100
narasi. Sebesar 91,43 atau sebanyak 32 siswa cenderung pasif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
Pada siklus I ini keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mengubah teks wawancara menjadi narasi sebesar 80,00 atau sebanyak 28 siswa. Siswa terlihat
serius dan konsentrasi saat mengerjakan tugas mengubah teks wawancara menjadi narasi. Namun, sebesar 20,00 atau sebanyak 7 siswa masih menunjukkan
perilaku kurang baik saat mengerjakan tugas, misalnya melihat hasil pekerjaan teman sebangkunya atau masih meminjam alat tulis dari teman yang lain,
mengajak bercanda siswa lain dan tidak konsentrasi dalam mengerjakan tugas. Jenis tingkah laku keenam yang menjadi pengamatan peneliti adalah
kekompakan saat presentasi hasil akhir. Sebagian besar siswa yakni 51,43 atau sebanyak 18 siswa masih takut, hanya senyum-senyum dan malu-malu saat tampil
di depan kelas. Pada siklus I ini, ada 3 kelompok yang kompak dalam mempresentasikan hasil narasi terbaik anggotanya. Sebesar 48,57 atau sebanyak
17 siswa sudah berani tampil dan aktif dalam memberikan penjelasan dan penilaian terhadap hasil narasi terbaik kelompoknya.
4.1.1.2.2 Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan setelah pembelajaran siklus I selesai dan setelah memperoleh nilai hasil tes mengubah teks wawancara menjadi narasi
siswa siklus I. peneliti mewawancarai empat siswa yang yang terdiri atas satu siswa yang nilainya termasuk kategori kurang, satu siswa yang nilainya termasuk
kategori cukup, dan satu siswa yang nilainya termasuk kategori baik. Kegiatan
101
wawancara yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi
dengan pendekatan PAIKEM. pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada siswa saat wawancara antara lain, 1 apakah siswa berminat dengan pembelajaran
mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan pendekatan PAIKEM, 2 apakah siswa senang mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi
narasi dengan pendekatan PAIKEM, 3 kesulitan apakah yang dihadapi siswa selama mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dan
apakah penyebabnya, 4 apakah manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM 5 apakah dengan pendekatan
PAIKEM dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa, 6 apa kesan dan pesan siswa selama mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi
dengan pendekatan PAIKEM. Hasil wawancara terhadap satu siswa yang hasil tesnya memperoleh nilai
baik yaitu An Nisa Tri Rahmawati menyatakan berminat dengan pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan pendekatan PAIKEM karena
selama ini guru belum pernah menggunakan pendekatan PAIKEM dalam pembelajaran. Hal senada juga diungkapkan siswa yang hasil tesnya memperoleh
nilai cukup yaitu Geby dian Ramadhani yang menyatakan berminat dengan pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan pendekatan
PAIKEM karena merupakan pengalaman baru baginya. Dan satu siswa yang memperoleh nilai kurang yaitu Satriya Bayu Sasongko menyatakan bahwa ia
102
kurang berminat dengan kompetensi dasar mengubah teks wawancara menjadi narasi karena materi tersebut sangat sulit dan rumit.
Manfaat yang diperoleh setelah siswa mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan pendekatan PAIKEM menurut hasil
wawancara terhadap tiga siswa yang mendapat nilai baik, cukup, dan kurang adalah pendekatan PAIKEM dapat membantu siswa dalam menerima materi
pembelajaran karena siswa tidak merasa tertekan dan jenuh selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, menurut siswa penerapan pendekatan
PAIKEM dalam mengubah teks wawancara menjadi narasi menjadi lebih bermakna karena menuntut keaktifan, kerjasama, dan kekompakan siswa selama
proses pembelajaran berlangsung.
4.1.1.2.3 Jurnal