Pengertian Narasi Karangan Narasi

33 Dalam menulis, kita perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu mengetahui tentang struktur kalimat, perluasan kalimat, pilihan kata diksi, ejaan dan tanda baca yang digunakan untuk menulis.

2.2.2 Karangan Narasi

Teori tentang karangan narasi meliputi pengertian narasi, langkah-langkah menulis narasi, jenis narasi, struktur narasi, kriteria karangan narasi.

2.2.2.1 Pengertian Narasi

Menurut Keraf 2007: 135-136, narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiiri peristiwa itu. Unsur yang paling penting dalam narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan. Menurut Mappatoto 1994:43 narasi adalah suatu keadaan sedemkian rupa, seolah-olah pembaca berada dalam situasi yang digambarkan. Menurut Subyantoro 2009:224 narasi merupakan himpunan peristiwa yang disusun berdasarkan urutan waktu atau urutan kejadian narasi biasanya ditulis berdasarkan pengamatan. Bentuk tulisan narasi lebih dipilih dalam pembelajaran dikarenakan karangan narasi merupakan jenis karangan yang bertujuan untuk menceritakan suatu pokok permasalahan. Pendapat lain dikemukakan oleh Nurudin 2007:71, yaitu narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak- tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu tertentu. Narasi adalah suatu bentuk 34 wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Dari beberapa pendapat di atas dapat diketahui bahwa narasi adalah karangan yang berupa rangkaian kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam suatu waktu. Narasi bermaksud untuk mengisahkan suatu peristiwa yang telah terjadi dalam satu kesatuan waktu. 2.2.2.2 Langkah-langkah Menulis Narasi Menurut Semi 1990:34 dalam menyusun tulisan narasi perlu memperhatikan beberapa hal berikut. 1. Cerita yang akan disajikan mempunyai nilai Bahwa cerita atau peristiwa yang tersebut penting, ada nilainya dalam upaya lebih menyadari diri sendiri, orang lain, atau lingkungan anda. 2. Urutan jelas Berikanlah kaitan yang jelas antara satu bagian dengan bagian yang lain sehingga mudah diikuti pembaca. 3. Gunakanlah dialog di mana mungkin dan di mana perlu Dialog antar dua orang atau lebih dapat digunakan sebagai cara yang berharga dalam menjalankan cerita. Disamping itu juga membantu dalam membuat cerita kelihatan lebih autentik dan lebih hidup. 4. Pilihlah detail cerita secara teliti Pilihlah mana yang dianggap penting,yang paling menarik, dan berkesan, serta yang ada kaitannya langsung dengan batang tubuh cerita. 35 5. Tetapkan pusat pengisahan Pusat pengisahan ini adalah posisi dan penempatan diri penulis dalam cerita, atau dari posisi mana ia melihat yang terdapat dalam ceritanya. Nursisto 1999:51-58 mengemukakan beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menulis karangan sebagai berikut. 1. Menentukan Topik Topik adalah pokok persoalan atau permasalahan yang menjiwai seluruh karangan. Sebelum mengarang kita harus menentukan topik atau tema. Topik atau tema inilah yang menjiwai karangan dan harus dijabarkan dengan sebaik- baiknya, serta menjadi benang merah karangan dari awal sampai akhir. 2. Menentukan Tujuan Tujuan mengarang adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh pengarangmelalui karangan yang ditulisnya. Tujuan karangan harus ditetapkan sebelum topik karangan dikembangkan karena pengembangan topik sangat tergantung kepada tujuan. Tujuan karangan harus dirumuskan dengan jelas. Selain itu, makna tujuan itu tidak meragukan. 3. Mengumpulkan Bahan Data sangat diperlukan sebagai bahan untuk mengembangkan gagasan- gagasan yang ada dalam sebuah karangan. Data adalah keterangan yang menyangkut fakta tentang sesuatu. 4. Menyusun Kerangka Kerangka karangan merupakan rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis. Dengan 36 kerangka karangan ini, tidak akan terjadi pembicaraan yang tumpang tindih pada bagian-bagian tertentu. Selain itu, penyimpangan-penyimpangan dari topik pun dapat dihindarkan. 5. Mengembangkan Kerangka Pengembangan kerangka adalah menguraikan sebuah rancangan karangan juga berarti mengisi rincian atau menjabarkan uraian permasalahan sehingga bagian-bagian tersebut menjadi lebih jelas. 6. Koreksi dan Revisi Tujuannya adalah untuk menemukan atau memperoleh informasi tentang unsur-unsur karangan yang perlu disempurnakan. Naskah yang telah selesai ditulis sebaiknya dikoreksi lagi. Adapun bagian-bagian yang dikoreksi adalah sebagai berikut: isi, kalimat, dan ejaan. 7. Menulis Naskah Tahap terakhir adalah menuangkan ide atau gagasan dalam pikiran kita ke dalam sebuah tulisan. Kita dapat mulai menulis naskah bila langkah-langkah yang telah dijelaskan sebelumnya terpenuhi. Dalam menulis kita perlu memperhatikan langkah-langkah sebelum menulis agar tulisan yang kita hasilkan berguna dan tidak ada kesalahan dalam penulisannya. Langkah-langkah dalam menulis adalah 1 penentuan topik karangan, 2 menentukan tujuan penulisan, 3 mencari dan mengumpulkan data tulisan, 4 penyusunan kerangka karangan, 5 pengembangan karangan, 6 melakukan koreksi apabila nantinya ada kesalahan dalam penulisan selanjutnya 37 direvisi atau diperbaiki, 7 menuangkan ide dan gagasan dalam tulisan atau menulis.

2.2.2.3 Jenis Narasi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII-A SMP TAMAN SISWA GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 14 57

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS HASIL WAWANCARA MENJADI NARASI MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBASIS KARAKTER PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI KENDAL

1 17 207

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI DENGAN METODE PENCARIAN INFORMASI MELALUI MEDIA KARTUN BERCERITA PADA KELAS VII D SMP NEGERI 30 SEMARANG

0 29 199

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA PAHLAWAN NASIONAL MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

3 22 22

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Tulisan Narasi Melalui Metode Kolaborasi Pembelajaran TGT dengan STAD Pada Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2 Sambi Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PEMANFAATAN METODE COOPERATIVE SCRIPT (CS) BAGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 5 TANON KABUPATE

0 0 19

Peningkatan Keterampilan Mengubah Teks Wawancara menjadi Narasi dengan Teknik Membuat Kerangka Tulisan pada Siswa Kelas VII D SMP Negeri 1 Wedarijaksa Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL KELAS VII SMP NEGERI 4 KERINCI JURNAL

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI KELAS VII SMP NEGERI 25 PEKANBARU

0 0 9