Perencanaan Tindakan Observasi Proses Tindakan Siklus II

66 Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil tes dan nontes hasil observasi, hasil jurnal, dan hasil wawancara siklus I. jika hasil tes belum memenuhi nilai target yang telah ditentukan, akan dilakukan tindakan siklus II dan masalah-masalah yang timbul dalam siklus I akan dicari alternatif pemecahannya pada siklus II. Kelebihan-kelebihan yang ada pada siklus I akan dipertahankan dan ditingkatkan. Hasil analisis pada tahap ini digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teknik pembelajaran yang digunakan oleh peneliti dan untuk mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran. Refleksi pada siklus I digunakan untuk mengubah strategi dan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus II.

3.1.2 Proses Tindakan Siklus II

Proses tindakan siklus II merupakan tindak lanjut dari silus I. Hasil refleksi siklus I diperbaiki pada siklus II. Siklus II terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan , observasi, dan refleksi.

3.1.2.1 Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti menyiapkan hal-hal yang akan dilaksanakan pada siklus II dengan memperbaiki siklus II dengan memperbaiki rencana pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan materi yang sama, namun tindakan yang diakukan berbeda dengan tindakan siklus I sehingga diupayakan dapat memperbaiki masalah ataupun kekurangan pada siklus I. perbaikan yang dilakukan antara lain: 1menyediakan teks hasil wawancara 67 dengan tema yang lebih menarik, 2 menyiapkan soal tes dan kriteria penilaian yang digunakan dalam evaluasi hasil belajar siklus II, dan 3 menyiapkan lembar observasi, lembar jurnal, lembar wawancara, dan dokumentasi yang berupa foto untuk siklus II.

3.1.2.2 Tindakan

Tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam siklus II adalah 1 memberikan umpan balik mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I, 2 melaksanakan pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi sesuai pembelajaran yang telah disusun, dan 3 memberi motivasi siswa agar berpartisipasi lebih aktif selama pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan langkah-langkah 1 menentukan judul narasi sesuai dengan isi teks wawancara, 2 menentukan gagasan utama, dan 3 membuat reproduksi yaitu mengubah teks wawancara menjadi narasi dengan cara merangkaikan isi teks wawancara tersebut dengan memperhatikan kronologis kejadian serta kohesi dan koherensinya ke dalam bentuk narasi. Hasil karangan narasi setiap kelompok dipresentasikan di kelas dengan tujuan agar siswa dapat termotivasi untuk meningkatkan prestasinya. Hasil karangan narasi tiap kelompok yang terbaik dimuat dalam mading sekolah. Pada saat siswa praktik mengubah teks wawancara menjadi narasi hingga menempelkannya di mading sekolah, guru mengarahkan kegiatan siswa.

3.1.2.3 Observasi

Observasi yang dilakukan pada siklus II masih sama dengan dengan observasi pada siklus I, yaitu selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti 68 memeroleh data dengan melakukan beberapa pengamatan terhadap siswa yaitu 1 menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkah laku dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, 2 dokumentasi foto yang digunakan sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran. Semua data tersebut dijelaskan dalam bentuk deskripsi secara lengkap, 3 setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti membagikan jurnal kepada siswa untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi. Pengamatan dilakukan untuk melihat peningkatan hasil tes dan perubahan perilakun siswa, yang meliputi keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan keaktifan siswa dalam kelompoknya. Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada siklus I dan kelemahan-kelemahan yang masih muncul juga menjadi pusat sasaran dalam onservasi.

3.1.2.4 Refleksi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII-A SMP TAMAN SISWA GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 14 57

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS HASIL WAWANCARA MENJADI NARASI MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBASIS KARAKTER PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI KENDAL

1 17 207

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI DENGAN METODE PENCARIAN INFORMASI MELALUI MEDIA KARTUN BERCERITA PADA KELAS VII D SMP NEGERI 30 SEMARANG

0 29 199

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA PAHLAWAN NASIONAL MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

3 22 22

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Tulisan Narasi Melalui Metode Kolaborasi Pembelajaran TGT dengan STAD Pada Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2 Sambi Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE COOPERATIVE SCRIPT (CS) BAGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 5 TANON KABUPATE

0 0 19

Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi dengan Teknik Membuat Kerangka Tulisan pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 1 Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL KELAS VII SMP NEGERI 4 KERINCI JURNAL

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI KELAS VII SMP NEGERI 25 PEKANBARU

0 0 9