Kebijakan Pokok Dalam Perkreditan.

B. Pengaturan Penerapan Prinsip Kehati-Hatian Dalam Penyaluran Kredit

Kepada UMKM Di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. Setiap tahapan proses pemberian kredit, harus senantiasa dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip kehati-hatian tersebut tercermin dalam kebijakan pokok perkreditan, tata cara penilaian kualitas, profesionalisme dan integritas pejabat perkreditan bisnis mikro. 67

1. Kebijakan Pokok Dalam Perkreditan.

Kebijakan pokok dalam perkreditan bisnis mikro meliputi pokok-pokok pengaturan mengenai tata cara pemberian kredit yang sehat, yaitu: a. Pokok-pokok Pengaturan mengenai Tatacara Pemberian Kredit Bisnis Mikro. 1 Prinsip utama dalam mengelola risiko kredit. Dalam rangka mempertahankan portofolio kredit yang sehat, maka risiko kredit BRI harus dikelola dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: a Pemisahan pejabat kredit. Berdasarkan bidang tugasnya, pejabat kredit dibedakan menjadi pejabat kredit bidang Relationship Management RM yang bertanggung-jawab atas credit relationship dan upaya pengembalian performing loan serta pejabat kredit bidang Credit Risk Management CRM yang bertanggung jawab atas pengendalian risiko kredit, manajemen portofolio kredit dan pengelolaan kredit bermasalah. 68 67 Surat Keputusan Direksi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk, Nomor: S.39- DIRADK022007 Tanggal 14 Februari 2007 Tentang Pedoman Pelaksanaan Bisnis Mikro PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. 68 Ibid. Universitas Sumatera Utara b Penerapan Four Eyes Principle. Four Eyes Principle adalah suatu prinsip dalam pelaksanaan kewenangan kredit memutus kredit yang harus dilakukan bersama-sama oleh minimal 2 dua pejabat kredit lini, yang salah satu atau kedua-duanya mempunyai kewenangan yang cukup, baik dilaksanakan dengan cara simetri maupun asimetri. Pelaksanaan secara simetri yaitu putusan kredit yang dilakukan secara bersama-sama oleh pejabat kredit lini jajaran RM dan pejabat kredit lini jajaran CRM yang salah satu atau kedua- duanya memiliki limit kewenangan kredit yang cukup. Pelaksanaan asimetri yaitu putusan kredit yang dilakukan secara bersama-sama oleh 2 dua pejabat kredit lini jajaran RM atau jajaran CRM, dimana salah satu atau kedua-duanya memiliki limit kewenangan kredit yang cukup. 69 c Penerapan Risk Scoring System Setiap bisnis harus menerapkan standar penilaian risiko yang baku. Skor risiko yang baku tersebut memberikan dasar untuk perhitungan biaya risiko serta untuk perencanaan dan menajemen portofolio. 70 d Pemisahan Pengelolaan Kredit Bermasalah KL, D dan M Kredit yang telah masuk dalam kategori kredit bermasalah, pengelolaannya harus dipindahkan dari jajaran Relationship Management kepada jajaran Credit Risk Management atau petugas di jajaran RM yang ditunjuk untuk menangani kredit 69 Ibid. Bandingkan dengan Bab I Surat Keputusan Direksi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk, Nomor: S.65-DIRADK102003 Tanggal 31 Oktober 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Bisnis Menengah PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. 70 Ibid. Universitas Sumatera Utara bermasalah. Dalam hal jajaran CRM telah menerima pelimpahan pengelolaan NPL, maka tanggung jawab pengelolaan pinjaman atau pembiayaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab jajaran CRM. Pelaksanaan prinsip-prinsip dalam mengelola risiko kredit tersebut di atas diatur tersendiri dengan menyesuaikan karakterisitik bisnis yang ada di BRI Unit yaitu antara lain: 1 Struktur organisasi di BRI Unit yang kecil dan sederhana serta terbatasnya pejabat kredit dalam proses pemberian kredit. 