129
perilaku kurang baik saat mengerjakan tugas juga sudah berkurang. Pada siklus II ini sebanyak 3 siswa atau sebesar 8,57 yang sering mondar-mandir menyontek
pekerjaan siswa lain, meminjam alat tulis, dan bercanda dengan teman sebangku. Jenis tingkah laku keenam yang menjadi amatan peneliti adalah keaktifan
dan kekompakan siswa saat presentasi kelompok. Pada siklus I ada 3 kelompok yang kompak dalam mempresentasikan hasil narasi terbaik anggotanya. Pada
siklus II ini sebanyak 6 kelompok atau sebanyak 27 siswa mampu mempresentasikan hasil mengubah teks wawancara menjadi narasi terbaik dengan
kompak dan semangat saat presentasi, sedangkan kelompok yang lain menyimak dengan seksama dan ada pula yang bertanya.
Berdasarkan pengamatan data hasil observasi secara keseluruhan dapat disimpulkan pada pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan
pendekatan PAIKEM pada siklus II ini, terjadi perubahan tingkah laku siswa dari tingkah laku negatif menjadi tingkah laku positif. Hal ini karena pada siklus II
guru mencoba mengembangkan dan mengemas pendekatan PAIKEM menjadi lebih menarik sehingga membuat siswa lebih berminat dan senang untuk
mengikuti pembelajaran.
4.1.2.2.2 Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan setelah pembelajaran siklus II selesai dan memperoleh hasil hasil tes mengubah teks wawancara menjadi narasi siswa siklus
II. Peneliti mewawancarai empat siswa yang terdiri atas dua siswa yang nilainya cukup, satu siswa yang nilainya baik, dan satu siswa yang nilainya sangat baik.
130
Pertanyaan yang diajukan masih sama dengan pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara sebelumnya, yaitu1 apakah siswa berminat dengan pembelajaran
mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan pendekatan PAIKEM, 2 apakah siswa senang mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi
narasi dengan pendekatan PAIKEM, 3 kesulitan apakah yang dihadapi siswa selama mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dan
apakah penyebabnya, 4 apakah manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM 5 apakah dengan pendekatan
PAIKEM dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa, 6 apa kesan dan pesan siswa selam mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi
dengan pendekatan PAIKEM. Hasil wawancara terhadap siswa yang hasil tesnya memperoleh nilai baik
dan memperoleh nilai cukup menyatakan bahwa minat untuk mengikuti pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi pada siklus II ini
meningkat karena mereka ingin meningkatkan kekompakan dan kerjasama kelompoknya serta meningkatkan nilainya menjadi lebih baik dengan suasana
belajar yang menyenangkan. Menurut empat siswa yang diwawancarai peneliti, mereka menyatakan
senang terhadap pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan pendekatan PAIKEM karena pembelajaran dengan pendekatan tersebut tidak
menjenuhkan dan meringankan tugas mereka. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa siswa tidak lagi mengalami
kesulitan dalam mengidentifikasi struktur narasi, mengubah kalimat langsung
131
menjadi tidak langsung, merangkaikan beberapa paragraf menjadi karangan narasi yang padu dengan memperhatikan ketepatan ejaan dan tanda baca karena
kerjasama dalam kelompok sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Menurut siswa, pendekatan PAIKEM mampu memotivasi dan membantu
dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Selain tugas yang diberikan menjadi lebih ringan dan menyenangkan, mereka juga dapat
bekerjasama memecahkan masalah bersama anggota kelompoknya. Manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran mengubah
teks wawancara menjadi narasi dengan pendekatan PAIKEM berdasarkan hasil wawancara ialah siswa mudah memahami materi karena mereka lebih aktif dalam
menemukan informasi dan apabila mengalami kesulitan selama proses pembelajaran dapat diselesaikan bersama dalam kelompok. Selain itu, suasana
kelas yang menyenangkan dan tidak membosankan lebih memotivasi siswa untuk mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan lebih baik lagi agar dapat
dipresentasikan di kelas.
4.1.2.2.3 Jurnal