cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu berdasarkan kualitas aktiva produktif. Pembentukan PPAP Kupedes di BRI Unit ditetapkan sama dan tidak perlu
lagi memperhatikan status BRI Unit yang bersangkutan BRI Unit lama atau BRI Unit baru, maupun BRI Unit hasil pemekaran.
95
b. Pembentukan PPAP
Dengan adanya perubahan penyesuaian penetapan kolektibilitas Kupedes maka perhitungan pembentukan PPAP Kupedes juga disesuaikan mengacu kepada
Surat Keputusan Bank Indonesia yang berlaku sebagai berikut : 1
Cadangan Umum 1 x Sisa janji Lancar L posisi akhir bulan yang bersangkutan.
96
2 Cadangan Khusus
5 x Dalam Perhatian Khusus DPK posisi akhir bulan yang bersangkutan. 15 x Kurang lancar KL posisi akhir bulan yang bersangkutan.
50 x Diragukan D posisi akhir bulan yang bersangkutan. 100 x Macet M posisi akhir bulan yang bersangkutan.
97
4. Peringatan Dini.
Dalam upaya memantau perkembangan Kupedes secara total disetiap BRI Unit, maka kualitas Kupedes yang diberikan harus senantiasa dipantau dengan
menggunakan indikator-indikator kunci yang toleransi rasionya ditetapkan oleh Divisi Bisnis Mikro sesuai dengan perkembangan bisnis BRI Unit saat ini dan
95
Ibid.
96
Ibid.
97
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan strategis lainnya. Adapun indikator- indikator kunci tersebut yaitu sebagai berikut :
a. Rasio Non Performing Loan NPL
98
, yaitu ratio yang menggambarkan prosentase tertentu kredit bermasalah non performing loan dengan total kredit.
b. Portofolio Status PFS
99
, yaitu suatu keadaan yang menggambarkan besarnya total tunggakan kredit di BRI Unit dibandingkan dengan total Kupedes
intrakomtabel yang masih berada di tangan debitur. Semakin tinggi nisbah yang dihasilkan maka hal tersebut menunjukkan kualitas Kupedes yang telah diberikan
mengalami kualitas gejala yang semakin memburuk, sehingga harus menjadi perhatian semua pihak yang terkait dalam menetapkan langkah-langkah tindak
lanjut yang diperlukan. c.
Long Term Loss Ratio LTLR
100
, yaitu suatu rasio yang menggambarkan pokok pinjaman yang tidak terbayar terhadap pokok pinjaman yang seharusnya dibayar
sejak pencairan Kupedes. Ratio ini dapat mencerminkan responsifitas terhadap penagihan Kupedes loan collection BRI Unit dari Kupedes yang telah diberikan
kepada debitur. Semakin besar tinggi ratio yang dihasilkan menunjukkan kualitas Kupedes yang diberikan semakin memburuk.
98
Ratio NPL = Non Performing Kupedes Kredit Total Kupedes Kredit
99
Porto Folio Status PFS = Tunggakan x 100 Outstanding
100
LTLR = Tunggakan + Daftar Hitam
x 100 Realisasi Kumulatif + Outstanding + Tunggakan
Universitas Sumatera Utara
d. Short Term Loss Ratio STLR
101
, yaitu suatu ratio yang menggambarkan besarnya angsuran pokok yang tidak dibayar bulan ini terhadap angsuran pokok
yang seharusnya dibayar bulan ini. Ratio ini dapat dipakai sebagai tolok ukur keberhasilan suatu BRI Unit dalam memberantas atau menekan timbulnya
tunggakan baru setiap bulannya. Semakin besar tinggi ratio yang dihasilkan menunjukkan kualitas Kupedes yang diberikan semakin memburuk.
e. Rasio Pengembalian Pokok dan Bunga Kupedes. Dalam menilai kualitas kredit
yang telah diberikan, selain menggunakan indikator-indikator seperti PFS, LTLR dan STLR juga dapat menggunakan perhitungan Kolektibilitas Pokok Kumulatif
KPK dan Kolektibilitas Bunga Kumulatif KBK, yaitu sebagai berikut : 1
Kolektibilitas Pokok Kumulatif KPK
102
, yaitu suatu ratio yang menggambarkan besarnya kumulatif pokok yang dibayar sampai dengan
bulan laporan dibandingkan dengan besarnya kumulatif pokok yang seharusnya dibayar sampai dengan bulan laporan.
101
STLR = Angsuran yang tidak dibayar bulan ini x 100 Angsuran yang seharusnya dibayar bulan ini
Atau STLR = Delta Tunggakan +Daftar Hitam
x 100 Delta Realisasi Kumulatif – Outstanding + Tunggakan
102
KPK = Kumulatif pokok yang dibayar s.d. bulan laporan x 100 Kumulatif pokok yang seharusnya dibayar s.d. bulan laporan
Universitas Sumatera Utara
2 Kolektibilitas Bunga Kumulatif KBK
103
, yaitu suatu ratio yang menggambarkan besarnya kumulatif bunga yang dibayar sampai dengan bulan
laporan dibandingkan dengan besarnya kumulatif bunga yang seharusnya dibayar sampai dengan bulan laporan. Semakin kecil rendah rasio KPK dan
KBK yang dihasilkan menunjukkan kualitas Kupedes yang diberikan semakin memburuk.
5. Asuransi