2 Fasilitas pembiayaan usaha mikro memerlukan pendekatan spesifik dalam hal pelayanan administrasi dan operasional. 71 Maka penerapan prinsip-prinsip pengelolaan risiko kredit di jajaran BRI Unit adalah sebagai berikut: 1 Pemisahan fungsi RM dan CRM: Fungsi CRM bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan, menetapkan parameter scoring system dan alat metode analisis. Fungsi RM bertanggung jawab untuk melaksanakan bisnis. 2 Penerapan konsep Four Eyes Principle. Dalam proses putusan produk kredit BRI kepada UMKM berupa Kredit Usaha Pedesaan Kupedes di BRI Unit dilaksanakan dengan melibatkan sekurang- kurangnya 2 dua orang pejabat kredit lini bidang RM, yang berfungsi sebagai Pejabat Pemrakarsa dan Pejabat Pemutus. 71 Ibid. Universitas Sumatera Utara 3 Penerapan Risk Scoring System akan dilaksanakan secara bertahap di BRI Unit dengan ketentuan tersendiri. 4 Pengelolaan Kredit Performing maupun Kredit Bermasalah Non Performing di BRI Unit dilaksanakan oleh pejabat kredit lini bidang RM. 72 2 Prosedur pemberian Kupedes yang sehat, adalah proses pemberian kredit yang harus meliputi tahapan sebagai berikut: a Penetapan Pasar Sasaran PS. Pasar Sasaran PS didefinisikan sebagai sekelompok debitur dalam suatu industri, segmen ekonomi, pasar atau suatu daerah geografis, yang memiliki ciri-ciri tertentu yang diinginkan dan dipandang perlu untuk pengalokasian usaha dan biaya pemasaran dalam mencari peluang-peluang bisnis baru atau perluasan bisnis. 73 b Penetapan Kriteria Risiko yang dapat Diterima KRD. Kriteria Risiko yang Dapat Diterima KRD adalah kriteria-kriteria risiko yang dipilih dan dapat diterima bisnis Mikro untuk setiap pasar sasaran yang telah ditetapkan. Mengingat karakteristik bisnis mikro, maka KRD Bisnis Mikro ditetapkan dalam Pedoman Pelaksanaan Bisnis Mikro PPK-BM ini, yaitu sebagai berikut: 1 KRD Untuk Kupedes usaha: a Kemampuan membayar kembali Repayment Capacity RPC. b Mempunyai pengalaman mengelola usaha. 72 Ibid. Bandingkan dengan Bab III Surat Keputusan Direksi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk, Nomor: S.26-DIRADK062007 Tanggal 16 Juni 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Bisnis Ritel PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. 73 Ibid. Universitas Sumatera Utara c Mempunyai prospek bisnis sektor yang dilayani. d Mempunyai pasar untuk produk yang dihasilkan. 74 2 KRD untuk Kupedes golongan berpenghasilan tetap: a Kemampuan membayar kembali Repayment Capacity RPC dari gaji penghasilan tetap yang bersangkutan. b Ada kerjasama dengan instansi pemerintah BUMN perusahaan swasta. c Kesanggupan bendaharawanjuru bayar gaji instansi ybs. untuk memotong gaji dan menyetorkannya ke BRI. d Kesanggupan tertulis dari calon debitur debitur untuk memberikan kuasa pemotongan gaji. e Calon debiturdebitur merupakan Pegawai Tetap pada instansi yang bersangkutan. 75 Pelayanan Kupedes diluar KRD hanya dapat dilakukan setelah mendapat ijin prinsip dari Direktur ADK dan ARK. Dalam rangka untuk mempercepat pelayanan kredit, maka kewenangan memutus pelayanan Kupedes diluar KRD dapat didelegasikan kepada Pemimpin Wilayah BRI. 76 c Pembatasan Ekspansi Kupedes. Sebagaimana diketahui bahwa sampai dengan saat ini kredit bermasalah menjadi faktor utama penyebab kegagalan Bank. Kredit bermasalah tidak saja 74 Ibid. Bandingkan dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk, Nomor: S.59-DIRADK052007 Tanggal 15 Mei 2007 Tentang Penetapan Pasar Sasaran PS Dan Kriteria Risiko Yang Dapat Diterima KRD Bisnis Menengah PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. 