55
Tahap kelima, guru mengkoordinasikan setiap kelompok untuk menyajikan hasil kerjanya.
Tahap keenam, guru beserta siswa mengevaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat
mencakup tiap siswa secara individual atau kelompok, atau keduanya.
2.3 Kerangka Berpikir
Pengajaran bahasa di sekolah bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berkomunikasi, baik itu secara lisan maupun
secara tertulis. Salah satu kemampuan siswa yang mendasar adalah kemampuan untuk mengekspresikan diri melalui bahasa tulis. Kemampuan tersebut sangat
potensial antara lain : 1 sebagai sarana pembentuk persatuan dan kesatuan bangsa, 2 sarana peningkatan pengetahuan dan mengembangkan budaya, 3
sarana peningkatan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan bahasa, 4 sebagai sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik untuk
berbagai keperluan dan menyangkut berbagai masalah, dan 5 sebagai sarana pengembangan penalaran.
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh setiap orang. Tulisan dilandasi fakta,
pengamatan, penelitian, pemikiran, atau analisis suatu masalah. Dewasa ini, masyarakat belum tahu bayak mengenai pembelajaran menulis. Kalaupun telah
dilakukan penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada satu metode pun
56
yang bisa dianggap paling baik untuk semua individu karena setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
Pada kenyataannya menulis merupakan keterampilan yang paling sedikit digunakan diantara empat keterampilan yang kita miliki. Keterampilan menulis
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang paling sulit dibandingkan keterampilan berbahasa yang lain. Namun, keterampilan menulis sangat penting
untuk diajarkan kepada siswa. Untuk dapat menguasai keterampilan menulis tersebut harus melalui proses belajar dan latihan terus menerus. Oleh karena itu,
diperlukan adanya pembelajaran yang baik dengan metode yang tepat dari seorang guru agar dapata mencapai tujuan yang diharapkan.
Keberhasilan pengajaran menulis sangat ditentukan oleh proses pengajaran menulis itu sendiri. Kemampuan menulis dapat tercapai dengan latihan dan
bimbingan yang intensif. Dalam hal ini peranan guru sangat menentukan. Strategi pembelajaran yang dipilih harus dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan pengajaran menulis yaitu mengaharapkan siswa memiliki kemampuan menulis karena dengan menulis diharapkan siswa mampu mengekspresikan
berbagai ide, pendapat dan saran dalam berbagai ragam tulisan. Begitu pula dengan siswa SMP, pembelajaran menulis yang berhasil akan membawa manfaat
yang besar dalam keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi siswa kelas VII G
SMP Negeri 12 Semarang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pertama strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran
57
menulis selam in masih berjalan satu arah. Dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi, guru menggunakan teknik ceramah sehingga siswa
kurang berminat dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi karena siswa merasa jenuh saat pembelajaran berlangsung.
kedua sikap jenuh siswa dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi karena guru hanya berorientasi pada teori dan pengetahuan. Sehingga siswa
enggan berpikir dan malas melakukan latihan mengubah teks wawancara menjadi narasi. Hal ini menyebabkan siswa menulis karangan seadanya dan hanya untuk
memenuhi tugas dari guru. Pada saat mengubah teks wawancara menjadi narasi, siswa tidak mementingkan mutu narasi. Mereka lebih mementingkan panjang
karangannya, sehingga dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi mereka tidak memperhatikan kesesuaian isi narasi dengan teks wawancara, penggunaan
ejaan dan tanda baca, kohesi dan koherensi, kronologis kejadian, serta kerapian tulisan.
Untuk mengatasi kesulitan dalam belajar perlu dicarikan solusi pemecahannya. Salah satu solusi yang digunakan untuk mengatasi kesulitan
dalam masalah tersebut adalah dengan mengubah cara pembelajarannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar kemampuan menulis dapat
meningkat adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih mendorong siswa berpikir kritis dan aktif mengikuti seluruh rangkaian
pembelajaran. Pendekatan PAIKEM merupakan metode pembelajaran yang menghantarkan siswa pada konsep pembelajaran yang sebenarnya. Guru dalam
58
hal ini sebagai motivator dan fasilitator dan bukan satu-satunya sumber informasi bagi siswa. Siswa juga diarahkan mempelajari sendiri segala pengetahuan yang
dibutuhkan. Dalam proses pembelajaran ini metode pembelajaran PAIKEM merupakan metode pembelajaran yang paling tepat digunakan dalam
pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi.
2.4 Hipotesis Tindakan