Kupu-Kupu Hasil Tangkapan Analisis Kelembagaan Pemanfaatan Komersial Kupu Kupu di Daerah Penyangga Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan

24 4 KARAKTERISTIK SUMBER DAYA KUPU-KUPU Lepidoptera YANG DIMANFAATKAN SECARA KOMERSIAL

4.1 Kupu-Kupu Hasil Tangkapan

Pengamatan hasil tangkapan kupu-kupu meliputi jumlah individu setiap jenis dan rasio kelamin. Hasil pengamatan aktivitas para penangkap di 3 lokasi pengamatan pada bulan Februari, Mei dan Agustus 2013 menunjukkan bahwa kupu-kupu hasil tangkapan berjumlah 838 individu spesimen yang tergolong ke dalam 89 jenis dan 4 famili. Data hasil pengamatan secara keseluruhan disajikan pada Lampiran 1. Jumlah individu kupu-kupu setiap jenis berdasarkan kelompok famili pada seluruh lokasi pengamatan disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Jumlah jenis dan individu kupu-kupu hasil tangkapan berdasarkan famili di lokasi penelitian Famili Jumlah jenis Jumlah individu Nymphalidae Papilionidae Pieridae Lycaenidae 52 16 16 5 342 283 203 10 Total 89 838 Berdasarkan data pada Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa kupu-kupu hasil tangkapan untuk tujuan komersial di daerah penyangga TN Babul didominasi oleh famili Nymphalidae. Jenis-jenis dari famili ini ditemukan paling banyak dibandingkan dengan 3 famili lainnya. Hal tersebut sesuai dengan laporan sejumlah hasil penelitian yang menyebutkan bahwa famili Nymphalidae merupakan famili yang memiliki anggota terbanyak pada berbagai lokasi penelitian. Jumlah jenis kupu-kupu berdasarkan kelompok famili menurut beberapa hasil penelitian seperti disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Jumlah jenis kupu-kupu berdasarkan kelompok famili menurut beberapa hasil penelitian Peneliti Tahun Lokasi Famili A B C D Tabadepu et al. Dendang Sharma Joshi Koneri Saroyo Rahayu Basukriadi Rahayuningsih et al. 2008 2009 2009 2012 2012 2012 Jabar Jabar India Sulut Jambi Jateng 16 7 19 15 24 41 2 4 3 10 5 9 4 2 10 3 5 10 4 1 8 ─ 5 2 A: Nymphalidae; B: Papilionidae; C: Pieridae; D: Lycaenidae Famili Nymphalidae adalah kelompok terbesar dari Lepidoptera dan mencakup banyak jenis yang umumnya dapat ditemukan hampir di mana saja Boonvanno et al. 2000. Banyaknya jumlah jenis kupu-kupu hasil tangkapan 25 terutama dari famili Nymphalidae di lokasi penelitian juga berkaitan dengan ketersediaan tumbuhan pakan. Menurut Rahayu dan Basukriadi 2012, kekayaan jenis kupu-kupu yang tinggi terutama dari famili Nymphalidae tidak terlepas dari faktor ketersediaan tumbuhan inang kupu-kupu, baik sebagai sumber makanan maupun tempat bernaung. Sumber pakan kupu-kupu famili Nympalidae adalah dari famili Annonaceae, Leguminosae, Compositae dan Poaceae Peggie dan Amir 2006. Beberapa jenis tumbuhan yang dikenal sebagai tumbuhan inang dan tumbuhan pakan larva kupu-kupu dari famili tersebut dapat ditemukan pada seluruh lokasi pengamatan. Sumah 2012 menyatakan bahwa jenis-jenis tumbuhan pakan larva kupu-kupu yang paling sering dikunjungi oleh kupu-kupu dari kelompok famili Nymphalidae di TN Babul Kabupaten Maros adalah Lantana camara, Arenga pinnata, dan Ficus sp. Dominansi jenis-jenis dari famili Nymphalidae juga berkaitan dengan sifatnya yang polifagus sehingga membantu kupu-kupu ini hidup dalam berbagai habitat, polifagus merupakan sifat kupu-kupu yang dapat melakukan oviposisi pada beberapa jenis tumbuhan Vane-Wright dan de Jong 2003. Kupu-kupu dari famili Nympalidae adalah kelompok kupu-kupu yang memiliki jumlah jenis terbanyak dan bersifat kosmopolit, tersebar di banyak wilayah di dunia dan memiliki kemampuan bertahan hidup yang tinggi pada berbagai jenis habitat karena bersifat polifagus Indrawan et al. 2007; Tabadepu et al. 2008. Selanjutnya dinyatakan oleh Majumder et al. 2012 bahwa banyak jenis dari marga Nymphalidae yang bersifat active fliers sehingga membantu mereka melakukan aktivitas foraging pada wilayah yang lebih luas. Pengamatan