75 Ibid. 76 Ibid. Universitas Sumatera Utara berdampak pada penurunan profitabilitas, tetapi juga menyebabkan biaya modal semakin tinggi sehingga Bank semakin tidak kompetitif. Untuk menghindari kredit bermasalah yang tidak terkendali, salah satu sarana yang digunakan yaitu dengan menetapkan batasan tingkat tunggakan dengan indikator Ratio KBK dan KPK. Namun demikian dengan mempertimbangkan karakteristik portofolio Kupedes yang terdiri dari segmentasi yang relatif homogen, dan eksposur individual yang kecil dengan jumlah debitur yang sangat banyak, penerapan indikator KBK dan KPK untuk sementara dikaitkan dengan penggunaan PDWK. 77 d Proses Pemberian Putusan Kupedes: Rangkaian proses pemberian putusan Kupedes di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk adalah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1 Prakarsa dan Permohonan Kupedes. 2 Analisa dan Evaluasi Kupedes. 3 Negosiasi Kupedes. 4 Penetapan Tipe dan Struktur Kupedes. 5 Rekomendasi. 6 Kelengkapan Paket Kupedes. 7 Pemberian Putusan Kupedes. 78 Seluruh proses pemberian putusan kredit tersebut di atas harus berpedoman pada ketentuan umum dan syarat calon debitur yaitu sebagai berikut: 77 Ibid. 78 Ibid. Universitas Sumatera Utara 1 Sasaran Kupedes. a Golongan Pengusaha yaitu semua pengusaha yang bergerak di berbagai sektor ekonomi yang ada dalam wilayah kerja BRI Unit, yang usahanya benar-benar layak untuk diberikan Kupedes. 79 b Golongan Berpenghasilan Tetap, antara lain: ba Semua Pegawai Negeri sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah PP No.6 Tahun 1974 Bab I Pasal 1. bb Pegawai karyawan tetap dari perusahaan swasta. bc Pensiunan dari pegawai pekerja golongan berpenghasilan tetap tersebut di atas. bd Pensiunan karyawan swasta yang instansinya mempunyai YDP, atau pensiunan pegawai lainnya yang menerima pensiun secara tetap dari perusahaan asuransi atau perusahaan dana pensiun yang didirikan sesuai dengan ketentuan Menteri Keuangan. be Suami istri pekerja BRI yang menjadi pegawai atau pensiunan dari butir tersebut di atas. 80 2 Jenis Kupedes. Berdasarkan tujuan penggunaannya, Kupedes dapat dibagi dalam empat jenis yaitu: 79 Ibid. 80 Ibid. Universitas Sumatera Utara a Kupedes Modal Kerja Eksploitasi Merupakan kredit yang diberikan kepada debiturcalon debitur untuk membiayai modal kerja yang bersangkutan. b Kupedes Investasi Merupakan kredit kepada debitur atau calon debitur untuk pembelian barang-barang modal yang diperlukan guna rehabilitasi, modernisasi, ekspansi atau pendirian usaha baru. c Kupedes Pengganti Modal Kerja Merupakan kredit yang diberikan kepada debitur pengusaha untuk mengganti modal kerja debitur, dimana usaha debitur tersebut menghasilkan laba free cash flow yang baik, tetapi aset usaha dari periode ke periode tidak tumbuh secara signifikan karena penggunaan laba free cash flow dilakukan untuk membeli aset-aset lain seperti : rumah, tanah, atau pembiayaan lainnya yang bersifat pribadi untuk biaya pendidikan anak, biaya pernikahan, dll. d Kupedes Golongan berpenghasilan tetap. Merupakan kredit yang diberikan kepada debitur atau calon debitur golongan berpenghasilan tetap, baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Tujuan penggunaan produktif adalah untuk membiayai kegiatan usaha produktif dari debitur yang bersangkutan, baik dalam bentuk modal kerja maupun investasi. Tujuan penggunaan konsumtif adalah pemberian kredit untuk keperluan konsumtif dengan cara membeli, Universitas Sumatera Utara menyewa atau dengan cara lain tidak untuk keperluan modal kerja atau investasi. Penetapan jenis Kupedes usaha Modal Kerja, Investasi dan Pengganti Modal kerja dan Golbertap tersebut didasarkan pada tujuan penggunaan kreditnya. 