12
2.3 Satwa dan Tumbuhan
Menurut Ditjen PHKA 2008, pada kawasan TN Babul telah terdaftar sebanyak 356 jenis SL. Daftar jenis SL tersebut dihimpun dari berbagai sumber
yang dapat dipercaya serta hasil dari kegiatan identifikasi jenis yang dilakukan oleh Balai TN Babul sendiri. Jenis-jenis satwa liar tersebut terdiri dari 6 jenis
Mamalia, 73 jenis Aves, 7 jenis Amphibi, 19 jenis Reptilia, 224 Jenis Insecta, serta 27 jenis Collembola, Pisces, Moluska dan lain sebagainya. Dari 356 jenis SL
yang telah terdaftar pada TN Babul, 30 jenis diantaranya adalah jenis SL yang dilindungi undang-undang, 1 jenis diantaranya adalah jenis SL yang termasuk
dalam Appendix I CITES, 9 jenis adalah jenis SL yang termasuk dalam Appendix II CITES, dan 1 jenis SL yang termasuk dalam Appendix III CITES. Dari 224 jenis
insecta, tercatat 147 jenis merupakan jenis kupu-kupu. TN Babul dikenal dengan potensi kupu-kupunya. Jenis-jenis tersebut dikatakan sebagai Flag Species taman
nasional ini.
Selain jenis-jenis SL, terdapat juga 302 jenis tumbuhan alam yang telah dicatat pada kawasan TN Babul. Jenis-jenis tumbuhan tersebut terdiri atas 2
famili dari kelas Monocotyledonae dan 43 famili dari kelas Dicotyledonae. Dari 302 jenis tumbuhan alam yang telah terdaftar pada TN Babul tersebut, 1 jenis
diantaranya adalah jenis tumbuhan alam yang dilindungi undang-undang, 1 jenis tumbuhan alam yang termasuk dalam Appendix II CITES, dan 1 jenis lainnya
adalah termasuk dalam Appendix III CITES. Suatu hal yang cukup unik dari keberadaan tumbuhan alam tersebut adalah adanya 43 jenissub spesies tumbuhan
alam dari marga Ficus. Jenis-jenis Ficus ini adalah makanan utama bagi banyak jenis SL termasuk yang paling umum adalah kera hitam sulawesiDare Macaca
maura.
Daftar keanekaragaman hayati di dalam TN Babul masih terus bertambah panjang seiring dengan semakin intensifnya pelaksanaan identifikasi, inventarisasi
ataupun sensus di dalam kawasan. Daftar jenis keanekaragaman hayati tersebut, hingga saat ini masih sebatas menjadi daftar. Upaya-upaya konservasi
keanekaragaman hayati di dalam kawasan masih dalam tahap pengumpulan dan pengolahan data, serta pemetaan sebaran habitatnya di dalam kawasan. Kajian
lebih lanjut tentang bagaimana kondisi populasinya di dalam kawasan, daya dukung habitat terhadap kelangsungan populasi jenis tersebut, serta hal-hal lain
yang terkait dengan konservasi keanekaragaman hayati belum dapat diupayakan hingga saat ini Ditjen PHKA 2008.
2.4 Vegetasi Tumbuhan Pakan Kupu-Kupu
Lokasi pengamatan aktivitas penangkapan kupu-kupu di Desa Kalabbirang adalah areal yang relatif terbuka dan merupakan pemukiman penduduk. Pada
lokasi tersebut dijumpai jenis-jenis tumbuhan Lantana camara Verbenaceae, Psidium guajava Myrtaceae, Annona muricata Annonaceae, Aristolochia sp.
Aristolochiaceae, Citrus sp. Rutaceae, Tectona grandis Verbenaceae dan Ficus sp. Moraceae. Lokasi pengamatan Desa Jenetaesa juga merupakan areal
pemukiman penduduk. Pada lokasi ini terdapat aliran sungai yang selalu mengalir, jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan antara lain adalah Hibiscus sp. Malvaceae,
Bauhinia purpurea Caesalpiniaceae, Ixora sp. Rubiaceae, Arenga pinnata Palmae, Aristolochia sp. Aristolochiaceae, Annona sp. Annonaceae dan
13 Ficus sp. Moraceae. Selanjutnya lokasi pengamatan Desa Samangki merupakan
formasi hutan sekunder dan terdapat aliran sungai yang selalu mengalir setiap tahun. Jenis-jenis tumbuhan berbunga yang dapat dijumpai di lokasi ini adalah
Aristolochia sp. Aristolochiaceae, Arenga pinnata Palmae, Lantana camara Verbenaceae, Hibiscus sp. Malvaceae, Tectona grandis Verbenaceae, Ficus
sp. Moraceae dan tumbuhan benalu.
Noerdjito dan Amir 1992 menyatakan bahwa tumbuhan perdu yang berbunga dan banyak dikunjungi kupu-kupu di Leang-Leang Kecamatan
Bantimurung antara lain: Lantana, Mimosa, tumbuhan Asteraceae, Myrtaceae, dan Graminae. Di sekitar kawasan wisata Bantimurung, jenis-jenis vegetasi yang
menonjol adalah pandan, aren, Ficus, dan tumbuhan merambat seperti Aristolochiaceae dan Convolvulaceae. Sementara di Pattunuang, Desa Samangki
Kecamatan Simbang terdapat banyak jenis tumbuhan yang ditanam penduduk seperti pisang, jeruk Rutaceae, nangka Annonaceae serta beberapa perdu.
Jenis-jenis tumbuhan Leguminosae, palem, aren, dan tumbuhan Ficus juga banyak ditemukan.
Achmad 2011 telah mengidentifikasi 14 jenis tumbuhan yang diketahui dengan pasti sebagai tumbuhan inang dari beberapa jenis larva kupu-kupu di
Bantimurung seperti tersaji pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Jenis-jenis tumbuhan pakan larva kupu-kupu
Jenis tumbuhan Jenis larva kupu-kupu
Citrus sp. Loranta sp.
Sangilu Rutaceae _______ Rutaceae
Evodia roxburghiana Rutaceae Aristolachia sp.
Passiflora sp. Ficus sp.
Annona muricata Annona squamosa
Polyalthia sp. Clorotaria striata
Cassia sp. _______ Annonaceae
Colona sp. Papilio ascalapus
Papilio polithes Papilio gigon
Euthalia Amanda Papilio sataspes
Papilio fuscus Papilio blumei
Papilio adamanthius Papilio gigon
Troides helena Troides hypolithus
Troides haliphron Cethosia myrina
Euploea sp. Graphium agamemnon
Graphium agamemnon Graphium agamemnon
Graphium agamemnon Eurema sp.
Valeria sp. Hebomoia glaucippe
Sumber : Achmad 2011
Tabel 2.1 memperlihatkan bahwa ada hubungan yang spesifik antara satu jenis kupu-kupu dengan satu jenis tumbuhan. Namun demikian, ditemukan
14 bahwa satu jenis tumbuhan dapat merupakan tumbuhan inang dari beberapa jenis
kupu-kupu yang bergenus sama, dan sebaliknya satu jenis kupu-kupu mempunyai lebih dari satu jenis tumbuhan inang yang spesifik untuk meletakkan telurnya dan
sekaligus sebagai tumbuhan pakan larvanya.
2.5 Kependudukan dan Budaya