3. Risiko Likuiditas.
Yaitu risiko yang antara lain disebabkan bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Ditinjau dari sudut pandang kepada siapa saja
kewajiban tersebut harus dipenuhi, dapat dibedakan atas: a.
Bank Indonesia, yaitu penyediaan sejumlah dana di rekening bank umum yang ada di Indonesia atau yang dikenal dengan kewajiban menyediakan Giro Wajib
Minimum GWM.
153
b. Internal bank, yaitu untuk memenuhi kewajiban untuk internal bank seperti
pembayaran gaji dan kewajiban intern. c.
Nasabah, yaitu pemenuhan kewajiban kepada para deposan untuk menarik dana simpanan dan untuk keperluan pencairan kredit.
Risiko likuiditas ditinjau dari sumber penyebab kegagalan memenuhi kewajiban dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Risiko likuiditas pasar, yaitu risiko yang timbul karena bank tidak mampu
melakukan offsetting posisi tertentu dengan harga pasar karena kondisi likuiditas pasar tidak memadai atau terjadi gangguan di pasar market disruption.
153
Lihat Peraturan Bank Indonesia Nomor 615PBI2004 tanggal 28 Juni 2004 tentang giro wajib minimum bank umum pada Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing. Peraturan Bank
Indonesia Nomor 729PBI2005 tanggal 6 September 2005 tentang perubahan atas peraturan Bank Indonesia Nomor 615PBI2004 tentang giro wajib minimum bank umum pada Bank Indonesia dalam
rupiah dan valuta asing. Peraturan Bank Indonesia Nomor 749PBI2005 tanggal 29 November 2005 tentang perubahan kedua atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 615PBI2004 tentang giro wajib
minimum bank umum pada Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 754DPNP tanggal 29 November 2005 tentang giro wajib minimum bank umum
pada Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing.
Universitas Sumatera Utara
b. Risiko likuiditas pendanaan, yaitu risiko yang timbul karena bank tidak mampu
mencairkan asetnya atau memperoleh pendanaan dari sumber dana lain.
154
4. Risiko Operasional.
Risiko operasional yaitu risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem atau adanya problem eksternal yang memperngaruhi operasional bank.
155
Karakteristik risiko operasional adalah sebagai berikut: a.
Dapat menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung dan kerugian potensial atas hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan.
b. Dapat melekat pada setiap aktivitas fungsional bank, seperti kegiatan perkreditan
penyediaan dana, treasury dan investasi, operasional dan jasa, pembiayaan perdagangan, pendanaan dan instrumen utang, teknologi informasi dan sistem
manajemen serta pengelolaan sumber daya manusia.
156
Risiko ini memiliki cakupan yang sangat luas karena dapat terjadi dalam berbagai tingkatan kegiatan bank. Sesuai dengan definisinya, terjadinya risiko
operasional diakibatkan oleh terjadinya kegagalan operasional, yaitu: a.
People risk, yaitu risiko operasional yang diakibatkan oleh faktor manusia berupa incompetency, fraud dan lain-lain.
154
Lihat Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No.521DPNP tanggal 29 September 2003, Op Cit, hlm. 36.
155
Ibid, hlm. 41.
156
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
b. Process risk, yaitu tidak atau kurang berfungsinya proses internal bank. Risiko ini
akan mengakibatkan terganggunya pelayanan bank, menimbulkan banyaknya complain, ketidakpuasan pegawai dan tingginya fraud. Oleh karena itu bank harus
senantiasa melakukan review terhadap standar operasional dan prosedurnya untuk menilai apakah masih mampu mengakomodir kebutuhan intern, ekstern dan aman
secure.
157
Bank harus mengidentifikasi risiko dengan memilah-milah risiko dan menggunakan kriteria sebagai berikut:
a. High frequency with high impact Risiko dengan frekuensi kemungkinan
terjadinya tinggi, akibat kerugiannya tinggi; b.
High frequency with low impact Risiko dengan frekuensi kemungkinan terjadinya tinggi, akibat kerugiannya rendah;
c. Low frequency with high impact Risiko dengan frekuensi kemungkinan
terjadinya rendah, akibat kerugiannya tinggi; d.
Low frequency with low impact Risiko dengan frekuensi kemungkinan terjadinya rendah, akibat kerugiannya rendah;
158
Setelah mengidentifikasi kemungkinan tersebut, bank wajib melakukan pengendalian risiko. Untuk kemungkinan ”a”, bank harus menghindari kegiatan
operasional dengan jenis risiko ini karena akan menyebabkan bank menderita kerugian cukup besar. Kalaupun bank berupaya melakukan pengendalian, akan
157
Masyhud Ali, Op Cit, hlm. 273.
158
Badan Sertifikasi Manajemen Risiko, Op Cit, hlm. B:67.
Universitas Sumatera Utara
memerlukan biaya yang cukup tinggi. Sedangkan untuk jenis risiko dengan ciri huruf ”d”, sebaiknya diabaikan karena kerugiannya yang tidak materail. Sehingga yang
harus menjadi perhatian bank adalah jenis risiko dengan ciri-ciri huruf ”b” dan ”c”.
159
5. Risiko Hukum.