Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membangun suatu bangsa. Dengan adanya pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan di berbagai bidang pengetahuan. Pendidikan saat ini berorientasi pada nilai-nilai budaya sehingga mampu memberdayakan semua peserta didik sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta kondisi fisik yang dimilikinya. Pidarta 2013:30- 31 mengatakan bahwa pendidikan merupakan sistem terbuka, sebab tidak mungkin pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik bila mengisolasi diri dengan lingkungan. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama, baik pemerintahsekolah, orang tua dan masyarakat. Dewasa ini pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Pendidikan masih belum dijangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia. Banyak hal yang menjadi faktor utamanya, bukan hanya dari pemerintah yang tidak menyediakan fasilitas atau tenaga guru yang berkurang namun karena masyarakat itu sendiri yang belum memahami bagaimana pentingnya pendidikan untuk kehidupannya. Persoalan mendasar tentang pendidikan kurang diminati karena dianggap tidak menyumbangkan pemikiran yang bisa dipakai untuk pemecahan langsung terhadap persoalan- persoalan yang dihadapi masyarakat menyangkut praktik pendidikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Dalam pendidikan Indonesia begitu banyak disiplin ilmu di sekolah dasar yang harus dikuasai, salah satunya adalah IPA. Samatowa 2011:5-9 mengatakan, IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting serta perlu diberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan-ketserampilan proses IPA dan perlu dimodifikasikan sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya. Persepsi awal orang-orang tentang IPA pasti kurang baik, apalagi untuk siswa SD. Persepsi siswa yang seperti itu bisa kita ubah jika siswa diajarkan dengan baik dan dalam suasana yang menyenangkan, IPA akan diterima sebagai mata pelajaran yang membangkitkan minat peserta didik. Ada beberapa alasan yang menyebabkan mata pelajaran IPA harus dipelajari oleh peserta didik yakni; a bila IPA diajarkan dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan mata pelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis, b bila IPA diajarkan dengan percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka. IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Dengan upaya yang lebih menekankan bagaimana anak belajar, kita dapat melihat bahwa pembelajaran IPA di kelas dipandang sebagai suatu proses aktif, dan sangat dipengaruhi apa yang sebenarnya ingin dipelajari anak. Namun, pada zaman sekarang jika melihat bagaimana penerapan konsep IPA di sekolah-sekolah, peserta didik tidak mengalami secara langsung proses belajar. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah sehingga 3 menyebabkan peserta didik hanya sebatas mengetahui tetapi tidak memahami terkait apa yang dipelajarinya. Oleh karena itu, dalam hal ini seorang guru harus memperhatikan dengan baik apa yang dibutuhkan peserta didik. Guru harus bisa menghasilkan sesuatu yang dapat menunjang proses pembelajaran, salah satunya berupa media pembelajaran atau alat peraga yang dapat menarik minat siswa serta membantu guru dalam menyampaikan materi sehingga tujuan pembelajaran tercapai secara efisien. Dalam suatu proses belajar mengajar, salah satu yang sangat penting adalah tersedianya media pembelajaran. Media pembelajaran menjadi salah satu komponen penting dalam mendukung setiap proses pembelajaran. Arsyad 2007:3 menyebutkan bahwa “kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”. Secara garis besar, guru, buku teks, atau lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan secara khususnya, pengertian media belajar adalah alat-lat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Jadi dapat disimpulkan media belajar adalah sarana yang digunakan pendidik dalam membantu memudahkan proses pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga peserta didik dapat dengan mudah memahami dan menangkap materi yang dipelajari. Guru harus bisa melihat dan memperhatikan apa yang dibutuhkan peserta didik terutama dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam persiapan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 pembuatan media pembelajaran, guru harus mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. Sehingga pada saat proses pembelajaran berlangsung guru menggunakan media serta siswa dapat termotivasi untuk aktif belajar. Selain itu juga, dalam pembuatan media guru harus mengetahui karakteristik dari masing-masing peserta didik. Media pembelajaran merupakan segala alat fisik yang digunakan pengajar untuk menyampaikan pesan berupa pengetahuan kepada peserta didik, sehingga dapat merangsang serta membangkitkan motivasi siswa untuk belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Anitah 2010:7-8 mengatakan, media pembelajaran dapat berbentuk visual berupa gambar, bentuk, dan sebagainya yang memanfaatkan penglihatan. Ada pula yang berbentuk audio berupa film suara, radio, dan sebagainya yang memanfaatkan pendengaran, ataupun yang memanfaatkan keduanya yakni berbentuk audio visual. Salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media konvensional. Media ini sangat sederhana dan mudah dirancang oleh guru serta mudah digunakan oleh peserta didik. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat peserta didik, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Hamalik 2010:15-16 mengatakan bahwa penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat 5 peserta didik, media pembelajaran juga dapat membantu peserta didik meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan mendapatkan informasi. Dari hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V SDN Kalasan 1 pada hari Rabu, 14 September 2016, diperoleh beberapa informasi terkait dengan intensitas penggunaan media dalam proses pembelajaran. Guru mengetahui fungsi dan tujuan media pembelajaran, namun penggunaan media masih terbilang sangat minim. Salah satu kurangnya penggunaan media terdapat pada pembelajaran IPA materi rangkaian listrik. Ini dipengaruhi persediaan media pembelajaran di sekolah yang tidak ada dan kurang kreatifnya guru dalam merancang maupun menyusun media pembelajaran. Selain itu juga, guru kadang hanya menjelaskan teori kepada siswa tanpa mempraktikkan serta meminta peserta didik untuk menghafal. Hal ini sering membuat siswa kurang memahami terkait materi yang diajarkan. Guru berusaha menggunakan media pembelajaran sederhana ketika proses pembelajaran berlangsung, namun, karena minimnya persediaan media pembelajaran tersebut membuat peserta didik harus secara bergantian menggunakan media itu sehingga menyebabkan proses pembelajaran kurang berjalan secara efektif. Sejauh ini, sudah ada upaya yang dilakukan pihak sekolah atau pun guru tersebut untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswanya. Guru pernah membuat media pembelajaran yang sangat sederhana terkait dengan materi rangkaian listrik, akan tetapi medianya tidak 6 bertahan lama karena tidak kuat. Perhatian siswa terhadap proses pembelajaran diakui kurang terarah juga, salah satunya diakibatkan karena media pembelajaran yang digunakan guru juga tidak menarik perhatian siswa. Walaupun demikian, guru tetap menggunakan media pembelajaran yang ada dan berusaha untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam hal ini guru harus mempertimbangkan media pembelajaran tersebut apakah kuat dan dapat menarik perhatian siswa atau tidak. Dalam pembuatan media pembelajaran, guru sering membuat media pembelajaran konvensional dan juga kadang hanya menggunakan media berupa gambar-gambar yang sudah tersedia di dalam buku. Guru mengakui bahwa tidak semua materi yang ada dalam buku dapat dibuatkan media pembelajarannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, guru membutuhkan media pembelajaran konvensional yang dapat mengemas konsep dan materi tentang rangkaian listrik. Oleh karena itu, peneliti mencoba mengembangkan media pembelajaran konvensional berupa papan rangkaian listrik yang dibutuhkan oleh guru dan peserta didik. Media pembelajaran konvensional papan rangkaian listrik diharapkan dibuat secara sederhana, namun dapat bertahan lama. Pembuatan media ini bertujuan untuk menunjang aktivitas belajar guru dan peserta didik selama proses pembelajaran serta dapat menambah pengetahuan siswa tentang konsep rangkaian listrik seri dan paralel. Judul dalam penelitian ini “Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 Materi Pokok Rangkaian Listrik dalam Subtema 1 Hidup Rukun untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar .” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti merumuskan beberapa masalah yang terjadi antara lain: 1. Bagaimanakah langkah pengembangan media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di SDN Kalasan 1? 2. Bagaimanakah kualitas produk dari media pembelajaran konvensional pada materi pokok rangkaian listrik untuk siswa kelas V di SDN Kalasan 1?

C. Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengembangan media konvensional kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 sekolah dasar.

0 1 212

Pengembangan media pembelajaran konvensional berbasis kecerdasan ganda pada subtema aku istimewa untuk siswa kelas satu (I) Sekolah Dasar.

0 2 322

Pengembangan LKS berbasis kecerdasan ganda pada subtema hidup rukun di sekolah untuk siswa kelas 2 Sekolah Dasar.

14 128 291

Pengembangan media pembelajaran konvensional album Pop Up Two par pada materi pokok perkembangbiakan hewan dalam subtema perkembangbiakan hewan dan daur hidup hewan untuk siswa kelas III sekolah d

0 0 196

Pengembangan media pembelajaran konvensional pop up book pada materi pokok jenis jenis pekerjaan berdasarkan kondisi geografis subtema 1 untuk siswa kelas empat (IV) sekolah dasar

0 8 198

Pengembangan media pembelajaran konvensional papan siklus air subtema 2 macam macam peristiwa dalam kehidupan pada materi pokok siklus air untuk siswa kelas V sekolah dasar

0 1 225

Pengembangan media konvensional kotak bintang pada materi mengurutkan angka dalam subtema aku merawat tubuhku untuk siswa kelas 1 sekolah dasar

0 0 210

Pengembangan media papan penjumlahan pada materi pokok penjumlahan dalam subtema gemar berolahraga untuk siswa kelas I sekolah dasar

0 4 215

Pengembangan media pembelajaran konvensional timeline timbul pada materi pokok teknologi komunikasi untuk siswa kelas III Sekolah Dasar

0 5 246

Pengembangan media pembelajaran papan rantai makanan subtema 3 memelihara ekosistem pada materi pokok rantai makanan pada suatu ekosistem untuk siswa kelas V sekolah dasar

7 17 227