi ada juga dari Papua, Palu, Palopo...tapi paling banyak 10 sampai 20 persen yang dari luar Bantimurung...KT4.24. Selanjutnya dinyatakan bahwa bagi penangkap atau pengumpul dari luar Bantimurung, biasanya diberikan modal awal sebanyak 500 ribu hingga 2 juta rupiah sebelum mereka mendatangkan kupu- kupu. Hal ini dilakukannya sebagai insentif dan tanda ikatan kontrak untuk menjamin pasokan kupu-kupu dari tempat asal mereka tersebut. Hasil pengamatan serta wawancara menunjukkan bahwa seluruh pengumpul pedagang kupu-kupu di daerah penyangga TN Babul juga merupakan pengrajin dan penjual souvenir, atau minimal mereka mempekerjakan para pengrajin souvenir. Pengumpul pedagang mendistribusikan kupu-kupu kepada para pelaku pemanfaat lainnya di daerah penyangga TN Babul atau ke luar Kabupaten Maros. Pengumpul pedagang adalah orang-orang yang membeli atau menampung hasil tangkapan para penangkap. Mereka juga mengolah kupu-kupu menjadi produk souvenir, atau menjual kembali dalam bentuk kupu-kupu yang belum atau sudah diolah kepada para pengrajin souvenir, pembeli setempat, ke luar provinsi atau kepada kolektor asing. Para pengumpul pedagang umumnya menjadikan aktivitas pemanfaatan komersial kupu-kupu sebagai mata pencaharian utama. Hasil wawancara menunjukkan bahwa seluruh pengumpul pedagang yang ada di lokasi penelitian telah menekuni usaha ini lebih dari 10 tahun. Pelaku peredaran perdagangan kupu-kupu di lokasi penelitian yang terdiri atas pengumpul pedagang, pengrajin souvenir dan penjual souvenir seluruhnya merupakan warga yang tinggal di daerah penyangga TN Babul. Seperti halnya para penangkap, jumlah pelaku peredaran kupu-kupu yang terdiri atas pengumpul pedagang, pengrajin souvenir dan penjual souvenir di daerah penyangga TN Babul tidak pasti. Setiap warga dapat dengan bebas menekuni usaha ini, meskipun ada yang melakukannya hanya secara musiman. Hasil wawancara dengan salah seorang pengumpul pedagang di Desa Kalabbirang menyatakan: ... saat ini semakin banyak bermunculan penjual souvenir kupu-kupu, namun biasanya hanya musiman, biasanya banyak kalau lagi banyak kunjungan wisatawan... misalnya tukang ojek, jadi penjual souvenir...KT1.33. Selanjutnya pengumpul pedagang tersebut menyatakan: ... pengumpul pedagang kupu-kupu yang saya tahu di sekitar kawasan ini ada 12 orang, di luar yang musiman....KT1.42. Hasil wawancara serta studi dokumen laporan Balai Besar KSDA Sulsel menunjukkan bahwa terdapat 3 orang dari 12 orang pengumpul pedagang yang diidentifikasi di lokasi penelitian telah memiliki izin sebagai pengedar SL dalam negeri yang dikeluarkan oleh Balai Besar KSDA Sulsel. Sementara itu, pengumpul pedagang lainnya serta seluruh pengrajin souvenir dan penjual souvenir yang bukan merupakan pengumpul pedagang, tidak memiliki izin sebagai pengedar SL. Sejak beragam produk souvenir yang dihasilkan dari bahan kupu-kupu, menyebabkan meningkatnya jumlah orang yang terlibat dalam usaha pemanfaatan kupu-kupu. Banyak yang melakukan aktivitas ini secara musiman yaitu pada saat kupu-kupu melimpah atau di saat musim liburan. 38 Hasil pengamatan di lokasi penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 orang pengrajin souvenir dan 22 orang penjual souvenir. Jumlah pengrajin souvenir dan penjual souvenir kupu-kupu berdasarkan hasil pengamatan di lokasi penelitian ditunjukkan pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Jumlah pengrajin dan penjual souvenir kupu-kupu berdasarkan hasil pengamatan di lokasi penelitian orang Lokasi Pengrajin souvenir Penjual souvenir Keterangan Desa Kalabbirang Desa Jenetaesa Desa Samangki 5 2 2 15 4 3 11 penjual souvenir dan 4 pengrajin souvenir dijumpai di areal wisata Desa Kalabbirang Total 9 22 Hasil wawancara dengan para informan di lokasi penelitian menunjukkan bahwa para pembeli kupu-kupu di lokasi penelitian secara umum terbagi atas dua kelompok. Pertama, pengunjung kawasan wisata Bantimurung. Para pengunjung tersebut adalah pembeli setempat di kawasan wisata yang umumnya memiliki ketertarikan akan nilai dekoratif dari produk kupu-kupu. Oleh sebab itu, perdagangan dekoratif kupu-kupu di Bantimurung ditujukan kepada pembeli setempat yang mayoritas merupakan pengunjung kawasan wisata. Tingkat kunjungan di kawasan wisata Bantimurung menurut data tahun 2012, sejak bulan Januari hingga akhir Desember tercatat mencapai 566.586 kunjungan BTN Babul 2013. Memperhatikan tingkat kunjungan wisatawan yang tinggi maka potensi pasar bagi perdagangan dekoratif kupu-kupu cukup besar. Orang-orang awam menaruh minat terhadap kupu-kupu karena nilai dekoratifnya bukan nilai ilmiah seperti para kolektor profesional. Biasanya para peminat dekoratif tersebut memerlukan kupu-kupu untuk hiasan, lukisan dan souvenir lain. Umumnya kelompok ini menaruh minat terhadap keindahan warna dan ukuran kupu-kupu. Kedua , kelompok pembeli dari luar wilayah Bantimurung dan sekitarnya. Kelompok ini terdiri atas para pedagang souvenir, pembeli dari luar provinsi atau para kolektor asing yang memiliki minat tertentu terhadap kupu-kupu. Morris et al. 1985 membagi 3 kolompok peminat terhadap serangga dan pemanfaatannya, yaitu: a Peminat yang memberikan apresiasi terhadap keindahan rasa estetika, b peminat yang menaruh perhatian terhadap keinginan membentuk koleksi atau rasa pemilikan, c peminat yang menaruh kepentingan terhadap penelitian ilmiah. Oleh sebab adanya minat tertentu terhadap serangga, maka perdagangan serangga khususnya kupu-kupu dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis, yaitu: a perdagangan dekoratif, yaitu kupu-kupu dalam jumlah banyak digunakan untuk membuat hiasan, selanjutnya dijual kepada orang-orang yang menghargai keindahan dan keunikan; b perdagangan spesialis, perdagangan ini bersifat nilai tinggi, volume rendah karena penekanannya adalah pada jenis-jenis langka yang bermutu baik; serta c perdagangan hidup, merupakan komponen minor dari perdagangan spesialis yang mengkhususkan pada serangga hidup seperti misalnya telur, larva dan kepompong. 39

5.4 Aktivitas Peredaran Perdagangan Kupu-Kupu