81 3 Ketentuan Kupedes a Besar Plafond. aa Besarnya plafond Kupedes untuk membiayai usaha termasuk pengganti modal kerja refinancing yang dapat diberikan kepada debitur maksimal sebesar Rp 100.000.000,00 Seratus juta rupiah. ab Besarnya plafond Kupedes dengan jaminan fully cash collateral yang dapat diberikan diatur dalam ketentuan tersendiri. ac Besarnya plafond Kupedes yang dapat diberikan per debitur untuk golongan pengusaha tergantung kepada kebutuhan riil dan hasil penilaian kelayakan usaha calon debitur tersebut, maksimum sebesar ketentuan plafond Kupedes usaha. ad Kepada seorang debitur usaha, selain dapat diberikan fasilitas kupedes Modal Kerja dapat juga diberikan fasilitas Kupedes Investasi baik dalam waktu bersamaan maupun dalam waktu yang berlainan, sepanjang jumlah plafond Kupedes yang menjadi risiko BRI saat ini untuk seluruh Kupedes tersebut tidak melebihi Rp 81 Ibid. Bandingkan dengan Bab II Surat Keputusan Direksi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk, Nomor: S.26-DIRADK062007 Tanggal 16 Juni 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Bisnis Ritel PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. Universitas Sumatera Utara 100.000.000,00 Seratus juta rupiah dan repayment capacity dari debitur calon debitur mencukupi seluruh kewajiban akumulatif. ae Kepada seorang debitur calon debitur usaha, dapat diberikan fasilitas Kupedes Modal Kerja dan atau Investasi lebih dari 1 satu rekening pada waktu yang berbeda sepanjang jumlah plafond yang telah menjadi risiko BRI saat ini untuk seluruh Kupedes tersebut tidak melebihi Rp 100.000.000,00 seratus juta rupiah dan repayment capacity dari debitur calon debitur mencukupi seluruh kewajiban akumulatif. af Kupedes Golongan berpenghasilan tetap, besarnya plafond kupedes yang dapat diberikan kepada golongan berpenghasilan tetap sesuai RPC penghasilan tetapnya, dan untuk selanjutnya diatur dengan ketentuan tersendiri. 82 b Tingkat Suku Bunga Penetapan suku bunga kupedes ditetapkan berdasarkan flate rate system yaitu bunga dihitung berdasarkan plafond kredit mula-mula dan dibebankan sepanjang jangka waktu kredit, dengan besaran tingkat suku bunga sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tidak menutup 82 Ibid. Universitas Sumatera Utara kemungkinan dimasa yang akan datang perhitungan bunga kredit dilaksanakan dengan sistem perhitungan bunga lainnya. 83 4 Agunan a Golongan Pengusaha. Pada prinsipnya bagi golongan pengusaha yang menjadi calon debitur Kupedes dipersyaratkan untuk dapat menyediakan agunan yang nilainya harus meng-cover seluruh jumlah pinjamannya pokok dan bunga. Agunan ditinjau dari sifat barang atau bendanya, dapat dibedakan sebagai berikut: Tabel.3 Klasifikasi Agunan Kredit Untuk Debitur Berbasis UMKM. Benda Bergerak Berwujud a. Kendaraan bermotor, baik yang ada di darat, laut, sungai maupun di danau dengan bukti pemilikannya berupa BPKB untuk yang di darat dan Surat Keterangan dari Kepala Desa untuk yang di air dan atau dari instansi yang berwenang. b. Persediaan barang dagangan. c. Mesin-mesin, dengan bukti pemilikannya berupa faktur atau kuitansi pembelian. d. Inventaris atau perabot, dengan bukti pemilikan berupa faktur atau kuitansi pembelian atau Surat Keterangan dari