Letak dan Potensi Wisata Iklim dan Tanah

11 2 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Letak dan Potensi Wisata

Secara administrasi pemerintahan, lokasi penelitian terletak di Desa Kalabbirang, Kecamatan Bantimurung; serta Desa Jenetaesa dan Desa Samangki, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis areal penelitian ini terletak antara 119°37 ’30”–119°45’00” Bujur Timur dan antara 4°57 ’43”–5°06’08” Lintang Selatan. Lokasi penelitian ini merupakan daerah penyangga bagi kawasan TN Babul. Kawasan TN Babul ditunjuk oleh Menteri Kehutanan pada tanggal 18 Oktober 2004 melalui SK.398Menhut-II2004 tentang Perubahan Fungsi Kawasan Hutan pada Kelompok Hutan Bantimurung –Bulusaraung seluas ± 43.750 Ha terdiri dari Cagar Alam seluas ± 10.282,65 Ha, Taman Wisata Alam seluas ± 1.624,25 Ha, Hutan Lindung seluas ± 21.343,10 Ha, Hutan Produksi Terbatas seluas ± 145 Ha, dan Hutan Produksi Tetap seluas ± 10.335 Ha yang terletak di Kabupaten Maros dan Pangkep, Provinsi Sulsel menjadi TN Babul. Di kawasan Bantimurung terdapat air terjun yang sudah sangat dikenal kalangan masyarakat di Sulawesi Selatan. Obyek wisata ini merupakan idola masyarakat karena tingkat aksesibilitasnya yang tinggi. Pada tahun 2012, tercatat jumlah pengunjung areal wisata Bantimurung mencapai 566.586 orang pengunjung. Obyek wisata ini di tahun 2012 mampu menghasilkan PAD bagi Pemerintah Kabupaten Maros sebesar Rp6 957 673 200 dari retribusi karcis pengunjung, sedangkan dari retribusi jasa penggunaan lahan parkir sebesar Rp132 848 000. Sementara dari tingkat kunjungan tahun 2012 tersebut jumlah PNBP yang diperoleh melalui Balai TN Babul sebesar Rp1 422 350 000. Bagi Balai TN Babul sasaran ini dapat direlisasikan melebihi target yang ditetapkan, yaitu sebesar atau 101,60 dari target yang ditetapkan sebesar 1,4 M di tahun 2012.

2.2 Iklim dan Tanah

Achmad 2011 menyatakan bahwa berdasar pada peta sebaran intensitas curah hujan dengan metode Polygon Thiessen dari data rataan curah hujan selama 10 tahun pada enam stasiun di sekitar areal karst Maros-Pangkep, menunjukkan bahwa pada wilayah Bantimurung dan sekitarnya yang juga merupakan lokasi penelitian memiliki intensitas curah hujan 3.249 mmtahun. Selanjutnya dijelaskan bahwa tipe iklim di lokasi penelitian termasuk tipe D Schmid Fergusson dengan nilai Q ratio = 56,52. Curah hujan bulanan dengan intensitas di atas 100 mm berlangsung antara bulan November hingga Mei, intensitas 60−100 mm pada bulan Juni−Juli dan Oktober−November, sedangkan intensitas curah hujan di bawah 60 mm berlangsung pada bulan Agustus−September. Jenis tanah yang umum ditemukan pada wilayah Bantimurung dan sekitarnya adalah jenis tanah Rendolls. Tanah tersebut mempunyai warna kehitaman karena tingginya kandungan bahan organik, kaya akan kalsium dan magnesium, ditemukan pada dasar lembah lereng yang landai yang merupakan areal pertanian dan pemukiman penduduk Ditjen PHKA 2008. 12

2.3 Satwa dan Tumbuhan