jumlah individu setiap jenis spesies kupu-kupu hasil tangkapan berdasarkan kelompok famili, dilakukan pada setiap lokasi pengamatan. Hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Jumlah spesies dan individu kupu-kupu berdasarkan kelompok famili pada setiap lokasi pengamatan Famili Desa Kalabbirang Desa Jenetaesa Desa Samangki Spesies Individu Spesies Individu Spesies Individu Lycaenidae Nymphalidae Papilionidae Pieridae 3 31 14 11 5 122 73 74 2 32 15 11 3 101 102 58 2 43 14 12 2 119 108 71 Total 59 274 60 264 71 300 Bila dibandingkan antara setiap lokasi pengamatan, relatif tidak terdapat perbedaan jumlah individu kupu-kupu hasil tangkapan yang mencolok antara ketiga lokasi pengamatan. Hal ini disebabkan oleh ketiga lokasi pengamatan masih dalam suatu kawasan yang relatif berdekatan. Antara lokasi pengamatan tidak terdapat rintangan geografi yang dapat menghalangi penyebaran kupu-kupu di kawasan tersebut. Meskipun menurut data tersebut memperlihatkan bahwa jumlah jenis dan individu kupu-kupu lebih banyak pada lokasi pengamatan Desa Samangki. Lokasi pengamatan tersebut terdiri atas vegetasi hutan sekunder. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa hutan yang sudah diolah atau sedikit 26 terganggu menghasilkan banyak jenis vegetasi sehingga mendorong datangnya kupu-kupu dan merupakan salah satu habitat yang memiliki jumlah kupu-kupu terbanyak Sundufu dan Dumbuya 2008; Rahayu dan Basukriadi 2012. Menurut Efendi 2009, terdapat hubungan keragaman kupu-kupu dengan habitatnya. Larva dan kupu-kupu dewasa bergantung pada keragaman tanaman inang. Walaupun kupu-kupu dapat bermigrasi ke daerah yang baru, namun jika sumber tumbuhan pakan larva kupu-kupu musnah, maka kupu-kupu tidak dapat melanjutkan keturunannya. Pengamatan jumlah individu setiap jenis spesies berdasarkan kelompok famili juga dilakukan pada 3 bulan pengamatan. Hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Jumlah spesies dan individu kupu-kupu berdasarkan kelompok famili pada setiap bulan pengamatan Famili Februari Mei Agustus Spesies Individu Spesies Individu Spesies Individu Lycaenidae Nymphalidae Papilionidae Pieridae 1 31 13 9 1 89 94 67 2 36 13 12 2 148 77 47 3 33 14 12 7 105 112 89 Total 54 251 63 274 62 313 Hasil tangkapan memperlihatkan bahwa relatif terjadi kecenderungan jumlah individu kupu-kupu meningkat secara berturut-turut mulai bulan Februari, Mei dan Agustus. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perubahan intensitas hujan yang semakin berkurang secara berturut-turut pada bulan-bulan tersebut. Hal ini berarti bahwa keragaman dan kelimpahan jenis kupu-kupu juga dipengaruhi oleh musim. Menurut Rizal 2007 dan Sumah 2012 bahwa keragaman dan kelimpahan kupu-kupu lebih tinggi dapat ditemukan pada akhir musim hujan. Sementara Boovanno et al. 2000 menyatakan bahwa aktivitas reproduksi kupu- kupu menunjukkan peningkatan pada bulan-bulan tertentu saat kondisi lingkungan optimum dan berkaitan dengan ketersediaan tumbuhan pakan larvanya. Hasil wawancara dengan salah seorang informan yang merupakan pengumpul pedagang kupu-kupu di Desa Jenetaesa menyatakan: ...setiap hari...rata-rata kupu-kupu yang dibawa penangkap ada sekitar 10 jenis...biasanya dalam 1 minggu jenis kupu-kupu masih sama, pergantian jenis baru kelihatan dalam 1 minggu kemudian...biasanya begitu seterusnya... KT4.34. Hasil wawancara dengan beberapa orang penangkap juga menunjukkan bahwa jumlah jenis kupu-kupu hasil tangkapan yang dijual kepada para pengumpul pedagang setiap hari berkisar antara 10 hingga 15 jenis. Beberapa orang informan yang merupakan pengumpul pedagang di lokasi penelitian juga menyatakan hal yang sama. Dijelaskan oleh mereka bahwa biasanya dalam satu minggu, jenis kupu-kupu hasil tangkapan relatif sama. Setelah satu minggu kemudian jenis kupu-kupu yang ditangkap mulai berganti, walau demikian masih banyak juga jenis-jenis yang selalu muncul dan ditemukan di setiap bulan. 