2. Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah.
Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan bank untuk mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan transaksi nasabah termasuk
pelaporan transaksi keuangan yang mencurigakan. Bank wajib menerapkan prinsip mengenal nasabah know your customer principles. Dalam menerapkan prinsip ini
bank wajib untuk melakukan kegiatan sebagai berikut: a.
Menetapkan kebijakan penerimaan nasabah. b.
Menetapkan kebijakan dan prosedur dalam mengindentifikasi nasabah. c.
Menetapkan kebijakan dan prosedur pemantauan terhadap rekening dan transaksi nasabah.
d. Menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang berkaitan dengan
penerapan prinsip mengenal nasabah.
45
Prinsip pengenalan nasabah ini erat kaitannya dengan prinsip 5C’s of Credit yakni Character. Bank harus mengenal perilaku nasabahnya, karena berdasarkan
perilaku nasabah dapat dibaca situasi yang memberikan indikasi bahwa kredit yang diperoleh nasabah adalah gejala bermasalah.
46
Oleh karena begitu besarnya risiko yang dihadapi bank dalam pemberian kredit, maka prinsip mengenal nasabah ini
harus diterapkan sebagai peringatan dini untuk terhindar dari kredit macet.
45
Katharina Melati Siagian, Prinsip Kehati-Hatian Dalam Pemberian Kredit, Studi Pada PT. Bank Negara Indonesia Persero, Tbk, Medan: Sekolah Pascasarjana USU, 2006, hlm. 74.
46
Ibid, hlm. 75.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengawasan Dalam Pemberian Kredit.
Pasal 8 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia Sebagaimana Telah Diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 3
Tahun 2004 menyatakan bahwa Bank Indonesia mempunyai tugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, mengatur dan mengawasi bank. Mengingat tugas yang diemban tersebut maka Bank Indonesia mempunyai langkah dan kewenangan tertentu sebagaimana
diterapkan dalam undang-undang tersebut di atas. Tujuan pengawasan bank untuk meningkatkan keyakinan bahwa bank dari
segi keuangan tergolong sehat, bank dikelola secara baik dan profesional serta tidak terkandung ancaman terhadap kepentingan masyarakat yang menyimpan dananya di
bank. Tekanan dan perhatian diberikan pada aspek-aspek di dalam individual bank yang diharapkan dapat memelihara kepentingan masyarakat dengan baik dan
perbankan yang berkembang secara wajar serta bermanfaat bagi perekonomian nasional.
47
Ada beberapa prinsip dalam melaksanakan pengawasan yakni: 1.
Fungsi pengawasan kredit harus diawali dari upaya yang bersifat pencegahan sedini mungkin terjadinya hal-hal yang dapat merugikan bank dalam perkreditan
atau terjadinya praktek pemberian kredit yang tidak sehat. Dalam hal ini harus
47
Zulkarnain Sitompul II, Problematika Perbankan, Bandung: Books Terrace Library, 2005, hlm. 218.
Universitas Sumatera Utara
tercermin dalam struktur pengendalian intern bank yang terkait dengan perkreditan.
2. Pengawasan kredit juga harus meliputi pengawasan sehari-hari oleh manajemen
bank atas setiap pelaksanaan pemberian kredit atau yang lazim dikenal dengan istilah pengawasan melekat.
3. Pengawasan kredit juga harus meliputi audit intern terhadap semua aspek
perkreditan yang dilakukan oleh audit internal bank.
48
Pengawasan harus meliputi semua aspek perkreditan serta semua objek pengawasan tanpa melakukan pengecualian yaitu:
a. Pengawasan terhadap semua pejabat bank yang terkait dengan perkreditan.
b. Pengawasan terhadap semua jenis kredit, termasuk kredit kepada pihak-pihak
yang terkait dengan bank dan debitur-debitur besar tertentu. Pengawasan terhadap pihak-pihak yang terkait dengan bank dan debitur-debitur besar tertentu bahkan
harus dilakukan secara intensif.
49
Cakupan fungsi pengawasan kredit sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Mengawasi apakah pemberian kredit telah dilaksanakan sesuai dengan Kebijakan
Perkreditan bank, prosedur pemberian kredit dan ketentuan intern bank yang berlaku.
48
Ibid.
49
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
b. Mengawasi pemberian kredit apakah telah memenuhi ketentuan perbankan yang
berlaku. c.
Memantau perkembangan kegiatan debitur termasuk pemantauan melalui kegiatan kunjungan kepada debitur dan memberikan peringatan dini mengenai
penurunan kualitas kredit-kredit yang diperkirakan mengandung risiko bagi bank. d.
Mengawasi apakah penilaian kolektibilitas kredit telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
e. Melakukan pembinaan kepada debitur untuk mengarahkan agar debitur dapat
memenuhi kewajibannya kepada bank. f.
Memantau dan mengawasi secara khusus kebenaran pemberian kredit kepada pihak yang terkait dengan bank dan debitur-debitur tertentu apakah telah sesuai
dengan Kebijakan Perkreditan Bank. g.
Memantau pelaksanaan pengadministrasian dokumen perkreditan apakah telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
h. Memantau kecukupan jumlah penyisihan penghapusan kredit.
50
4. Penggunaan Rambu-Rambu Hukum.