Kepala Desa apabila kuitansi pembeliannya sudah tidak ada lagi hilang. e. Perhiasan emas, dengan bukti permilikannya berupa faktur atau kuitansi pembelian. Benda Bergerak Benda Bergerak a. Deposito berjangka BRI, dengan bukti bilyet Deposito atas nama pemohon pinjaman di Unit Kerja BRI. 83 Ibid. Bandingkan dengan Bab III Surat Keputusan Direksi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk, Nomor: S.26-DIRADK062007 Tanggal 16 Juni 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Bisnis Ritel PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. Universitas Sumatera Utara Tak Berwujud b. Tabungan atas nama pemohon fasilitas kredit, dengan bukti pemilikan berupa buku tabungan di BRI Unit yang bersangkutan. c. Gaji atau upah. d. Surat Ijin Tempat Usaha SITU, Surat Penunjukan Tempat Usaha SPTU, dan lainnya yang sejenis. Tanah a. Tanah hak milik, dengan bukti pemilikan berupa Sertifikat Hak Milik. b. Tanah Hak Guna Bangunan, dengan bukti pemilikan berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan HGB. c. Tanah Hak Guna Usaha, dengan bukti pemilikan berupa Sertifikat Hak Guna Usaha HGU. d. Tanah Hak Pakai atas tanah negara dengan bukti pemilikan berupa Sertifikat Hak Pakai. e. Tanah dengan bukti kepemilikan bukan sertifikat, antara lain : Girik, Petok D, Letter C dan lain-lain. Benda Tidak Bergerak Bangunan a. Bangunan di atas tanah bukan milik Debitur, dengan bukti surat berupa Izin Mendirikan Bangunan IMB untuk daerah perkotaan, atau Surat Keterangan Pemilikan dari Kepala DesaLurah. b. Bangunan di atas tanah milik Debitur sendiri, dibuktikan dengan Surat Izin Mendirikan Bangunan IMB, atau Surat Keterangan Pemilikan Bangunan dari Kepala Desa Lurah. Sumber : Surat Keputusan Direksi BRI Nokep: S.39-DIRADK022007 Tanggal 14 Februari 2007, Tentang Pedoman Pelaksanaan Bisnis Mikro PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. b Golongan Berpenghasilan Tetap. Jaminan utama Kupedes bagi golongan berpenghasilan tetap adalah gaji atau pensiun pemohon fasilitas kredit. Kepada golongan berpenghasilan tetap yang diberikan kredit untuk memenuhi kebutuhan usaha produktif, dapat dimintakan agunan tambahan berupa benda tidak bergerak maupun benda bergerak, baik berwujud atau tidak berwujud. 84 84 Ibid. Universitas Sumatera Utara 5 Syarat-syarat untuk calon debitur. a Golongan pengusaha. aa Berkarakter baik dan mempunyai usaha yang layak untuk dibiayai dengan Kupedes. ab Domisili di wilayah kerja BRI Unit setempat yang dibuktikan dengan keterangan sebagai penduduk dari Kepala Desa Lurah atau Kartu Tanda Penduduk KTP. Khusus untuk calon debitur Kupedes tertentu dimungkinkan untuk dilayani oleh BRI Unit diluar domisili debitur yang bersangkutan, setelah mendapat putusan ijin prinsip dari Kanca Kanwil Kanpus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. ac Kupedes dengan plafond tertentu, dimungkinkan pelayanannya berdasarkan tempat usaha bukan domisili tempat tinggal debitur. Besaran plafond tertentu diatur dengan ketentuan tersendiri. ad Mempunyai Surat Perijinan Usaha SIUP, TDP, dan sejenisnya atau Surat Keterangan Usaha dari Kepala Desa Lurah. Bagi calon debitur yang tidak mempunyai Surat Perijinan Usaha SIUP, TDP dan sejenisnya. Untuk debitur yang sudah mempunyai surat ijin usaha, cukup menyerahkan copy surat ijin usaha tersebut. ae Untuk Kupedes dengan plafond tertentu, dapat tidak menggunakan surat keterangan usaha dari pejabat yang berwenang atau Kepala Desa Lurah, sesuai judgement Pemimpin Cabang. Universitas Sumatera Utara af Pemohon fasilitas kredit tidak sedang menikmati kredit di Kantor Cabang Kantor Cabang Pembantu atau di BRI Unit lain. ag Dapat menyediakan agunan kebendaan, baik berupa benda bergerak maupun benda tidak bergerak. ah Wajib membuka rekening tabungan di BRI Unit yang bersangkutan. 