27 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kupu-kupu hasil tangkapan secara keseluruhan memperlihatkan jumlah jantan lebih banyak ditangkap dibandingkan betina. Rasio kelamin antara kupu-kupu jantan dengan betina sesuai data pada Lampiran 1 menunjukkan bahwa dari 89 jenis kupu-kupu yang ditangkap, hanya terdapat 1 jenis yaitu Tirumala choaspes dari famili Nymphalidae yang jumlah jantan lebih sedikit dibandingkan betina. Jumlah individu berdasarkan rasio kelamin 4 jenis kupu-kupu yang dominan di setiap lokasi maupun bulan pengamatan disajikan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Jumlah individu berdasarkan rasio kelamin 4 jenis kupu-kupu dominan di lokasi penelitian Jenis Famili Jantan Betina Jumlah Catopsilia pamona Graphium agamemnon Graphium milon Ideopsis juventa Pieridae Papilionidae Papilionidae Nymphalidae 60 43 34 43 6 5 4 66 48 34 47 Total 180 15 195 Hasil wawancara dengan para pengumpul pedagang di lokasi penelitian juga menunjukkan bahwa umumnya hasil tangkapan para penangkap yang dijual kepada pengumpul pedagang sebagian besar terdiri atas kupu-kupu jantan. Salah seorang pengumpul pedagang di Desa Samangki menyatakan: ...kupu-kupu hasil tangkapan lebih banyak jantan dibanding betina...biasanya perbandingan 5 : 1 untuk jantan... KI2.16. Informan di Desa Kalabbirang menyatakan: ...kupu- kupu yang ditangkap lebih banyak jantan... KI1.17. Selanjutnya informan di Desa Jenetaesa menyatakan: ...kupu-kupu yang banyak didapat lebih banyak jantan, kira-kira perbandingannya 10:1...betina sulit didapat karena biasanya terbang tinggi, kalaupun ada yang tertangkap, kualitasnya masuk A3... KT4.28. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan tingginya rasio kelamin kupu- kupu hasil tangkapan dari habitat alam di daerah penyangga TN Babul Kabupaten Maros. Pertama, lokasi-lokasi pengamatan aktivitas penangkapan kupu-kupu letaknya berdekatan dengan pinggiran sungai yang lembab dan berpasir. Lingkungan tersebut umumnya banyak dikunjungi oleh kupu-kupu jantan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Glassberg 2001 dan Utami 2012 bahwa kupu-kupu jantan sering ditemukan bergerombol pada pasir atau tanah lembab untuk menghisap garam mineral dan air. Perilaku ini disebut mudpuddling. Garam mineral tersebut akan ditransver kepada betina pada saat kawin yang akan menjadi nutrisi bagi telur-telurnya. Kedua, perbedaan jumlah individu jantan dan betina hasil tangkapan adalah faktor perbedaan ukuran tubuh. Ukuran tubuh kupu-kupu jantan umumnya lebih kecil dibandingkan betina. Menurut Gilchrist 1990 bahwa perbedaaan ukuran tubuh antara spesies serangga jantan dengan betina menyebabkan perbedaan dalam kemampuan terbang dan termoregulasi, sehingga berpotensi menyebabkan perbedaan perilaku antara kedua jenis kelamin tersebut. Secara umum kupu-kupu jantan lebih aktif dari pada betina, dengan demikian lebih mudah terdeteksi oleh 28 manusia. Akibatnya adalah kemungkinan mengumpulkan kupu-kupu jantan cenderung lebih tinggi daripada probabilitas untuk betina Idris dan Hassan 2014. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa spesimen kupu-kupu hasil tangkapan yang diperdagangkan paling banyak adalah jenis Catopsilia pamona dari famili Pieridae. Kupu-kupu jenis ini banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan produk souvenir gantungan kunci. Kupu-kupu jenis ini memiliki jumlah individu terbanyak pada seluruh lokasi maupun waktu pengamatan, sebab pada seluruh lokasi pengamatan tersedia sumber pakan dan tanaman inang yang dapat dijadikan sebagai sumber makanan dan tempat untuk meletakan telurnya. Menurut Efendi 2009 dan Lamatoa et al. 2013 kupu-kupu jenis ini bersifat polifagus. Tanaman inang dari jenis Catopsilia pamona antara lain yaitu Caesalpinacea, Capparaceae, dan Papilionaceae Peggie dan Amir 2006.

4.2 Status Jenis Kupu-Kupu Yang Dimanfaatkan Secara Komersial