85 b Golongan berpenghasilan tetap. ba Domisili kantor pemohon fasilitas kredit atau tempat pemotongan gaji atau pensiun, berada pada wilayah kerja BRI Unit yang bersangkutan. bb Pemohon fasilitas kredit tidak sedang menikmati kredit di Kantor Cabang Kantor Cabang Pembantu atau di BRI Unit lainnya. bc Menyerahkan asli Surat Keputusan SK pengangkatan pekerja tetap dan atau SK pengangkatan pekerja yang pertama serta asli SK penetapan pangkat pekerja yang terakhir, atau asli SK pensiun bagi yang berstatus pensiunan. bd Menyerahkan daftar perincian gaji atau pensiun karyawan yang bersangkutan dan telah disyahkan oleh kepala kantor, unit kerja, instansi, pimpinan perusahaan atau kantor pensiun instansi yang bersangkutan. 85 Ibid. Universitas Sumatera Utara be Ada rekomendasi dari kepala kantor, unit kerja instansi, pimpinan perusahaan, yang menyatakan bahwa pemohon fasilitas kredit benar- benar pekerja tetap di Instansi yang dipimpinnya, serta benar-benar akan mengajukan kredit di BRI Unit setempat. Untuk itu kepala kantor unit kerja instansi tersebut bersedia membantu menagih menyelesaikan hutang pekerja yang bersangkutan pada BRI apabila terjadi wanprestasi dikemudian hari. bf Memberi kuasa memotong gaji kepada bendaharawan tempat gaji pemohon fasilitas kredit dibayarkan setiap bulannya. bg Surat keterangan kesanggupan dari Bendaharawan gaji juru bayar gaji untuk memotong gaji pegawai yang bersangkutan dan menyetorkannya ke BRI. ab Wajib membuka rekening tabungan di BRI Unit yang bersangkutan. ac Menyerahkan keterangan lain yang diperlukan. 86 3 Restrukturisasi dan Penyelesaian Kupedes bermasalah. Terhadap Kupedes bermasalah dapat dilakukan tindakan restrukturisasi dan penyelesaian melalui tahapan sbb : a Prakarsa untuk melakukan restrukturisasi atau penyelesaian kredit. b Negosiasi dengan debitur yang didokumentasikan. c Analisis dan evaluasi. d Putusan restrukturisasi atau penyelesaian kredit. 86 Ibid. Universitas Sumatera Utara e Perjanjian Kredit. f Dokumentasi restrukturisasi atau penyelesaian kredit. g Pembinaan dan Pengawasan. 87 Penyelesaian kredit bermasalah dapat dilakukan dengan cara antara lain: a Penyelesaian secara damai yaitu melalui pemberian keringanan bunga dan atau penjualan agunan. b Penyelesaian melalui saluran hukum yaitu melalui Pengadilan Negeri PN dan atau Tuntutan kepailitan melalui Pengadilan Niaga. c Penyelesaian kredit dengan bantuan pihak ke III yaitu melalui bantuan dari Kejaksaan dan atau pengajuan klaim kepada Perusahaan Asuransi Jiwa, Kredit dan Kerugian. 88 4 Prosedur Penghapusbukuan Kupedes a Dalam hal terdapat Kupedes bermasalah, maka pejabat kredit lini di BRI Unit harus mengupayakan semaksimal mungkin penyelesaian Kupedes bermasalah tersebut. Namun demikian, apabila umur tunggakan telah melampaui 270 hari atau sesuai ketentuan yang berlaku, maka pinjaman tersebut harus dihapusbukukan. Untuk selanjutnya jumlah nilai seluruh kredit yang telah dihapusbukukan dilaporkan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris dan dipertanggungjawabkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. 87 Ibid. 88 Ibid. Bandingkan dengan Bab V Surat Keputusan Direksi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk, Nomor: S.26-DIRADK062007 Tanggal 16 Juni 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Bisnis Ritel PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk. Universitas Sumatera Utara b Pengelolaan Kupedes yang dihapusbukukan administrasi, dokumentasi dan penagihan dilakukan secara khusus dan tertib. 89 5 Prosedur penghentian penagihan Setelah dilakukan segala upaya penyelesaian terhadap Kupedes yang telah dihapusbukukan, maka Direksi dapat menyatakan penghentian penagihan setelah mendapat persetujuan tertulis dari RUPS. 90 b. Sektor Ekonomi, Segmen Pasar, Kegiatan Usaha dan Debitur yang Mengandung Risiko Tinggi bagi BRI. Pelayanan kepada calon debitur Kupedes diluar PS dan KRD yang telah ditetapkan pada dasarnya mengandung risiko tinggi bagi BRI, sehingga hanya dapat dilayani dengan persetujuan Direktur UMKM dan Direktur ADK dan ARK. Dalam rangka untuk mempercepat pelayanan Kupedes, maka kewenangan memutus pelayanan Kupedes diluar PS dan KRD didelegasikan kepada Pemimpin Wilayah BRI. 91 c. Jenis Usaha yang Dilarang atau Dihindari untuk Dibiayai Kupedes Untuk memenuhi prinsip kehati-hatian maka setiap pejabat kredit lini BRI Unit perlu memperhatikan pemberian Kupedes yang dilarang dan yang harus dihindari antara lain: 1 Jenis usaha yang dilarang untuk dibiayai : a Produksi, pengiriman dan perdagangan senjata. 89 Ibid. 90 Ibid. 91 Ibid. Universitas Sumatera Utara b Pornografi atau bisnis-bisnis yang sejenis atau disebut juga “Bisnis Lampu Merah“. c Kegiatan partai-partai dan organisasi-organisasi politik termasuk usahanya. d Perusahaan-perusahaan atau proyek-proyek yang membahayakan lingkungan. e Taruhan dan perjudian termasuk juga pencucian uang. f Pembiayaan, pengadaan dan atau pengolahan tanah. g Pembiayaan untuk pembelian saham dan pemilikan saham. 92 2 Jenis-jenis usaha atau pemberian Kupedes yang perlu dihindari karena bersifat spekulatif atau mempunyai risiko yang sangat tidak biasa risiko tinggi a Kupedes kepada debitur yang memiliki akhlak atau integritas yang tidak baik atau kejujurannya diragukan. b Kupedes yang hanya mengandalkan pelunasan hutang pada waktu yang lalu sebagai ukuran atau indikator keragaan masa yang akan datang. c Perusahaan atau lembaga keuangan yang tergantung pada guarantor atau guarantee sebagai sumber pertama pembayaran kembali. d Perusahaan atau perorangan yang tidak bisa atau tidak akan memberikan informasi yang memadai. e Perusahaan yang baru berdiri dimana kontibusi ekuitas dari pemilik tidak cukup atau dimana tidak tersedia kolateral yang memadai. f Kupedes untuk perusahaan yang pembayarannya mengandalkan pada hasil dari perubahan usaha yang direncanakan. 92 Ibid. Universitas Sumatera Utara g Pinjaman subtitusi modal dimana pinjaman tidak bisa dibayar kecuali dengan melakukan pinjaman lain atau melikuidasi usaha. h Kupedes dengan tujuan menutupi bunga atas hutang yang sudah ada pfafondering. i Kupedes untuk mendanai spekulasi pasar, baik usaha komoditas ataupun efek. j Kupedes untuk mendanai pembelian real estate yang bersifat spekulatif. k Kupedes dimana posisi BRI menjadi lebih lemah dibanding kreditur lain yang memberikan kredit kepada debitur yang sama. l Bank tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk mengawasi, memantau dan menagih kredit. m Kupedes yang dijamin dengan sebagian besar collateral yang memiliki pasar yang terbatas. n Mendanai pengambilalihan paksa atau tender offer. o Kupedes untuk tujuan spekulasi. p Kupedes untuk pembiayaan usaha yang memerlukan keahlian khusus yang tidak dimilki oleh BRI Unit. q Kupedes kepada debitur bermasalah dan atau macet di bank lain. 93

2. Tata Cara Penilaian Kualitas Kupedes.